Rumah Kontrakan Angker Bekasi #6 - Cerita Seram Kaskus

Rumah Kontrakan Angker Bekasi #6

Dicerita sebelumnya aku telah ceritakan sebuah keanehan/penampakan sore hari dirumah kontrakan terkutuk itu, temanku yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan jelas melihat sosok wanita berbaring diatas tempat tidurku yang dikirannya adalah istriku sendiri, padahal sore itu istriku sedang tidak ada dirumah dia hari itu berada di tempat kerjanya alias lagi masuk siang, mau tau kelanjutan episode 6 ini ? simak cerita dari pengalaman ane berikut gan.

Sosok wanita yang dikira adalah istriku oleh temanku tidak ada, hanya daster berwarna biru dongker bermotif bunga-bunga yang tergeletak diatas spreai tempat tidur, aku coba mendekati dan memperjelas penglihatanku sementara dua orang temanku hanya berdiri sambil berbisik-bisik. " Oi bro lo yakin tadi lo liat apaan.....?' tanyaku kepada temanku, " suer bang gw lihat kok, nah itu bajunya yang ada dikasur loe sama persis sama yang gw lihat barusan, masa kalo emang cuma baju gw lihat ada rambut sama telapak kakinya...!!! ", pasca kejadian temanku aku 90 % percaya akan perkataannya, mungkin memang benar dia melihat sosok wanita berbaring disini ditambah pula baju yang dikenakan sosok wanita sama percis dengan baju yang tergelatak di kasur.

Kemudian aku mengajak kembali kedua temanku ke ruang tengah, kami bertiga berdiskusi bersama dengan kejadian yang baru saja kami alami, temanku terus meyakinkanku dengan apa yang dilihatnya, akan tetapi aku berpura-pura serius menanggapinya, ah biar saja dia terus mengoceh dengan begitu aku tau ceritanya. "Ehm bro mungkin lo salah liat kali " tanyaku, "astaga yobeee, kalo lo jadi gw lo bakal rasain apa yang gw rasain sekarang, gw merinding nih asli, gk mungkin gw salah lihat !! masa kalo emang baju ada rambutnya jelas lagi " jawabnya, kemudian temanku menyela sedikit pembicaraan kami " ehm cuy gw jadi pengen ngomong nih " ucapnya " ya elah ngomong aj kalee, kaya mau nembak janda aj loe ngomong aj pake bilang-bilang " candaku tersenyum meledek, " ini mungkin hanya perasaan gw atau apalah, tadi gw sampe disini duluan, terus gw lihat ada nenek-nenek lagi nyapuin rumah sebelah rumah lo, kayaknya dia mau bakar sampah-sampah situ, nah pas gw berenti didepan gerbang loe dia liatin gw dengan ekspresi kayak orang marah tapi dia ngak ngomong apa-apa, nah saat itu juga gw turun dari motor (motor tetep gw taru depan gerbang) gw ke warung beli rokok sebentar, pas gw balik dari warung gw dah gk ngeliat tuh nenek-nenek dan kayaknya ngak ada bekas orang habis nyapu padahal tadi gw denger jelas lho suara sapunya begitu juga sama sampahnya kayaknya dirapihin dan dikumpulin jadi satu tempat " cerita temanku yang sebenarnya sudah membuatku merinding ketakutan, "lanjut bro trus gimana " tanyaku, " ya ngak gimana-gimana ngak lama Musi (nama kawan gw yang barusan liat penampakan di kamar/sory nama gw samarin ya) dan ngak lama kemudian loe dateng ".

Pembicaraan kami saat itu sebetulnya saat itu panjang lebar dan penuh tanda tanya, hingga akhirnya kedua temanku pamit pulang, latihan di sebuah studio musik yang rencananya dilaksanakan setelah magrib kami batalkan, sepertinya mood kami sudah hilang. Lima menit setelah temanku pergi, akupun pergi meninggalkan rumah kontrakan itu, entahlah mungkin karena persaan takut dan memang aku sangat takut waktu itu dirumah sendiri.

Kutancapkan sepeda motorku menuju tempat kerja istriku di sebuah RS, profesi istriku sendiri adalah seorang perawat. Sesampainya disana aku langsung menuju ruang perawatan dimana tempat istriku berdinas, kuberitahu alasan ku kemari. Istriku mendengarkan sambil beberapa kali menghela nafas, kutahu dia mulai ketakutan, saat itu aku tidak bermaksud ingin membuat dia takut atau apa, aku ingin agar segera pindah dari tempat itu, suasana sudah sangat tidak nyaman dan benar-benar menakutkan apabila kejadian tadi sore terulang. Setelah mendengarkan ceritaku istriku terlihat agak pucat seperti orang sakit, kupegang tanganya suhunya agak dingin walau ruangan itu ber AC rasa dinginnya amat berbeda ketika kupegang tanganya, "mah kamu kenapa kok jadi pucat begini si, kamu lagi sakit ya" tanyaku, " enggak yah gak apa-apa, yah nanti malam kita pulang kerumah mbah aj ya aku mau lihat anak"jawab istriku, memahami atas maksud ucapannya sepertinya istriku tidak mau pulang kerumah kontrakan, mungkin dia agak sedikit trauma dengan ceritaku atau mungkin ada kejadian yang pernah dialaminya dan mirip dengan ceritaku barusan.

Malam itu juga aku bersama istriku pulang kerumah mertua, dijalan kami tidak bicara apa-apa atau mampir untuk makan malam (biasanya jika aku jemput istriku, dia selalu minta ditraktir makan malam). Sesampainya dirumah mertua/mbah/ibu aku meminta maaf kepada istriku apabila ceritaku tadi membuat dia takut dan sebagainya, "sudah tak apalah,hari ini aku memang cape banget" kata istriku. Kejadian sore tadi seperti suara meriam yang masih terngiang-ngiang dikupingku malam itu, walau tak mengalami sendiri namun misteri nenek-nenek dengan raut muka yang marah serta baju daster yang tergelak dikasur serta penampakan sosok seorang wanita yang sedang tertidur mengenakan daster mirip dengan yang waktu itu tergeletak dikasur benar-benar sulit kulupakan sampai aku tidak bisa tidur nyenyak malam itu.


=== Cerita Selanjutnya ===