Danang : ” giliran gw nih bro ”
Me : ” okay !! eat that ball bro ! ”
Lekas saja di Danang menyodok bola putih itu dengan tangan gemetaran memegangi stik , bisa ditebak laju bola lagi lagi meleset. ” ahh anj*** “ umpatnya kesal sambil memukul tepian meja bilyard , kemudian ia menaruh stik ke tempat dudukan….. sepertinya ia sudah frustasi karena permainannya kali ini terlalu buruk , ia kesulitan untuk fokus dan berkonsentrasi , bahkan untuk memegang stik saja tangannya gemetaran….. senasib juga denganku yang sedari tadi baru berhasil memasukkan 2 bola saja , padahal sudah hampir sejam kami bermain bilyard dengan format US 14 balls.
Me : ” break dulu bro , let’s we drink a bottle of beer !! “
Danang : ” oke vig , gw juga udah males “
Kami berdua lalu duduk di sofa dekat meja bilyard , lekas saja kupanggil waiter buat ngambilin sebotol bir dingin …… 1 menit kemudian waiter itu kembali membawakan botol bir berikut 2 gelas besar juga pembuka botol , segera saja kubuka dan kutuang ke dalam gelas sampai penuh , bahkan busanya sampai tumpah karena aku menuangnya dengan buru buru.
Me : ” nih , minum dulu bro ! “
Danang : ” oke !! “
Dengan perlahan kureguk birku ” ahhhh !!…. “ sungguh terasa segar saat mengalir melewati tenggorokanku…. sambil minum kulihat Tony dan Sinyo masih asik bermain di meja yang agak jauhan dengan kami , kurasa permainan mereka juga sama buruknya dengan permainan kami…… intinya kondisi kami hari ini benar benar sangat buruk , kejadian mistis semalam benar benar mengguncangkan psikis kami berempat , 3 keranda mayat yang menghantui kami di jembatan Sengkaling itu bagaikan mimpi buruk namun ini bukan mimpi , ini benar benar nyata terjadi dan membuat kondisi kami jadi begini…. karena itulah kuajak ketiga temanku main bilyard di O2 Suhat ini , dengan harapan agar kami semua jadi terhibur dan lekas lupa dengan kejadian semalam….. namun nyatanya tak semudah itu mengembalikan kewarasan kami.
Me : ” eh nang , ntar gimana nasib kain kain itu ?! “
Danang : ” gw juga gak tau vig , gw pusing “
Tak lama kemudian Tony dan Sinyo terlihat memungkasi permainannya dan bergegas duduk di sebelah Danang , kupanggil waiter untuk membawakan sebotol bir lagi buat mereka.
Me : ” lu ngga pa pa ton ?! “
Tony : ” gw masih gemeteran inget yang semalem vig “
Me : ” kalo lu nyo ?! , dari tadi lu keliatan loyo terus ?! “
Sinyo : ” aduh vig , gw kayak ngga punya energi… tadi nyodok bola aja ngga bisa kenceng “
Waiterpun datang menyodorkan sebotol bir sama Sinyo , dengan lemas ia membuka botol dan menuang ke dalam gelas.
Me : ” ntar malem kita ada jadwal manggung ngga nang ?! “
Danang : ” kita ntar manggungnya di bali barong , tapi ya lu tau sendiri kita lagi kayak gini “
Sinyo : ” gw ngga sanggup nang manggung ntar malem “
Tony : ” udah cancel aja dulu , biar kita pulih kayak biasanya nang “
Danang : ” ya udah deh , sekarang gw telpon si bos “
Sementara si Danang menelpon boss kami , aku kembali berpikir tentang 3 kain penutup keranda mayat itu….. tadi pagi ketika terbangun kudapati 3 kain itu menutupi motornya Tony dan Danang , setelah kusingkirkan dari motor ketiga kain itu kutaruh di dekat pot bunga di teras kosan , akupun masih bingung harus diapakan kain kain itu.
Me : ” eh ton , kain kain tadi enaknya diapain ?! “
Tony : ” udah dibakar aja deh “
Sinyo : ” gila lu ton , kan ada tulisan arabnya ?!… bisa kualat ntar “
Tony : ” ah gw gak peduli , gw gak mau tau “
Kureguk birku dan kunyalakan sebatang rokok , kini aku terdiam dan mulai berpikir mencari solusi ” fuuhhhh!!….. “ 10 menit kemudian aku merasa telah menemukan solusi paling bijak.
Me : ” eh dengerin gini nih !! “
Danang : ” apaan vig ?! “
Me : ” kita kan liat 3 keranda mayat itu di jembatan sengkaling trus itu keranda kan pada jatuh di sungai brantas kan ?! “
Danang : ” iya , trus kita mesti buang kainnya ke sungai itu juga ?! “
Tony : ” aduuh gw ngga mau ke situ lagi , gw gak mau lewat jembatan itu lagi deh ”
Sinyo : ” iya , gw juga parno vig “
Me : ” ngga gitu bro , itu sungai kan ngalir sampai di kampus kita… ya kita hanyutin aja di kampus , it’s so easy man !! “
Danang : ” wah , bisa juga tu vig… kita hanyutin aja pas di jembatan gantung !! ”
Me : ” gimana ?! oke ?! “
Sinyo : ” ya udah vig , terserah lu aja deh “
Tony : ” kalo gitu kita cepetan aja deh vig !! sekarang udah mau jam 5 , gw takut juga kalo kemaleman “
Me : ” abisin dulu deh birnya !! “
Dengan terburu buru kami berempat mereguk bir sampai tersisa sedikit kemudian lekas patungan buat bayar , kami harus secepat mungkin balik ke kosan sebelum matahari terbenam dan hari beranjak petang.
Padatnya lalu lintas jalan Sukarno Hatta sore ini tak membuat laju motor kami melambat , dengan gesit kulewati berbagai kendaraan yang ada di depanku begitu juga si Danang yang membonceng Sinyo…. ketika sampai di jalan Candi Panggung langsung saja kami berbelok , tak butuh waktu lama tibalah kami berempat di perkampungan Tegalgondo belakang kampus UMM... begitu tiba di kosan langsung kuparkir motornya si Tony dan kemudian lekas kuambili tiga kain berwarna hijau itu , aku tidak mengambilnya dengan tangan telanjang tapi terlebih dahulu kubungkus telapak tanganku dengan kresek kecil yang kutemukan di teras , hal yang sama juga kulakukan pagi tadi , takutnya ntar aku bisa sial kalo asal megang itu barang mistis…. kini aku bingung mau membungkus kain kain ini pake apa , si Danang bergegas masuk ke dalam kosan kemudian ia keluar dengan membawa kresek besar yang biasa dipake buat laundry….. langsung saja kumasukkan ketiga kain ini dalam kresek besar itu kemudian kuikat ujungnya dengan kencang , beres sudah sekarang tinggal dibuang ke sungai saja….. tanpa buang waktu lagi kami berempat lekas beranjak meninggalkan kosan.
Me : ” oke bro , ayo ke jembatan gantung sekarang !! ”
Danang : ” iya ayo cepetan !! ”
Langkah kaki kami begitu tergesa gesa saat berjalan menuju gerbang belakang kampus UMM , bahkan saking tergesa gesanya kami tak menghiraukan sekumpulan cewe yang memanggil manggil nama kami dengan nada menggoda saat kami lewat depan kosan mereka , beberapa dari cewe cewe bahkan sempat mencegat kami sambil membawa ponsel…… sepertinya mereka pengen foto bareng kami , maklum saja mereka ngefans sama kami karena popularitas kami sebagai anak band yang sering unjuk gigi di kampus memainkan lagu lagu ADA band , Sheila on 7 atau Maroon 5…… tetapi bagi kami urusan yang satu ini jauh lebih penting daripada meladeni cewe cewe genit itu , apalagi hari sudah semakin gelap sehingga kami semakin mempercepat langkah kaki agar segera sampai di kampus.
Baru saja kami melintasi gerbang belakang kampus UMM mendadak kami berpapasan dengan Niken yang merupakan teman sekelasku juga si Danang , sepertinya dia baru saja kelar jam terakhir kuliah yang tak kami ikuti karena memang hari ini kami telah sepakat buat bolos.
Niken : ” eh guys !!!… tadi pada kemana kok ngga pada kuliah sih ?! ”
Danang : ” lagi capek nik , abis manggung semalem ”
Niken : ” trus lu pada mau kemana sih kok buru buru amat guys ?! ”
Me : ” kita mau… ini… ”
Niken : ” mau ngapain sih vig ?!… oh mau laundry baju ya ?! ”
Danang : ” iya nik , kita mau laundry kostum buat manggung ”
Niken : ” kostum manggungnya pasti keren kayak band koil ya ?! , eh gw lihat bentar dong kostum manggungnya kayak apaan ?! ”
Me : ” eh jangan ini udah gw iket nik ”
Danang : ” iya nih kita buru buru… besok mau dipake soalnya ”
Niken : ” gitu ya ?!.. ya udah deh kalo gitu bro... eh gw ke belakang dulu ya mau beli lalapan belut nih ”
Me : ” eh iya nik ”
Ada ada saja si Niken ini kepengen lihat isi bungkusan kresek besar ini , dipikirnya ini kostum buat manggung padahal…… bisa bisa dia pingsan kalo tau apa isinya.
Me : ” lu sih pake bilang mau laundry kostum manggung ”
Danang : ” ah gw ngasal aja tadi , udah ayo cepetan !! ”
Bergegas kami memasuki komplek kampus yang terlihat begitu sepi pada jam segini , kini kami terburu buru berjalan melewati kantin 3.5 , taman baca ICT dan tak lama kemudian sampailah kami di kantin FE….. jembatan gantung tujuan kami itu terletak tepat di sebelahnya kantin ini , segera saja kami melangkahkan kaki di jembatan yang terbuat dari papan kayu ini…… di bawah kaki kami mengalir sungai Brantas yang penuh bebatuan besar , sungai ini adalah sungai yang sama dengan jatuhnya 3 keranda mayat itu dan kini kami berempat telah siap untuk menghanyutkan 3 kain hijau yang menjadi penutup 3 keranda itu. ” gimana ?!… udah siap ?! ” tanyaku agak ragu ragu... tak ada kata terucap dari ketiga rekanku ini , anggukan kepala mereka sudah cukup menjadi jawabannya…… Kulihat jam tanganku sudah jam 6 kurang seperempat dan adzan maghrib telah berkumandang dari masjid kampus , sesaat kupandangi kawanan burung yang terbang melintas di langit yang mulai gelap ini kemudian tangan kananku yang memegangi bungkusan kresek besar ini terulur ke arah sungai.
Me : ” mulai sekarang semua berakhir bro !! ”
Danang : ” amin ”
Tony : ” amin ”
Sinyo : ” amin ”
Sekejap kemudian kujatuhkan bungkusan kresek besar ini yang kemudian segera hanyut terbawa arus sungai yang cukup deras , dengan tatapan nanar kami memandangi bungkusan itu sampai menghilang dari pandangan mata kami.