Malang Mysterio #1 - Diganggu Tuyul Di Kosan Dekat Kampus STIA #1 - Cerita Seram Kaskus

Malang Mysterio #1 - Diganggu Tuyul Di Kosan Dekat Kampus STIA #1

Malam terasa kian larut saja ketika aku dan teman SMA ku si Indro tengah asik ngopi di warungnya Cak Pur yang berada di depan kampus Poltek Malang , kami masih menonton pertandingan bola antara Chelsea vs Arsenal yang kini memasuki menit ke 87 dan kedudukan sementara masih unggul Chelsea 1-0

Me : ” Hayoh iki iso ngegolne po ra adebayor ?! ”

(hayoh ini bisa ngegolin pa ngga adebayor ?!)

Cak Pur : ” Paling ngko ape nendang bal gak pas maneh ”

(mungkin nanti mau nendang ngga pas lagi)

Indro : ” Wes deloken ae ki cak! ”

(udah lihat saja cak!)

tepat di menit ke 90 Adebayor berhasil masuk ke kotak penalti dan bersiap menembak bola ke gawang Chelsea yang di jaga oleh Cech , and quess what ?!… tembakan penyerang Arsenal ini lagi lagi tidak mengarah ke gawang , bola hanya melaju ke sisi atas sebelah kanan gawang… pupus sudah harapan Arsenal mendapatkan 1 point dari laga ini.

Indro: ” Woh aseem !!! goblok tenan wong iki !!! ”

(woh aseem !!! goblok banget orang ini !!!)

Me : ” Seng goblok yo arsene wenger tuku pemain ra mutu ”

(yang goblok ya arsene wenger beli pemain ngga mutu)

Cak Pur : ” wes , mudhun klasemen iku arsenal , angel kate juara ”

(udah , turun klasemen iku arsenal , sulit mau juara)

kulihat layar ponselku waktu sudah menunjukkan hampir jam setengah 1 malam , segera saja aku mengajak si Indro buat balik ke kosan…. sebelumnya aku bayar 2 gelas kopi kami lalu kamipun berpamitan pada Cak Pur yang tampak mulai bersiap menutup warungnya.

Me : ” muleh sek cak !! ”

(pulang dulu cak !!)

Cak Pur : ” oyi , mene mrene yo ”

(iya , besok ke sini ya )

Dengan berboncengan motor kami melaju melintasi jembatan Suhat , Watu Gong , pertigaan Dinoyo dan ketika tengah melintas di depan kampus Unisma mendadak si Indro ngajak ngomong.

Indro : ” Ayo tuku ombe !! ”

(Ayo beli minum)

Me : ” duitku ngepres ki , dino rebo ae ”

(uangku ngepas ini , hari rabu aja)

Indro : ” Tak bayari ki , mari njupuk soko atm aku… gelem ra ?! ”

(Aku bayarin ini , habis ambil dari atm aku… mau ngga ?!)

Me : ” Yo wis , oyi ae aku bro… ayoooh !! “

(ya udah , oke aja aku bro…ayoooh !!)

Entah kenapa mendadak si Indro pengen minum minum , biasanya jika kami berniat minum bareng maka jam 7 malam kami sudah patungan duit , tapi ya sudah ngga apa apa lagian dia yang bayarin… sopo seng ra gelem rekk !?!?

Perlahan si Indro melambatkan laju motornya saat kami tiba di pasar Dinoyo , segera saja dia menyeberangi jalan lalu berhenti di sebuah kios kecil yang masih sekomplek dengan pasar…. kios inilah jujukan kami para kubamer jika ingin membeli minuman , mau apapun tersedia semua di sini : Mansion house , Brandy , Stanley , Topi Miring , New port dan saudara saudaranya …… rupanya si Indro memesan 2 botol Brandy yang ukurannya kecil tapi kadar alkoholnya cukup tinggi dan tak perlu dioplos dengan bir.

Indro : ” Piye ngombe brandy wae yo ?! jam semene ki ”

(gimana minum brandy aja ya ?? jam segini nih)

Me : ” Yo sakarepmu ”

(ya terserah lu)

Setelah pesanannya dibungkus kresek , si Indropun segera membayar dan kami bergegas kembali ke kosan… kali ini dia agak ngebut , maklum udara kota Malang semakin malam semakin dingin menusuk kulit……Tak sampai 5 menit kami telah sampai di depan pom bensin Tlogomas yang telah tutup , dengan cepat si Indro menyeberangi jalan dan segera memasuki jalan sempit di sebelah pom bensin itu…. jalan ini bernama Baiduri Bulan , di jalan inilah terletak kampus STIA tempat si Indro berkuliah dan juga rumah kecil tempatnya indekos sejak 2 bulan lalu…. akupun sering menginap di kosannya jika sedang bosan di kosanku sendiri , seperti halnya malam ini.

Pagar besi kosan baru saja kututup dan kugembok , sementara si Indro memasukkan motornya ke lorong depan kamarnya dimana aku tadi juga memarkir motorku di situ , maklum saja rumah kecil ini tak memiliki garasi…. selain itu jumlah kamarnya hanya ada 4 , itupun hanya 2 kamar saja yang berpenghuni… 1 kamarnya si Indro dan 1 nya lagi kamarnya si Iman yang belakangan tak pernah kelihatan batang hidungnya , entah apa kegiatannya di luar….. sementara 2 kamar yang kosong terletak di lantai 2 yang suasananya tampak gelap remang remang , memang aneh rasanya jika kosan yang jaraknya hanya selemparan batu dengan kampus STIA ini masih menyisakan kamar kosong dan terasa terlalu sepi…. kami berdua tak mengerti apa alasannya dan kami juga tak terlalu peduli….. sementara si Indro masih merapikan posisi motornya di lorong , aku langsung menuju ke kamar kecil yang letaknya terpisah dengan bangunan induk…. untuk ke sana harus melewati pekarangan yang dipenuhi pohon pisang dan juga tiang jemuran , belum lagi jika malam begini… keadaannya cukup gelap dan menyeramkan , hanya pantulan cahaya lampu dari lorong saja yang memberi sedikit penerangan , dan dibalik rimbun dedaunan pisang terlihatlah kamar kecil yang cuma beratap asbes dan berdinding semen , pintunyapun hanya pintu kayu berlapis seng dan bohlam 5 watt menjadi satu satunya penerangan di kamar kecil ini.
Quote:
Dengan tergopoh gopoh aku sampai ke kamar kecil dan langsung menarik pintunya secara cepat ” cuuuuurrr ” urusan buang airpun tuntas , segera kuambil air dari dalam ember besar buat menyiram kencingku biar ngga pesing lalu akupun mulai mencuci muka , tangan , dan kakiku… Sekembalinya dari kamar kecil aku langsung masuk ke kamarnya Indro , kulihat jam dinding sudah jam 1 malam dan sudah waktunya untuk membuka botol Brandy… bagi kami para mahasiswa di Malang adalah hal yang sudah biasa menghabiskan malam dengan berkumpul dan minum minum alias kubam kubaman , tak heran kalau lewat tanggal 20 kami sudah bokek dan harus ngutang sana sini… istilahnya gali lobang tutup lobang..ho..ho..ho… kini si Indro sudah membuka botolnya dan mereguknya pelan pelan , akupun juga mulai melakukan hal yang sama ” aahhhh ” beberapa teguk Brandy mengalir lancar melewati tenggorokanku dan tubuhkupun mulai terasa hangat…..dinginnya udara malam di kota Malang perlahan lahan mulai tak terasa lagi , kini yang kami rasakan hanyalah rasa hangat dan rilex.

Indro : ” Ayo gitaran wae ”

(Ayo main gitar aja)

Me : ” oyi , lagune opo ki ?! ”

(iya , lagunya apa ini ?!)

Indro : ” seng slow wae bro !! ”

(yang slow aja bro !!)

Me : ” anu.. anjelie wae ”

(anu.. anjelie saja)

Indro : ” oke !! ”

sambil minum kami gitaran bernyanyi lagu lagu slow ballad mulai dari ‘ Anjelie ‘ nya Flanella sampai ‘ Terlalu Manis ‘ nya Slank…. saking asiknya tak terasa sudah sejam lebih kami bernyanyi sambil mereguk Brandy yang kini hanya tersisa seperempatnya saja di botol… si Indro meletakkan gitarnya dan kemudian berdiri.

Indro : ” sek vig , aku kebelet nguyuh ”

(bentar vig , aku kebelet pipis)

Me : ” yo ndang ngguyuh kono ”

(ya cepet pipis sana)

Dengan langkah terhuyung huyung setengah mabuk dia berjalan ke kamar kecil sementara aku ganti memainkan gitarnya ” jreng…. jreng… jreng….” waktunya nyanyi sebuah lagu dari Bang Haji ” Minuman keras miras, apa pun namamu…Tak akan kureguk lagi dan tak akan kuminum lagi walau setetes “

Sementara aku masih asik gitaran sendiri di kamar , tiba tiba saja dari luar terdengar teriakannya si Indro…. spontan aku keluar dan menyusul dirinya yang masih berada di depan kamar kecil.

Me : ” woe !! , nyapo kowe bengok bengok ?! ”

(woe !! , kenapa kamu teriak teriak ?!)

Indro : ” iki mau ono bocah cilik neng ngisor uwet gedang ”

(ini tadi ada anak kecil di bawah pohon pisang)

Me : ” heleh ?! mosok tho ?! mabok kowe kuwi !! ”

(heleh ?! masak sih ?! mabok kamu itu !!)

Indro : ” ora , tenanan sumpah !!.. aku ngerti tenan bocahe ngadek neng kono ”

(ngga , beneran sumpah !!.. aku lihat beneran anaknya berdiri di situ)

Me : ” wes ayo mbalik neng kamar , kakehen ngombe kowe ki ”

(udah ayo balik ke kamar , kebanyakan minum kamu ini)

Kami lalu berjalan kembali ke kamar dan sejujurnya aku tak percaya dengan apa yang dikatakan si Indro , katanya ada anak kecil di dekat pohon pisang… mana ?!.. kuanggap omongannya tak lebih dari omongan orang yang terlalu teler sehingga mungkin berhalusinasi saat berada di tempat gelap…. lagian selama ini kami tak pernah mendapati hal hal mistis apapun di rumah kos ini…..Sesampainya di kamar si Indro langsung menutup pintu dan dengan wajah yang terlihat panik dia menceritakan lagi apa yang barusan ia alami .

Indro : ” iki mau tenanan !! aku ngerti dhewe “

(ini tadi beneran !! aku lihat sendiri)

Me : ” wes tho ra sah dibahas , ayo gek ndang dientekne ombene terus turu “

(udahlah ngga usah dibahas , ayo cepet habisin minumnya terus tidur)

Indro : ” sumpah !!!… aku ra ngapusi..enek cah cilik iki mau..gedine sak…. “

(sumpah !!!.. aku ngga bohong ada anak kecil tadi.. besarnya se…)

belum sempat si Indro menyelesaikan omongannya tiba tiba saja ” brakkk !!!! “ terdengar suara gaduh di luar , begitu kerasnya sampai aku yakin bukan kucing yang melakukannya…… seketika kami saling pandang dan kemudian keluar kamar.

Me : ” opo ki mau ?! ”

(apa itu tadi)

Indro : ” yo iku mungkin cah kuwi mau !!

(ya itu mungkin anak tadi)

Me : ” ayo didelok wae !! ”

(ayo dilihat saja !!)

aku mengajak si Indro menuju tempat cuci yang berada di sebelah kamar mandi , aku yakin asal suaranya dari sana….. dan apa yang telah terjadi ?!?!… ember dan bak bak plastik yang biasanya ditumpuk kini pada berserakan tak karuan , seolah baru ditendang oleh seseorang…. sesaat kami saling pandang penuh keheranan dan tiba tiba saja ” srak..srak..srak..” dari balkon lantai 2 berjatuhan hanger hanger plastik , semuanya berhamburan di pekarangan antara lorong dan kamar mandi.

Me : ” Jancuk !! , iki enek opo iki ?!

(jancuk !! , ini ada apa ini ?!)

Indro : ” Aku yo bingung iki ”

(aku juga bingung ini)

Perasaan kami begitu panik dan bingung sendiri dengan apa yang terjadi , rasa takutpun perlahan mulai mencengkeram , apalagi tak satupun dari kami yang hafal ayat ayat suci , bagaimana kami harus menghadapi jika ternyata sosok anak kecil yang dikatakan si Indro benar benar ada dan membuat ulah yang lebih dahsyat lagi ?!.. kami berdua sungguh takut.