Pak badin menepuk pundakku seraya berkata "lebihlah mendekatkan diri kepada Yang Diatas dan mintalah perlindungan dari-Nya" bersamaan dengan itu terdengar sayup-sayup suara adzan ashar, pak Badin lalu bergegas berdiri sambil dan mengajaku berjamaah di mushola terdekat.
Adem dan lebih lega dari yang sebelumnya jarang-jarang aku masuk mushola sholat berjamaah, walau hanya 1 shaf dan itupun tidak panjang tapi kekhusukan para jamaah membuatku merasa lebih rileks. Selesai itu aku dan pak Badin pulang bersama menuju arah yang sama, dijalan beliau tidak banyak berkata apa-apa, jika terlihat bicara itupun hanya sapaan kepada orang-orang yang berpapasan dijalan. Dipertigaan kami harus berpisah, sebenarnya ada satu hal yang ingin kupinta darinya tapi sebelum aku bicara pak Badin mengatakan "tidak ada kekuatan yang melebihi kekuatan Tuhan Yang Maha Pencipta" banyak-banyaklah bermunajat kepada-Nya, mintalah pertolongan hanya kepada-Nya, perbanyaklah dzikir karena itu apa yang kamu butuhkan saat ini, kamu jgn berharap saya akan memberikan sesuatu yang nantinya bisa membuat kemusyrikan". Haaah, walau aku mengerti maksudnya tapi apakah aku akan bisa, padahal ya itu tadi yang terakhir aku berharap pak Badin membuatkan sesuatu atan apalah yang berwujud sebuah benda yang dapat menangkal atau mengusir mahluk halus, tak lama kemudian pak Badin pergi meninggalkanku, aku meneruskan langkahku kerumah orang tuaku.
Seperti kembali dengan tangan kosong
Selepas Maghrib aku pamit kepada kedua orangtua untuk kembali ke Jakarta, aku hanya menitip pesan kepada mereka agar mendoakan aku dan keluarga agar selalu sehat walafiat. Seperti kembali dengan tangan kosong, tak ada sesuatu yang bisa kubawa hanya nasihat saja yang kuingat. Sesampainya dirumah mertuaku terlihat istri dan anaku sedang menunggu kedatanganku di bangku depan rumah. Perhatianku selalu tertuju kepada anaku yang baru berumur 1 tahunan, teringat pesan pak Badin agar aku dapat menjaga istri dan anaku, mungkin karena terlihat kelelahan istrikupun tak banyak tanya tentang apa saja yang aku dapati dirumah orangtua, dia hanya menawarkan minuman kopi atau teh, aku memilih teh karena malam ini aku mau rileks beristirahat.
Pagi hari esoknya rutinitas pekerjaan kami lakukan kembali seperti biasa, istriku masuk pagi dan akupun pagi sampai sore hari jam 3 aku jemput istriku ditempat kerjanya dan kami pulang ke bekasi kerumah kontrakan. Awalnya aku tak mau bercerita atas apa-apa yang diceritakan pak Badin, tetapi pikirku akan lebih buruk lagi jika aku tidak menceritakannya, lalu aku putuskan untuk menceritakannya kepada dia.
Istriku mulai bicara
Yup kupilih warung bakso yang berada sebelum tanjakan yang mau kearah bintara di depan lapangan futsal kalo tidak salah dan daerah itu masih masuk Jakarta Timur. Kami berdua memilih meja paling pojok dan memesan 2 mangkok baso. Kumulai hasil pembicaraanku kemarin dengan pak Badin bersama istriku, tapi sebelum aku bicara aku tanyakan kepada istriku "apakah kamu pernah merasakan hal-hal yang aneh atau yang tidak biasa", entah bagaimana istriku mulai mau, sepertinya dia mulai mengerti tentang maksud pertanyaanku.
"Sebenarnya aku sudah lama ingin bercerita tapi aku takut kamu kepikiran"ucapnya, "lho emang ada apa ?" jawabku, lalu istriku melanjutkan pembicaraannya, " pernah aku mengalami sesuatu yang sepertinya akupun takut untuk menceritakannya kembali", "trus" jawabku, "kejadiannya sewaktu aku pulang kerja sekitar jam 4 sore waktu itu kamu dinas siang, aku pulang kerumah dan rasanya capek sekali, lalu aku berbaring di tempat tidur,", "lanjut"jawabku, "waktu itu gk tau kenapa rasanya capeknya benar-benar capek apalagi ketika aku rebaan di kasur rasanya kok lemes banget dan gk kuat bangun, padahal aku pengen ke toilet tapi gk bsa bangun, akhirnya aku tertidur". "trus"jawabku lagi, " tidurku rasanya pulas sekali, tapi aku merasakan hal aneh ? jadi aku gk tau ini aku mimpi atau tidak, tapi posisiku aku ingat masih di kasur dan perasaan ini antara tidur dan terbangun (sebelumnya agan-agan kaskus pernah gk ngalamin kayak gini, tidur tapi diantara tidur dan bangun...?)", "trus mah"jawabku lagi, "aku melihat seperti orang tinggi dan badanya besar sekali, warnanya hitam,dia berdiri tepat dihapanku tapi aku bisa melihat bagian kepala karena sangat tingginya seakan-akan melebihi langit-langit atap rumah"kata istriku, sambil menghela nafas aku mengkaitkan perkataan istriku dengan informasi pak Badin, bahwa dikamar tidur memang ada satu penunggu dan sepertinya dia yang paling lama tinggal disana.
Gangguan terhadap istriku tak sekali atau dua kali
"Ok deh mah jgn diterusin dulu, kira sebelum-sebelumnya ada lagi gk"tanyaku, "pernah ada suara ketukan tapi tak ada orang, aku kira anak-anak sini minta sumbangan orang meninggal (ditempat ane dulu anak-anak mudanya seneng banget kalo ada yang meninggal kayaknya soalnya yang meninggal siapa yang minta sedekah siapa...aneh)
=== Cerita Selanjutnya ===