Malang Mysterio #2 - Dikejar Gendruwo Di Gang Sebelah Matos - Cerita Seram Kaskus

Malang Mysterio #2 - Dikejar Gendruwo Di Gang Sebelah Matos

Dengan laju sedang sedang saja si Indro memacu motornya sementara aku yang diboncengnya asik melihat kiri kanan jalan Veteran , di sebelah kiriku tampak komplek kampus UM Malang dan di seberang kanan sana tampak berkelap kelip cahaya lampu dari bangunan Matos , salah satu Mall besar di kota Malang…. tadi kami baru saja dari jalan Ijen menyaksikan acara tahunan Malang Tempoe Doeloe dan sekarang kami mau ngopi di warungnya Cak Pur yang terletak di jalan Soekarno Hatta , tepatnya di depan kampus Poltek Malang….. untuk mempersingkat jarak lebih baik kami melewati gang yang berada di samping Matos daripada harus kejauhan lewat jalan Gajayana , tak berapa lama kamipun menyeberang dan memasuki gang sempit ini , di mulut gang tampak warung warung kumuh berjejeran dan terlihat kontras dengan kemegahan Matos yang berada di sampingnya… beginilah pemandangan khas dari kota besar , antara kumuh dan mewah hanya terpisahkan oleh gang sempit yang kami lewati malam ini.

Beberapa meter setelah melewati mulut gang kami mendapati keadaan yang gelap dan sepi , sebelah kanan gang hanya ada lahan kosong yang ditumbuhi rerumputan liar sementara di sebelah kiri agak jauh terlihat rumah rumah penduduk yang sekaligus membuat keadaan menjadi agak sedikit remang karena tak ada satupun lampu jalan yang berdiri di sepanjang gang ini… bisa dibilang gang ini masih terlalu gelap untuk dilewati.

Me : ” ayo cepet rodok banter !! ”

(ayo cepet agak kenceng !!)

Indro : ” iyo , iki masalahe aku yo rodok ra kethok. ”

(iya , ini masalahnya aku juga agak ngga kelihatan)

segera saja kusuruh si Indro mempercepat laju motornya dan jujur saja aku mulai agak merinding melewati gang ini saat malam hari seperti ini , namun entah kenapa laju motor si Indro yang tadinya sempat agak cepat tiba tiba malah melambat…..lebih buruknya lagi tiba tiba laju motornya jadi tersendat sendat dan kemudian mesinnya mati.

Me : ” nyapo ki montormu ?! bensine enthek tho ?! ”

(kenapa ini motormu ?! bensinnya habis tha ?!)

Indro : ” ora , mau sek sak literan kok ”

(ngga , tadi masih seliteran kok)

Me : ” lha trus nyapo ki kok mogok ?! ”

(lha trus kenapa kok mogok ?!)

Indro : ” mboh iki aku yo ra ruh , opo busine paling ”

(entah ini aku juga ngga tau , apa businya mungkin)

Memang benar benar sial malam ini , bagaimana bisa motornya si Indro malah mogok di gang yang sepi dan gelap begini !!!… ” jancuuuk tenan !! ” gerutuku sambil menendangi batu batu kecil di tepian gang sementara si Indro berusaha menstarter motornya berkali kali , sayang usahanya itu tak membuahkan hasil…. mesin motor tak kunjung mau hidup.

Kesal karena motornya distarter ngga kunjung hidup , si Indro turun lalu membuka joknya , ia mencari cari kunci busi dan berniat mengecek busi motornya.

Indro : ” njajal tak deloke sek busine !! ”

(coba aku lihat dulu businya !!)

Me : ” yo ndang cepet wae !! “

(ya yang cepet aja !!)

dengan tergesa aku berjalan ke lahan kosong di kanan gang , kubuka celanaku dan ” cuuuuurrr ” kubuang hajat kecil di parit pinggir gang ini… ngomong ngomong merinding juga pipis di sini apalagi semilir angin malam membuatku agak menggigil….adem rekk !! , sambil pipis mataku juga melihat lihat lahan kosong yang gelap gulita ini , tanpa sengaja mataku menangkap sekelebat bayangan hitam tinggi menjulang… tak percaya dengan apa yang kulihat , kucoba mengamatinya lebih seksama lagi…. bayangan hitam itu berjalan jalan dengan cepat dan tiba tiba saja lenyap dari pandanganku , seketika jantungku berdegup kencang dan dengan terburu buru kuselesaikan urusan pipisku ini lalu kembali ke tempat si Indro sedang mengecek busi motornya.

Me : ” ayo cepet !! wes kenek rung ?! ”

(ayo cepet !! udah bisa belum)

Indro : ” sakjane busine ra po po lho ”

(sebenernya businya ngga apa apa lho)

Me : ” lha trus apane ?! ”

(lha trus apanya ?!)

Indro : ” lha kuwi aku yo ra ruh ”

(lha itu aku juga ngga tau)

Di tengah keadaan yang mulai terasa mencekam kukatakan pada si Indro soal sosok bayangan hitam di lahan kosong tadi , aku mulai merasa khawatir jika sesuatu yang buruk akan menimpa kami berdua.

Indro : ” mosok tho ?! ”

(masak sih ?!)

Me : ” tenan iki mau ra ndubus aku ”

(beneran ini tadi ngga bohong aku)

Indro : ” kethoke seng kok omongne kuwi seng diarani gendruwo ”

(kayaknya yang kamu omongin itu yang namanya gendruwo)

Me : ” halah mbuh , ra ngganceng arep gendruwo opo gatutkoco ra ngurus aku , ayo cepet !! ”

(entahlah , ngga peduli mau gendruwo atau gatutkaca ngga peduli aku , ayo cepet !!)

Kami merasa panik dan bingung sendiri dengan keadaan ini , tiba tiba saja tercium aroma pesing dan busuk seperti (maaf) tai … makin lama baunya kian menyengat hidung kami.

Indro : ” jancuk , tenan omonganmu ki mau ”

(jancuk , bener omonganmu tadi)

Me : ” wes ndang lebokno kabeh kuncimu , ayo mbalik nang ngarep matos wae !! ”

(udah cepet masukin semua kuncimu , ayo balik ke depan matos aja !!)

Daripada ngurusin motor mogok , aku menyuruh si Indro buat balik lagi ke mulut gang… kami berdua mau tak mau harus mendorong motor sial ini dan belum sempat si Indro memasukkan kunci busi ke dalam jok motor mendadak terdengar suara menggeram ” aarrrgggg !!.. aarrrggg !!!.. ” kami yang mendengarnya langsung terperanjat dan kian merinding tak karuan.

Me : ” Ayo mlayu tak surung ko mburi ”

(Ayo lari aku dorong dari belakang)

Indro : ” iyo..ayo.. tak putere sek montorku !! “

(iya..ayo.. aku puter dulu motorku !!)

Dengan sekuat tenaga kami berdua mendorong motor agar secepatnya sampai ke mulut gang , peluh kami bercucuran dan kekalutan mendera kami dengan akut.

Me : ” Ojo mengo mburi , surung terus ndro !! ”

(Jangan tengok belakang , dorong terus ndro !!)

Indro : ” Iyo..iyo.. ”

entah kenapa si Indro terus terusan menengok ke arah belakang , akupun mulai penasaran ada apa di belakang kami , apakah Gendruwo itu mengikuti kami ?!…. Sambil terus mendorong motor kupaksakan diriku untuk melihat ada apa dibelakang dan ” Oh my goooodd !! ” sosok yang disebut Gendruwo itu ternyata mengikuti kami dengan langkah cepat…. di tengah kegelapan tampak postur tubuhnya yang tinggi menjulang dan kedua matanya yang merah menyala…. saking takut aku melihatnya tiba tiba saja kaki kananku terantuk batu ” buukkk ” akupun terjatuh dan sialnya si Indro tidak berhenti menolongku , ia tetap mendorong motornya dengan kencang dan meninggalkanku yang jatuh tersungkur di gang yang gelap ini… ” Oh shit !! , tulung ndro !! , asu kowe !! ” umpatku penuh maki...... sementara di belakangku sosok itu terus mendekat dan mendekat , ” aahhh !!!…. aahhh !!! ” saking paniknya aku berteriak sejadinya jadinya.

Aku tak punya daya untuk bangkit dan hanya bisa pasrah sama yang Kuasa , rasa kalut begitu luar biasa mencengkeramku saat kulihat sosok itu kian mendekat…. dengan jarak sekitar 4 meteran di hadapanku aku benar benar ketakutan menatap sosok Gendruwo itu , suara geramannya pun kian menciutkan nyaliku ” ggrhh !!…. grrhh !! ….ggrhh !! ” dari jarak sedekat ini mataku bisa melihatnya lebih jelas lagi…. tubuhnya dipenuhi bulu bulu hitam lebat , kulit mukanya kasar seperti luka bakar , di mulutnya ada taring taring , kuku kukunya juga begitu panjang dan matanya merah menyala seperti bara arang yang membara. ” ohh !!! ngaleh kowe !!!.. ngaleho kono !!!… ngaleh !!! ” (oh !!! pergi kamu !!!..pergi sana !!!..pergi !!!) kucoba mengusirnya sebisaku dan berharap makhluk ini benar benar pergi , tapi ia tak bergeming dan tetap berdiri di hadapanku…. entah apa yang akan dilakukannya kepadaku aku sudah pasrah , bahkan tubuhku yang masih tersungkur ini mulai merasa kaku dan berat , sulit untuk bangun dan menggerakkan kakiku…. ” uuhh…uhh..” apalagi kepalaku mulai terasa berat dan pandangan mataku menjadi kabur.

Di saat aku sudah pasrah sayup sayup mulai kudengar suara gaduh di belakangku , sepertinya suara deru motor dan suara teriakan beberapa orang…. mendadak sosok Gendruwo di hadapanku menghilang entah kemana , ” aahhh… ahhh… ” aku merasa lega saat seberkas sorotan lampu motor mendekat ke arahku , perlahan tubuhku bisa digerakkan lagi… aku rebah terlentang di tengah jalan , energiku benar benar habis… ” ahhh… ahh.. ” sebelum akhirnya ada seseorang mengangkat tubuhku lalu menaikkanku ke jok motor , si Indro juga ikut naik di belakangku dan mengapitku di tengah , seorang bapak bapak ini lalu membawaku ke warung di mulut gang tadi…. sesampainya di sana tubuhku direbahkan di amben bambu , ibu pemilik warung memberiku segelas wedang jahe hangat dan bapak tadi memijati bahu dan tengkukku… ” ahh… ahh… ” aku merasa terselamatkan oleh pertolonganNya , aku merasa terbekati oleh keajaibanNya.

menurut penuturan ibu pemilik warung memang daerah ini sangat angker sejak dulu , jauh ketika Matos belum berdiri di daerah ini ada sebuah sekolahan yang hampir tiap hari siswanya mengalami kesurupan , bahkan meskipun telah dilakukan pengruwatan berkali kali tetap saja penunggu daerah ini tak mau pergi…. kini setelah Matos berdiri masih saja ada orang yang kesurupan , entah itu para karyawan atau sekedar orang yang lewat gang ini seperti kami dan sosok penunggu daerah ini tiada lain tiada bukan adalah Genderuwo yang tadi mengejar kami.