Me : " onok berita opo iki rekk ?!?! "
(ada berita apa ini rekk ?!?!)
Niken : " eh vig ?! , nih lu baca aja sendiri ada apaan "
Segera saja si Niken menyerahkan lembaran koran yang dibacanya kepadaku , ketika kulihat foto yang terpampang di halaman koran tampak sebuah mobil taruna yang kondisinya remuk tak karuan dan juga beberapa orang yang tengah mengevakuasi mayat para penumpang yang kondisinya cukup mengenaskan.
Me : " loh iki onok tabrakan ndek mbatu tha ndik ?!? "
(loh ini ada tabrakan di batu tha ndik ?!?)
Pendik : " iyo vig , lagek ndek emben jam 1 bengi "
(iya vig , baru 2 hari kemaren jam 1 malam)
Memet : " ngeri vig pokoke , gak kuat aku ndelok mayite "
(ngeri vig pokoknya , gak kuat aku lihat mayatnya)
Niken : " serem tuh vig ampe segitu banyak darahnya "
Tanpa buang waktu aku segera duduk dan membaca dengan lebih seksama lagi , ada 9 orang mahasiswa yang baru saja pulang dari sebuah villa di daerah Songgoriti kota Batu dan nasib naas menimpa mereka..... mobil taruna yang mereka tumpangi tiba tiba oleng dan menabrak pohon angsana yang berada di trotoar jl Jend Sudirman , tak jauh dari pom bensin.
Me : " mari kubam tha iki ndik ?!? "
(abis mabok tha ini ndik ?!?)
Pendik : " kethoke podo mendem kabeh iku , pas ndek villa lak podo pesta arek arek iku vig "
(kayaknya pada minum semua itu , pas di villa kan pada pesta anak anak itu vig)
Memet : " kudune nek teler ki gak sah nyetir mobil ya ndik , tiwas bongko koyok ngono iku "
(harusnya kalo teler tu gak usah nyetir mobil ya ndik , daripada mati kayak gitu)
Niken : " gak cuma mabok doang vig , pada pesta sex juga loh "
Me : " mosok tha nik ?!? "
Niken : " lanjutin deh bacanya "
Kulanjutkan membaca paragraf berikutnya , menurut keterangan saksi ada sejumlah botol miras yang ditemukan di dalam mobil , bahkan beberapa penumpang ditemukan dalam kondisi bugil total.
Me : " gendeng ndik , ndek njero libom yo sek diterusno nek main "
(gendeng ndik , di dalem mobil ya masih diterusin kalo maen)
Pendik : " paling mergakno gurung tutuk nek main ndek villa "
(mungkin gara gara belum tuntas pas main di villa)
Niken : " ha..ha.. parah tuh vig "
Semakin lama aku semakin tercengang membaca fakta fakta yang disajikan berita ini , ternyata korban kecelakaan maut ini semuanya adalah para mahasiswa dari berbagai kampus di seantero kota Malang , yang mengejutkan adalah saat kudapati seorang korban yang berstatus mahasiswi UMM , bahkan sejurusan dengan kami di Ikom..... mahasiswi itu bernama Memei.
Me : " mbak memei iki arek semester 8 tibakno ndik "
(mbak memei ini anak semester 8 ternyata ndik)
Pendik : " iyo vig , arek pasuruan iku ....mesakno rekk "
(iya vig , anak pasuruan itu...kasian rekk)
Memet : " mbok yo gak sah melok dolen ndek mbatu wae yo ndik lak saiki isek urip areke , wes kadung kedadian ngene iki akhire malah bablas pisan "
(mbok ya gak usah ikut main ke batu aja ya ndik pasti sekarang masih hidup anaknya , udah terlanjur kejadian kayak gini akhirnya malah bablas sekalian)
Pendik : " wes nasib ngono iku met ape piye maneh ?!? "
(udah nasib kayak gitu met mau gimana lagi ?!?)
Memet : trus kosane mbak memei ndek endi iku ndik ?!?!...konco konco kosane opo gak podo pindah kabeh lho ndik ?? "
(trus kosannya mbak memei dimana itu ndik ?!?!.. temen temen kosannya apa gak pada pindah semua lho ndik ??)
Pendik : " babah met , wes kon ojo takon terus aku dhewe yo gak ngerti opo opo "
(entah met , udah kamu jangan tanya melulu aku sendiri juga gak tau apa apa)
Niken : " gw gak bisa bayangin aja bisa kayak gitu nasibnya "
Memang kami semua sama sekali tak mengenal mbak Memei yang kini kuliahnya telah menginjak semester 10 , bahkan ia masih menyisakan skripsi yang terbengkalai pengerjaannya karena 4 judul skripsi yang diajukan sebelumnya selalu ditolak oleh dosen.
Me : " mesakno yo ndik , skripsine gurung rampung "
(kasian ya ndik , skripsinya belum rampung)
Pendik : " padahal kurang sithik dadi sarjana ya vig "
(padahal kurang dikit jadi sarjana ya vig)
Memet : " ngono iku wong tuwone opo gak nangis gero gero yo ndik ?! "
(kayak gitu orang tuanya apa gak nangis meratap ratap ya ndik ?!)
Pendik : " gak trimo nangis met , paling ngasi semaput "
(gak terima nangis met , mungkin sampe pingsan)
Niken : " kita doain aja deh , moga aja arwahnya mbak memei bisa tenang ya "
kepergian mbak Memei yang begitu tragis ini membuat kami tersadar bahwa kematian bisa datang kapan saja dan dimana saja , hanyalah doa yang bisa kami panjatkan kepadanya semoga amal ibadah Mbak Memei diterima serta dosa dosanya diampuni oleh Tuhan.
Di dalam kelas kami semua sama sekali tak fokus dengan apa yang dijelaskan oleh dosen , justru kami malah asik sendiri membahas berita tragis soal kecelakaan maut itu.... yang membuat kami terheran heran adalah bagaimana bisa mobil taruna itu hancur tak berbentuk padahal hanya menabrak sebatang pohon angsana yang ternyata diameter batangnya hanya seukuran pohon pepaya saja , anehnya pohon itu sama sekali tak roboh meskipun ditabrak dengan kecepatan tinggi.... dari foto yang ditunjukkan Zul melalui ponselnya kami bisa melihat kondisi pohon angsana yang hanya terkelupas kulitnya itu.
Zul : " aneh kan vig ?!? "
Me : " ngga masuk akal zul "
Yohana : " padahal kenceng banget lho itu nabraknya vig , kan abis diuji sama polisi jadi tau kecepatan mobilnya "
Danang : " buset juga ya malah mobilnya yang remuk zul , orangnya juga sampe mati semua "
Zul : " pasti ada gaibnya nih pohon nang "
Danang : " bisa aja tuh zul , soal gaib biasanya ngga masuk akal kan "
Yohana : " berarti emang angker ya daerah situ ?! "
Zul : " aku juga penasaran na , jangan jangan emang ada makhluk gaibnya tu pohon "
Danang : " pasti minta tumbal makhluknya , apalagi mobilnya lewat jam 1 malem kan ?!.... pada mabok lagi yang numpang "
terlalu sulit mencerna kejadian ini dengan akal , aku sendiri merasa bahwa pohon angsana itu bukanlah sekedar pohon biasa...... mungkin memang benar benar ada sesosok makhluk gaib yang menghuni di dalamnya dan meminta tumbal nyawa manusia , entah makhluk apa aku tak tahu...... kurasa aku harus segera mengajak Steve untuk menyibak tabir mistis pohon angsana itu.