100 Tahun Setelah Aku Mati #69 - Lawan Aku Sekarang (Bagian 3) - Cerita Seram Kaskus

100 Tahun Setelah Aku Mati #69 - Lawan Aku Sekarang (Bagian 3)

Saya bangun dari ranjang dan berdiri disampingnya, saya ikut memandang keluar jendela dan melihat lampu2 dari kendaraan lewat dengan kencangnya.
“bagaimana dengan istri dan anaku?, aku tidak ingin membuat mereka takut,dan lagi disini adalah tempat umum, akan banyak orang melihat” kata saya kepadanya

“mereka tidak akan bangun, karena kita tidak akan menunggu mereka dattang kesini, kita yang akan mencegat mereka”

Haaa??? Saya heran dengan perkataanya, apakah golongan mahluk halus itu bisa mengidap sakit jiwa? Jika iya pasti dia memang gila, bagaimana caranya?? Dan dia sendiri yang bilang kalau tidak bisa menghadapi makhluk2 itu yang terlalu kuat baginya, kini malah dia mengajaku untuk mencegatnya? Mencegatnya juga dimana? Mereka bukan kumpulan anak SMA yang hendak tawuran yang bisa dicegat dijalanan, mereka jin!! Jin yang gelap dan kuat!! Dan berbeda alam dengan saya,mereka bisa muncul dimanapun dan kapanpun semau mereka”

“kamu mengada-ada ya, jangan bercanda di situasi ini”

“aku ada didalam dirimu, dan tidak hanya wujudku yang persis sepertimu, tapi juga tabiatmu, kamu sendiri pastinya tidak suka bercanda disaat seperti ini, begitu juga aku yang bahkan sama sekali tidak suka bercanda, sekarang tutup mulutmu dan tidurlah dikasurmu!” suruhnya kepada saya,

Saya menurut walaupun dengan bingung maksud darinya,kenapa dia malah memintaku untuk tidur di situasi gawat ini??

“kamu memang tidak pernah belajar sesuatu, sifat dasar manusia.. dasar.. apa kamu lupa jika salah satu yang dikaruniakan kepadamu?” katanya sambil menyentuh keningku yang suda berada diatas bantal..

Ya,benar... ilmu itu meraga sukma, saya baru ingat, meraga sukma adalah saat dimana sukma saya keluar dari raga, dan bebas mengembara dengan jangkauan tertentu, selama hidup saya baru beberapa kali saya melakukanya,karena ini adalah ilmu terakhir yang diajarkan kyai dulu, sulit dan hanya bisa dilakukan disaat saat tertentu, tidak sembarangan bisa menggunakanya semaunya, dan malam hari ini, saya menggunakanya lagi untuk pertaruhan terakhir...

Saya merasa tersedot ke atas, sulit bagi saya untuk menjelaskanya, semua serba aneh, bagaimana saya menjelaskan sesuatu jika yang saya jelaskan belum pernah mengalaminya? Emm baiklah mungkin seperti ini, bayangkan kalian adalah setitik debu dan diatas kalian ada sebuah vacum cleaner yang sudah menyala dan menyedot kalian kedalamnya, kira2 seperti itulah rasanya, saya merasakan seluruh badan saya tertarik tapi anehnya tidak bergerak sama sekali, seperti angin besar yang berada persis diatas kepalamu, makin lama makin terasa kuat dan kencang, sampai saya harus menutup mata karena kuatnya angin itu,dan begitu saya membuka mata, saya sudah terbaring di tempat yang sama sekali asing bagi saya....

Saya bangkit dan berdiri, aneh, tubuh saya terasa ringan, tidak ada rasa sakit di dada akibat cedera yang saya derita, dan dimana ini, saya tidak tau persis ini dimana, tapi yang saya tau ini bukan di alam manusia!!
“Dimana ini?” tanya saya kepadanya yang sudah ada disampingku..

“kita berada dijalan yang akan mereka lalui, ini dekat dengan mereka. Dekat dengan alam mereka yang sesungguhnya” jawabnya dengan mata yang seperti menerawang tempat asing ini..

Saya memandang kesekeliling, tempat ini seperti jalanan setapak yang ada di perkampungan, dengan pohon2 tingggi yang tumbuh menjulang, tidak ada manusia karena memang ini bukan alamnya, saya pernah mempelajari ini sebelumnya, kyai berkata bahwa didunia ini ada dua alam, yaitu alam manusia dan alam gaib, yang bertolak belakang namun sangat dekat, dunia yang sedang saya kunjungi ini tidak akan terpetakan di atlas manapun, karena dimensinya yang berbeda
Dunia Mereka sangat berdekatan dengan kita, dan mereka punya dunia yang mereka bangun, tanpa kita sadari, wajarlah jika mereka tidak senang jika kadang ada orang yang kebetulan menebang pohon, atau merubuhkan tempat tertentu, bisa jadi itu merusak tempat tinggal mereka...

Saya merasakan hawa mereka dimana mana, sangat banyak, jumlahnya mungkin tidak terhingga, namun sangat jauh dari tempat saya sekarang, tapi karena kuantitasnya yang banyak saya dapat merasakan mereka semua, terbesit pertanyaan diotak saya, apakah Sari semestinya tinggal ditempat seperti ini??

“jangan terlalu lama melamun, kamu tidak sedang piknik disini, bersiaplah.. tempat ini adalah penghubung atau jembatan yang akan mereka lalui”kata dia yang membuyarkan lamunanku..

Saya mulai merasakan mereka, tawa lengking, raungan, kekehan dari makhluk2 calon penghuni neraka di akhir jaman itu sudah mulai terasa dan semakin dekat,saya menyiapkan diri dan berdoa, mengheningkan cipta untuk memukul mundur mereka yang berusaha kembali kedunia saya untuk menuntut tumbal...

“kenapa aku merasa sehat2 saja disini?”tanya saya kepadanya,

“karena yang terluka adalah hanya badanmu, sementara yang ada disini Cuma jiwa dan pikiranmu, badanmu berada ditempatnya dan sedang tertidur” jawabnya kepada saya...

“dan bagaimana jika aku terluka disini sperti saat kemarin?”

“karena pikiranmu disini, kerusakan dan rasa sakit yang kamu terima akan dikirim oleh pikiranmu ketubuhmu yang ada disana, dengan kata lain, rasa sakit yang kamu terima disini akan juga dirasakan tubuhmu disana, berhati-hatilah!”

“lalu, jika aku mati disini??”

“kamu terlalu banyak bertanya dan terlalu bodoh!, tubuhmu sama saja hanya sebuah jasad, jika tanpa jiwa dan pikiran!!, sekarang bersiaplah, mohonlah kepada Al-Aziz, semoga kamu berada di lindungan-Nya”

Saya bersiap, sejenak saya berpikir jika saya terluka seperti kemarin sama saja saya bisa mati, tapi apapun akan saya lakukan demi dia, demi keselamatan abi....

Hawa dingin itu datang, diiringi dengan makin kerasnya suara mereka, sosok pertama yang saya lihat adalah wujud kuntilanak yang terbang rendah dengan kain putih yang berkibar2, matanya terlihat berlendir dan terlihat seperti ikan busuk, wajahnya putih, seputih cat namun sangat kusam, seperti warna tembok tua yang berjamur!!, lidahnya menjulur sangat panjang berwarna kehitaman, dan begitu melihat kami dia terdiam, melihat kami dengan bingung sambil menggerak-gerakan kepalanya, seolah sedang mengidentifikasi atau mengingat kira2 siapa kami ini, dan saya kira dia paham karena dia langsung menjerit dan melayang mundur dengan cepat....
Saya memandang “saya yang lain” dengan ekspresi bertanya, dia hanya menjawab dengan memasang kuda2, yang berarti saya harus waspada...

Suara itu bergemuruh saat sosok hitam itu muncul di barisan paling depan diikuti pengikutnya.. dia tampak sangat marah begitu melihat saya disini, karena itu artinya adalah rencana mereka untukmelemahkan saya sudah gagal! Gagal! Karena disini yang hadir hanya jiwa atau batin dan pikiranku,sedangkan tubuh saya boleh cidera,tapi jiwa saya tidak akan bisa mereka lukai didunia saya kemarin...
saya bisa masih menggunakan kemampuan saya disini karena kelebihan indra saya itu berinti pada mata yang ada di batin saya...

“haaaaa... haaa.... kurang ajar!!!” umpatnya kepada kami yang sudah ada didepan mereka..

Beberapa makhluk lain yang lebih lemah malah lari tunggang langgang begitu tau kami datang untuk mencegat mereka dan mengakhiri terror yang mereka buat...

Saya melirik sosok yang serupa saya itu disampung saya, dia mencopot sandal slopnya, dan seperti orang yang hendak olah raga dia meregangkan otot.
Santai betul dia, seolah ini hanya permainan, sedangkan saya cukup gentar tapi saya tidak akan mundur walaupun bala jin itu bertambah sekalipun saya tidak akan mundur!!

Saya melihat sosok serupa saya itu berlari didepan saya dengan sangat cepat dan langsung memukul 2 makhluk yang terlihat seperti celeng, dan langsung saja dengan suara yang persis seperti babi mereka langsung roboh seketika....

Tanpa bicara saya hampiri sosok hitam itu, sosok tertinggi penguasa puluhan jin itu, saya mengincar dia, dan sosok serupa saya nampaknya memberikan jalan karena dia seperti menghadang pengikutnya yang berjumlah sangat banyak itu, dia bukan mahluk sembarangan..
Seperti catur,jika kita bisa meng skak mat rajanya maka seberapa banyaknya bidak yang kita punya tetap artinya permainan selesai,saya ingin segera mengakhiri ini, mengakhiri permainan mereka ini,

Semua tampak mengerikan ukuranya, kanuraganya dan semuanya melebihi saya, tapi satu hal yang tidak bisa dirubah adalah saya lebih sempurna darinya...
Saya lepaskan amalan pembakar saya dan wussss... hanya mengenai angin, satu hal yang baru saya ketahui mahluk ini tidak hanya besar tapi sangat cepat, dan saya tidaktau sejak kapan kepal tangan seukuran bola sepak itu ada didepan wajahku dan... boooommmm!! Ternyata saya malah terkena pukulan pertama yang menyakitkan itu, ahhhh saya merasakan sakit yang aneh, sakit yang berbeda dari yang biasa dirasakan jika terkena tinju...

Saya ambruk, kepala saya pening, tapi saya mencoba untuk selalu tetap sadar, jika saya mati disini maka percuma!, secepat mungkin saya berkilah saat telapak kaki besar itu berusaha menginjak leherku, brugghhh, dan kaki besar berbulu itu hanya menginjak tanah... posisi saya masih terbaring, tapi kaki saya masih bebas, dan dengan insting mantan seorang pesilat saya lesatkan kaki ini untuk membuat tendangan yang berisi amalan penolak persis mengenai perutnya yang buncit dan besar, kresss kresss kress, diiringi dengan bunyi buuummmm... genderuwo itu tumbang kebelakang, bulunya terbakar dan menimbulkan bau sangit..
Tapi memang dia bukan jin lemah yang hanya bisa menakut-nakuti dengan wujud seram, dia tidak mudah untuk dihalau, gendruwo itu bangkit dan menyabetkan cakarnya yang sepanjang 10cm itu, saya tidak sempat menghindar dan mebuta torehan luka yang cukup dalam di lengan saya..
Tidak ada darah yang keluar, tapi saya merasakan perih seperti saya yang tersayat pisau,saya mundur dan melangkah dengan hati2, sosok serupa saya sedang sibuk dengan puluhan mahluk itu dan tidak bisa ikut menghadapi jin penguasa ini..

Makhluk tinggi besar itu seperti menyalak dan berlari kearahku, haaaaaaa!!!!
Ketika kuku berkilat itu hampir menyabet kepalaku, saya masih sempat berkilah dan dengan gerakan memutar saya berada dibelakang makhluk itu, memanjat ketubuhnya mendekap leher dan mengunci tanganya, tidak akan saya membuang waktu segera saja amalan pembakar saya rapal, dan makhluk itu meronta sejadi jadinya...

“haaaaa.... sakit.. haaaaaaaa..... panas... haaaaaaaaaaaaaaaa” dia berusaha membantingku kekiri dan kanan, tapi sekuat tenaga saya cekik lehernya dengan lengan saya sambil berkonsentrasi penuh dengan amalan pembakar, makhluk itu berasap seperti ada bara api yang membakar bulunya yang lebat...

Ampunnn... ampunnn... ampunnnn....

Saya merasa sangat puas, menyiksa mahluk itu, saya merasa kesetanan, dan meneruskanya dengan sangat senang, belum pernah saya merasa seperti itu, ternyata nikmat sekali menyalurkan dendam dan amarah pada mahluk pengacau ini, dia memohon ampun tapi saya tidak peduli, saya terus kencangkan kuncian saya hingga dia bersimpuh kesakitan...

“rizal cukup!!!” teriak sosok serupa saya, dan tiba2 saya seperti di tarik sesuatu, saat saya toleh ternyata itu adalah dia yang serupa denganku, saya melepaskan mahluk itu dengan senyum puas, saya tertawa karena berhasil mebuatnya jatuh dan harus menyeret tubuhnya untuk pergi, sampai tiba2.....
Sosok yang serupa denganku memegang pundaku, saya merasakan sesautu seperti rasa panas yang perih ditempat dia meremas pundaku....

“aaaa..aaaaa..” saya merasa kesakitan
“ucapkan kalimat ampun kepada Tuhanmu!”
“Aaa...aaaaa” mulut saya rasanya kelu untuk mengucapkanya.
“aaa..aaaa..aaaa..” saya merasa seperti terbakar dan sangat sakit hingga tidak bisa bergerak ditangan sosok serupa saya itu..
“astaghfirullahalladzim” ucap saya yang dengan susah payah akhirnya bisa mengucapkan kaliamat mohon ampun kepada Allah, dia melepaskan tanganya dan berkata,
“jangan sampai kamu sendiri yang menjadi setan berujud manusia!” ucapnya sambil mengusir mahluk pengikut yang masih tersisa, yang lari dan menyelamatkan dirimereka.

Saya jatuh terduduk, rasanya lelah sekali, dan barusan saya merasa sangat aneh, saya merasa bukan menjadi diri saya sendiri waktu dapat memojokan mahluk itu...

“mereka tidak akan datang lagi kan kali ini?” tanya saya..

“ya, yang besar itu tidak akan berani menyentuh keluargamu lagi, tapi mungkin besok akan datang yang lebih menakutkan, lebih kuat dan tidak bisa ditaklukan selain oleh dirimu”

“ha? Benarkah?apakah akan ada jin yang mengganggu lagi?”

“bukan, bukan jin malah lebih parah, yang akan datang padamu adalah setan”

“maksudmu?”

“maksudkuadalah setan yang ada dihatimu”
Saya malah bertambah bingung dengan perkataanya..

“baiklah, jadi begini sekarang kutanyakan padamu, berapa kali kamu kalap seperti ini?,terakhir kamu seperti itu kamu hampir membunuh seseorang, apa kamu ingat?,ada sesuatu didalam dirimu selain aku, jauh lebih kuat dan sangat bertolak belakang denganmu, tidak berwujud tapi nyata, Dia dapat membuatmu menjadi orang lain,diamenggunakan celahberupa kemarahan, dan jika itu diteruskan maka dia akan menguasaimu, dan kamu akan menjadi setan berujud manusia”

Saya terdiam, memikirkan kata2nya, memang ada benarnya beberapa kali saya mengalami hal ini, saat saya dalam keadaan marah saya memang seolah kesetanan, dan tidak bisa berfikir jernih, semuanya saya serahkan pada amarah yang membuat saya bukan menjadi rizal lagi, dulu saya pernah mengalami ini dilawang sewu, kemudian saat salah paham dengan risa dan ari, dan hari ini..saya kumat lagi..

“menyiksa itu bukan tugasmu, biar Allah yang menghukum mereka”, katanya lagi sambil melihat sosok gendruwo itu yang merangkak meninggalkan kami, dia ditinggalkan oleh teman2nya yang sudah berhasil diatasi sosok saya yang lain...
Saya berdoa dalamhati, dan memohon ampundan berdoa agar saya dijauhkan dari rasa amarah yang berlebihan, agar hal itu tidak menjadi kenyataan, agar saya tidak menjadi “setan yang berwujud manusia”
***
Sekarang semuanya sudah aman.. yaa sudah aman, abi sudah aman dari golongan jin pengganggu itu, saya menghela nafas lega, semua hal yang barusan saya alami sungguh sulit dipercaya, banyak hal yang serba tidak mungkin sudah saya alami dan rasakan, dan disitu saya merasakan benar2 kecil, benar2 bukan apa2 dibandingkan kekuasaan Allah yang Maha. Yang Maha segalanya.
Saya dibawa kembali kedua dimana saya seharusnya, dan yang dikatakan sosok serupa saya memang benar, saya ya ng mengatakan bahwa jika saya terluka saat meraga sukma maka raga saya yang terpisah juga akan memperlihatkan dampaknya,peristiwa itu cukup menggegerkan seisi tenaga medis di rumah sakit itu, dimana ada pasien yang tanpa sebab bisa terluka dengan parah, saya menderita patah tulang hidung, dan sayatan luka yang dalam sepanjang 10cm dilengan kiri saya.




*Diatas langit masih ada langit, dan yang maha dipuncak adalah Tuhan. Sungguh adalah manusia yang begitu sombong jika menganggap dirinya paling benar, paling bisa, dan tidak pernah salah.
Tuhan sudah memberi kita tanggung jawab yang berbeda-beda didunia, , ada yang memiliki tugas kecil dan ringan, ada yang memiliki tanggung jawab besar, dan ada yang memiliki tugas mulia, semua orang memiliki hak yang sama dalam memilih untuk tugas yang akan kita ambil semasa hidup..
Tulisan ini dibuat bukan untuk menyombongkan sosok rizal,bukan juga untuk menggambarkan kesempurnaan dirinya, justru sebaliknya tulisan ini ditulis untuk menunjukan betapa kecilnya dia, bahkan dia yang sudah diuji imanya berkali2 tetap memiliki dosa yang besar, tetap memilik cacat dalam banyak hal, bagaimana dengan kita? Yang tidak seistimewa denganya..
Begitu banyak hal tidak masuk akal disini yang mungkin akan membuat kalian menganggap ini Cuma khayalan, tapi ya monggo silahkan berpikir demikian karena sudah dijelaskan tadi, ini adalah perkara pilihan, dan pilihan adalah hak kalian, karena seperti kata tokoh ridwan,

“ya mas rizal tidak harus memaksa mereka untuk percaya kan?, mas rizal cukup beritahu mereka yang percaya aja, mereka yang mau menerima kenyataan, dan pemahaman, yang tidak tinggi hati untuk menerima hal tabu yang tidak biasa mereka lihat, yang tidak sombong untuk pengetahuan tentang kebesaran Tuhan yang nampak dan tidak nampak, selebihnya ya biarkan mereka memilih, percaya atau tidak?, kan yan terpenting mas rizal sudah berusaha memberitau tentang hal baik,dan orang2 itu juga tidak perlu tau siapa mas rizal, karena saya sendiri juga yakin, begitu mereka tau tentang mas rizal, mereka akan meminta bukti, hal yang tentunya akan sulit kita buktikan kepada orang yang tidak seperti kita”

Rizal sudah melewati ujian, dan dimasa yang akan datang dia akan menhadapi ujian-ujian lain yang siap untuk menjajal bagaimana dia akan bertahan..
Satu hal lagi yang akan dilalui rizal dalam waktu dekat adalah pemenuhan janji kepada yang pernah memintanya untuk datang di 100 tahun setelah kematianya*

WN


=== Cerita Selanjutnya ===