Ini tidak main2, kondisi saya terdesak, dan saya terluka akbat mereka, jarang orang mengalami hal seperti ini, tapi seperti kata kyai, mata batin ini akan menjauhkan jin yang lemah, tapi akan menarik jin yang lebih kuat untuk menantang, karena sejatinya sebagian dari mereka memang bertugas mengganggu manusia, melewati sebuah celah bernama nafsu, karena manusia yang tidak dapat melihat mereka, tapi mereka menemukan celah lain untuk mengganggu saya, karena selain saya memiliki nafsu, saya juga dapat melihat mereka, ditambah ada abi yang sama seperti saya namun belum bisa melindungi diri sendiri, tentunya hal ini membuat mereka menganggap ada “permainan baru” yang bisa mereka mainkan, tapi saya tidak akan membiarkanya! Saya tidak akan membiarkan mereka walau sebentar ntuk menyentuh abi!!
Cekk, saya pegang salah satu makhluk yang mengerubuti saya, saya memegang persis di leher sosok kuntilanak yang memiliki leher panjang seperti jerapah, saya rapal amalan itu dan ada efek asap yang keluar dari interaksi itu, satu hal yang menjadi rahasia Allah, menurut hukum fisika apii tidak akan bisa membakar api, maka Allah membuat menurunkan kuasanya, dengan bacaan yang bersifat dingin yang mampu meredam api itu, bacaan dan amalan yang bersumber dari Alquran, seperi ayat kursi, surat An-Nas, dan banyak lagi, makhluk itu meronta2 kesakitan dan kepanasan, saya melakukan pukulan secara membabi buta kepada mereka yang disekitarku, dan alhamdulillah itu membuat beberapa dari mereka mundur sebelum berhasil memasuki rumah, saya berdiri dengan terhuyung dan sempoyongan,saya mencium bau seperti rambut terbakar , mereka mendesis dan meraung dan terlihat tidak senang, satu yang terbesar menggeram dengan suara yang seperti guntur, saya menahan rasa pusing dan mata yang berkunang-kunang dan berusaha menghiraukan rasa sesak sakit di dada, saya berdiri setegak mungkin, menunjukan bahwa saya tidak semudah itu dirobohkan, siluman dan jin itu mundur sambil memberikan umpatan dan sumpah serapah kepada saya,
Genderuwo itu sedari tadi hanya berjongkok ditempatnya sambil menggeram, dan dengan marah saya tatap dia, saya dekati dengan langkah kaki yang terasa lemas, makhluk yang 2x tingginya dari pada saya itu ikut berjalan mendekat, kuku tajam seperti sangkur itu terlihat berkilat memantulkan sinar bulan yang berpendar penuh, saya sudah siap untuk kemungkinan terburuk, saya sudah siap duel denganya, dan saat tangan kekar berotot itu melayangkan tinju saya mengelak dan membalas dengan pukulan berisi amalan, huaaaaaaaa.. huaaaaa... makhluk itu terkena telak dan mundur sambil meraung kesakitan, dan tanpa disuruh ketiga temanya yang setingkat ilmu denganya meluncur deras kearah saya, dan disitu saya sudah merasa mencapai titik batas maksimal, saya malah memejamkan mata, namun tidak menyerah kepada mereka,saya memohon suatu perlindungan, kepada Tuhanku.. dan saya tidak akan pernah meragukan perlindunganya yang benar saja,benar saja,cukup lama saya memejamkan mata, harusnya ketiga makhlukitu sudah mampu mencapaiku, tapi tidak ada hal apapun yang terjadi, maka saya membuka mata karena merasakan “kehadiran lain” , dan begitu membuka mata saya seperti mendapat angin segar,karena sosok kembaran beda alam saya muncul, persis disamping saya, saya melihat kedepan dimana jin jahat itu sudah memegangi,anggota tubuhnya yang seperti hangus...
“kamu selalu merpotkan, tidak henti2nya membuat masalah” ucapnya dengan menyindir saya.
“heh.... kenapa tidak datang dari tadi?” tanya saya kepadanya..
“memangnya siapa kamu bisa menyuruhku?,aku tidak akan ada saat kamu memintaku, aku bukan sekutumu, dan kamu juga tidak diperbolehkan memiliki sekutu sepertiku” jawabnya dengan suara lantang.
Sampai sekarang saya tidak tau namanya,makhluk apa ini, dan kenapa dia datang jika dia selalu berkata demikian,makhluk yang berujud sama persis dengan saya ini sangat misterius,sebuah misteri yang tidak bisa saya pecahkan, dan mungkin memang tetap dijadikan sebuah rahasia oleh Tuhan.
“kamu terluka, sbaiknya duduksaja disitu” katanya dengan sedikit memaksa,
“apa kamu bisa menghadapi mereka?” tanya saya sambil memegangi dada yang masih terasa sakit..
“tentunya tidak, apa kamu bodoh?, mereka sangat banyak” jawabnya lagi.
“lalu kenapa malah menyuruhku duduk?”
Belum juga dia sempat menjawab, sosok genderuwo itu berseru dengan suara yang sangat keras..
“huaaaaaa...kurang ajar!!,kurang ajarr!!” jin tinggi besar itu berteriak dengan gusar dan dengan beriringan mereka meninggalkan kami dalam sekejab..
Brukkkk... saya terduduk direrumputan, dan kalimat sykur alhamdulillah terucap berkali2,
“dengan ini Abi sudah aman” begitu pikir saya dalam hati sambil menahan ngilu yang luar biasa...
“jangan senang dulu, ini bagian dari rencananya” kata dia sosok yang membantuku barusan..
“apa maksudmu??”
“jika mau mereka sudah menghabisimu, mereka punya maksud lain!”
Saya berfikir sejenak, dengan sisa sisa kesadaran saya yang masih ada, dan sebuah pemikiran tentang kemungkinan yang sangat buruk terlintas di benak saya.
Hah... hah.. hahh..nafas saya terengah dengan cepat, saya baru paham apa yang dimaksudnya, mereka datang dengan banyak pengikut bukan untuk mengincar abi malam ini!! Tapi mengincarku!, mereka sangat licik, sungguh keji apa yang dilakukan mereka!!,mereka sengaja membuat saya melemah, untuk dengan mudah mencelakai abi yang tanpa perlindungan... yaa.. tenyata itu rencana mereka, tidak cukup ternyata peristiwa lalu, mereka datang dengan rencana yang lebih rapi dari sebelumnya, “huaaaaaa” saya berdiri dengan susah payah untuk berdiri dan saya lagi2 jatuh terduduk, saya merasakan memar dan sangat lemas disekucur tubuh..
“jangan terlalu banya bergerak, duduk dan diam saja disitu, aku akan membangunkan istrimu untuk membantumu” katanya sambil berjongkok disebelahku
“huaa.. tidak perlu, aku mau melihat anaku!” kata saya sambil berjalan sempoyongan karena badan yang terasa lemas dan sakit..
Saya berjalan terhuyung kekiri dan kekanan, semuanya tampak buram,tapi saya berusaha untuk mencapai anak dan istriku,dan saat melewati tangga kecil di balkon saya tersandung, dan jatuh terjembab, saya tidak bisa bangkit dengan rasa lemas itu, membuat saya berangsur angsur hilang kesadaran, dan saya sudah tidak merasakan apapun lagi..
***
Saya terbangun dengan kepala sangat pusing, rasanya mual dan ingin mutah, tempat ini sangat asing bagi saya, dimana ini? Beberapa saat mata saya silau oleh sinar lampu berwarna putih, ada suara2 yang memanggilku, tapi semuanya belum nampak jelas, barulah beberapa saat kemudian saya melihat Risa, yang menggendong Abi..
“mas... mas!!” ujarnya dengan memberikan gonjangan ketubuhku agar kesadaranku segera kembali..
“nduk..” jawab saya dengan lirih,
“mas, syukur mas udah sadar” kata risa dengan wajah iba, saya melihat kesekeliling, tirai hijau, keramik putih, dan selang oksigen yang terhubung kehidungku, rupanya saya sedang berada di rumahsakit... saya melirik kesamping kanan, dan ada mertuaku pak hamzah dan om bowo berserta istri...
Belum sempat mereka mendekat,seorang dokter sudah datang dan langsung mengecek saya, pemeriksaan trauma, dan sebagainya dilakukan secara menyeluruh, dan mengecek bagaimana kesadaranku saat diajak berkomunikasi, akhirrnya dokter menyimpulakan saya sudah bisa diajak berkomunikasi dan mempersilahkan keluarga saya untuk bicara dengan saya,
“le, apa yang terjadi?”tanya mertuaku dan om bowo yang hampir bersamaan,
Saya mencoba berpikir dan mengingat kejadian yang membuat saya bisa terkapar disini,rasanya seperti mau pecah kepalaku, dan yang bisa saya lakukan hanya bengong..
“tapi tidak ada tanda2 pencurian dirumahnya, dan saya juga sangsi kalau ada motif dendam kepada rizal anak ini gak punya musuh” ada percakapan yang sayup2 saya dengar, yang entah diucapkan siapa,saya berusaha keras untuk mengingat tapi semua yang kulakukan membuat kepala saya semakin sakit dan rasa mual ini benar2 membuat saya ingin memuntahkan isi perut saya, saya menggerakan sedikit tubuh saya dan merasa sangat sakit dibagian dada, seperti pernah terpukul sesuatu.. ahhhh iya, saya ingat... saya ingat sekarang, semuanya, semuanya... jin jahat itu, mereka yang membuat saya seperti ini, saya melirik kearah risa yang sedang membelai kepala saya dengan lembut, wajahnya terlihat sangat sedih dengan mata yang berkaca-kaca..
“abi dimana nduk?, aku mau lihat” kata saya yang dijawab dengan anggukan lembut risa,
Risa mengambil abi yang tengah digendong tante sri,dan mendekatkanya ke saya, saya bersyukur malam itu mereka tidak sampai berbuat buruk kepadannya, anak 8 bulan ini dengan lucu memegang2 wajah saya, seolah ingin tau ada apa dengan bapaknya?, anak ini berkulit putih seperti ibunya, dia tertawa-tawa dan dengan sangat ceria menjambak2 rambutku pelan,
Ahhhh nak, bapak tidak akan membuat tawamu ini menjadi tangis seperti yang bapak rasakan dulu, dan bapak akan melindungimu, batin saya sambil membelai kepalanya..
“abi, bapak lagi sakit jangan dijambak” ujar ibunya yang memegangi abi yang sedang duduk di samping kepalaku..
“le rizal, sudah bisa ngingat kejadianya belum?, biar bapak urus, ada percobaan pencurian, atau perampokan?” tanya om hamzah yang masih mengenakan seragam dinasnya,
“tidak pak, tidak ada orang yang berbuat jahat” jawab saya pelan..
“lalu kenapa sampai kamu seperti ini?, tanya beliau lagi
“bapak tidak akan percaya, karena saya tidak bisa membuktikan kejadian semalam”
Mertuaku terdiam, beliau paham dengan apa yang saya maksud, dan memilih menjawab dengan anggukan ringan tanda mengerti, bahwa beliau tidak akan bisa membuat penyelidikan tentang kasus yang menimpa saya.
***
Hari setelah malam itu membuat banyak orang terkejut saat risa menemukan saya yang pingsan di balkon dengan mulut berdarah, banyak yang mengira bahwa diakibatkan percobaan pencurian atau perampokan, padahal hal yang sebenarnya terjadi pada malam itu saya sedang menghalau makhluk halus yang berusaha mengancam keselamatan abi, saya sudah kalah, tapi saya tidak mau kalah, mereka mungkin berhasil melemahkan saya, tapi saya masih hidup, dan selama saya masih hidup saya tidak akan tinggal diam, rasa khawatir masih saya rasakan dimana saya dalam kondisi sehat saja tidak mampu berbuat banyak, apa lagi dengan kondisi sekarang yang tertancapi jarum infus?, saya masih takut jika mereka datang dengan cepat, saya sebisa mungkin segera memulihkan diri, berusaha meyakinkan dokter agar saya bisa segera pulang, karena jika berada terus disini, gerak saya tidak akan bebas..
Beberapa hari saya harus dirawat disana , dan tanda2 teror mulai muncul, dan yang membuat saya geram mereka mulai meneror risa....
saat itu risa sedang mandi di kamar mandi yang berada didalam kamar perawatan saya, saya sudah merasa lebih baik dan sudah bisa duduk, sementara ibunya mandi saya menjaga abi yang saya pangku diatas ranjang, sampai tiba2 “AAAaaaaaaaaaaaaa” saya mendengar jeritan dari kamar mandi yang membuat saya buru2 memosisikan abi dengan tiduran dan dengan menahan sakit di tulang rusuku yang patah saya menyaut infus yang tergantung dan segera menuju sumber suara yang berasal dari risa,
“ndukk!!!... nduuukkk!!!,ada apa nduk??” tanya saya yang panik sambil menggedor2 pinta kamar mandi, “masssss!!!” teriak risa dari dalam, diikuti pintu yang terbuka dan risa yang sudah berpakaian berlari dari dalam...
“mas.... mas... aaa aada kepala di kamar mandi, kepala perempuan.. aku takut mas” kata risa dengan histeris,
Saya segera masuk kekamar mandi dan mengecek sendri bak mandi yang membuat risa ketakutan, dan kosong... bak mandi itu kosong..
“mas... mas... tadi itu pas aku selesai mandi, aa aaku mau matiin kran, dan aku liat ada rambut yang ngambang, pas aku liat rambut itu ternyata ada kepalanya, dan.. dannn aaaa seerem banget mas aku takut” jawab risa dengan memegang tanganku..
Saya mencoba menenangkan risa saat pandangan saya mengarah kearah abi, saya langsung berlari.. “nduk abi nduk!!!!” saya menghiraukan infus yang terjatuh dan pecah berantakan dilantai, dan membuat jarum yang menancap di tanganku terjabut dengan paksa dan membuat luka sobek pada tangan saya, saya berusaha meraih abi yang memang sudah mulai merangkak, dia hampir jatuh dari ranjang dan kepalanya suda menggantung, hampirrr saja terjadi hal yang tidak diinginkan dan dengan sigap... haaapppp, saya menangkap abi yang hampir terjatuh.... dan menggendongnya dengan erat,
“yampun.. yaaampun abi...abi....” kata risa yang menghampiri saya dan menggendong abi, tampak betul risa yang ketakutan, begitu juga dengan saya, tadi itu hampir mencelakai abi..
“masssss... tanganmu masss....” kata risa sambil melihat tanganku yang mengucurkan darah karena luka sobek akibat jarum infus tadi yang menggores tanganku sepanjang kurang lebih 15cm...
Itu adalah teror pertama yang dirasakan risa, dia sangat ketakutan dan trauma karena kejadian tu, saya juga demikian terlebih, dua hal teror mengincar kedua orang yang kusayangi ini, saya segera mendapat perawatan setelah risa memencet bel yang ada di kamar itu, beberapa perawat datang dan menjahit luka saya, mereka bertanya kok bisa sampai seperti ini..
“saya jatuh tadi mbak” begitu jawab saya mengelak.
**
Baik risa dan saya terjaga senalaman, kami sama2 tidak bisa tidur, kami sama2 trauma dan takut jika terjadi sesuatu menimpa kepada abi.. risa sudah tau kenyataan tentang abi, dan dia sempat syok dengan hal itu, tapi mau bagaimana lagi, seperti kata kyai, ini adalah ujian buat kami...
Saya merenung sambil memandangi abi yang tengah tertidur, anak ini masih polos, dan tidak tau apa2, Hamba mohon lindungi dia ya Rabb.. begitu doa saya, saya melamunkan banyak hal, sedaritadi saya hanya diam sambil dudukdi ranjang saya, risa yang sedang tiduran dengan abi di tempat tidur yang terpisah denganku mulai berdiri dan berjalan kearahku,
“mas.. kenapa?”tanya risa dengan lembut..
“aku takut nduk, kamu dan abi, semua ini...” jawab saya sambil memegangi kepala yang terasa berutar..
Saya memang tidak bisa tidur sejak harus dirawat inap disini, bahkan setelah mengkonsumsi obat tidur sekalipun hanya membuatku merasa kantuk namun tidak bisa terlelap, malam itu saya sengaja tidak tidur, saya sengaja terjaga untuk menjaga abi dan risa, tadi pagi baru terror pertama, dan malam hari memang tidak pernah bersahabat denganku, mungkin mereka akan datang lagi, setelah berhasih mengumpulkan bala setan mereka,
Haaahhhhh saya tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi, tapi dlam hati saya tanamkan tekad untuk menghadapi apapun yang malam ini mungkin akan datang,
“aku juga takut mas, sama sepertimu aku juga khawatir sama abi, dan juga aku khawatir sama kamu mas, sama kondisimu, sekarang” jawab risa dengan nada suara menurun..
Risa memeluk saya, dan mencium kening saya dengan lembu
“tapi setakut apapun aku, asal masih ada kamu, aku masih bisa merasa aman mas...” mas tidur aja sekarang ya, mas butuh istirahat...
“ya,asal kamu juga segera tidur aku juga bakal tidur nduk” jawab saya sambil berbaring, diikuti risa yang juga berbaring,
Teman kalian tau? Saya terpaksa berbohong dengan risa, saya tidak tidur, saya Cuma tiduran dan memejamkan mata, tapi saya masih dalam keadaan terjaga, kepekaan indra saya tingkatkan kepada titik maksimal saya, untuk merasakan kehadiran mereka, sudah 3 jam saya terjaga, belum ada pertanda mereka akan datang, tapi saya tidak akan lengah...
Dan beberapa saat kemudian, saya merasakan kehadiran. Dan begitu sayamelirik asal energi itu yang muncul adalah “saya yang lain” dia tengah duduk didekat dispenser sambil menatapku,
“dasar... lagi2 aku harus dikirim untuk ini, masalahmu yang tidak selesai2”jawabnya sambil berjalan menuju jendela dan memandang kearah luar...
“artinya benarmereka akan kesini?”
“kamu harus bersiap, untuk melindungi yang berharga, ini akan jadi malam yang panjang buatmu”
=== Cerita Selanjutnya ===