Home Sweet Home (Horror+Romance) #14 - Cerita Seram Kaskus

Home Sweet Home (Horror+Romance) #14

"tapi ntan, btw nanti lo main kerumah gw dulu ya, mau kan..?" pintaku
"gak bisa deh Nind, gw nanti mau bantu keperluan acara arisannya ibu gw. Sorry ya, emang kenapa Nind?" tanya Intan "bukannya dirumah ada ibu dan mas Budi?" imbuhnya
"masalahnya kak Budi siang ini nganter Ibu ke pernikahan anaknya temen ibu gw. pliss paling gak sampe kak Aning balik kerja deh.." gw memohon
"yah maaf banget ya Nind. gw gak bisa. masalahnya gw udah bilang kalau ga ada les hari ini" jelasnya Intan
"prasaan gw gak enak banget Ntan .."
"maksud lo apa Nind..?"
"masalahnya tiap lo cerita soal rumah gw, pasti langsung ada kejadian2 aneh.."
"lo sih gak bilang ortu lo Nind, minta pindah kek.." kata Intan
"lo pikir gampang ngasih tahu orang tua gw.. Yang ada orangtua gw cuek.."
"kok bisa..?"
"soalnya mereka biasa aja.. ya cuma gw dari mereka yg parah, gw yg dihantu2i mulu.."

Hari itu sebenernya bisa menjadi waktu santai dan istirahat buat gw dirumah dari penatnya kegiatan belajar. Hari sebelumnya wali kelas gw sudah mengumumkan kalau besok tidak ada tambahan pelajaran. Gw seneng banget, paling gak gw bisa tidur siang atau merebahkan badan gw yg sebenarnya tulang gw hampir mau copot. Tapi gw benci banget kalau Intan udah cerita tentang rumah, ngapain lo harus cerita sekarang..? Mau kerumah Intan juga gak enak banget, pasti rumahnya ramai, banyak saudara2nya. Gw males ditempat yg ramai, tapi gw juga benci tempat sepi kalau dirumah sendirian..

"berani gak Nind..?" tanya Intan sebelum meninggalkan gw sendiri dirumah
"berani kok.." jawabku cuek agak sebel
"beneran ya, gw tinggal lho.." tanya dia kembali
"iya.." kataku
"lo yakin gak mau kerumah gw aja Nind..? tanya dia bersiap mengayuh sepedanya
"yakin Ntan.."
"yaudah gw balik ya Nind.." Intan lalu pergi meninggalkan gw ditepi jalan
"caw.."

Seperti biasa kalau rumah gak ada penghuninya, kunci rumah ditaruh dibawah keset "welcome". Gila bener, masuk rumah sendiri aja gw takut banget kan. Rumah gw itu singup (gelap) banget masalahnya, kalau pintu dan jendela2 rumah tidak dibuka semua. Masuk kerumah sendiri waktu siang bisa buat merinding seluruh badan, sampai menciutkan nyali gw untuk memasuki kamar. Jadi gw putuskan untuk duduk2 dilincak depan rumah.

Bosen bangeet didepan gak ngapa2in, mau ambil handphone dikamar aja sampai gw pikir 1000 kali. Karna mau Ujian gw putuskan untuk belajar saja sambil menunggu Kak Aning balik.

Kemudian gw intip jam dinding diruang keluarga lewat kaca pintu. Sampai gw mendengar ada suara kambing dan melihat kakek2 bercaping membawa ranting untuk mengatur jalan kambingnya. Saat itu pengembala datang membawa kambingnya untuk makan disekitar pekarangan depan rumah. Baru kali itu gw melihat ada pengembala membawa kambingnya di depan rumah gw, karna sebelumnya gak pernah lihat. Ya pikir gw bagus juga sih daripada daun2 liar itu kalau sampai rimbu dann lebat, bisa2 jadi tempat sembunyi hewan2 buas, mending rumputnya dibabat untuk dimakan kambingnya.

Ternyata masih jam 2, setelah gw lihat. Kurang lebih sejam lagi kak Aning pulang kerja..

"nduk (panggilan orangtua kepada perempuan)..." kakek tua itu menghampiri dan memanggil saat gw sedang mengintip
".........." sontak gw reflek memandang siapa yg memanggil gw tapi gw gak ngeh mau jawab apa
"adiknya tinggal disini..?" kemudian kakek itu menanyai gw
"iya mbah. kenapa? jawabku dan balik bertanya
"ya bagus.. akhirnya rumah suwung (sepi) ini ada yg ninggalin.." kata kakek itu dengan tersenyum "nduk.., mbah minta air minum?" pinta kakek itu dengan menelan ludahnya sendiri

Gw kaget itu mbah2 apa hantu datang tiba2 minta minum. Jangan2 kalau udah gw ambilin nanti mbahnya ilang lagi kalau gw keluar. Gw jadi parno dan mikir yg egak2.

"iya mbah, duduk dulu.." dengan mempersilahkan kakek itu duduk dilincak

Tapi ya gw pikir dia mungkin tetangga. Soalnya gw sama sekali gak menaruh rasa curiga sih setelah masuk, dan gw ambilkan air. Hawanya beda sekali didalem, tidak mencekam seperti tadi sebelum ada kakek itu.

"ini mbah.." kuserahkan air putih dalam gelas itu pada kakek
"makasih ya nduk.." kata kakek itu merima dan meminumnya sambil duduk lesehan diteras untuk melihat jelas kambingnya yg memakan lahap rumput dan dedaunan liar.
"iya mbah.." kataku dan ikut duduk dibawah
"kenapa diluar sendirian..? ibunya dimana?" tanya kakek tersebut
"itu mbah ibu kondangan. bentar lagi mungkin pulang,.." jawabku
"oo gitu to.., trus asalnya darimana..?" tanya kakek itu "ow iya namanya siapa..?" imbuhnya
"saya asalnya dari T*** mbah, namaku Ninda.." jawabku memperkenalkan diri
"kalau mbah namanya mbah Kasim.." mbah kasim memperkenalkan dirinya "lhoo,, jauh ya nduk.. mbah dulu sering kesana jalan kaki waktu muda, tapi sekarang ya gak jauh orang ada motor.." jwab mbah kasim dengan candaan khas orang tua
"iya mbah.. jaman sekarang kalau mau kemana2 mudah" jawabku sambil tersenyum
"la ya maka dari itu.. sekarang ada bus, mobil, mobil. Jamanku masih naik dokar.." kata mbah kasim menjelaskan..
"mbah ini rumahnya sana nduk, kalau ada kandang gede di pinggir jalan ya itu rumah mbah.." imbuhnya memberitahu gw
"oalah deket ya mbah, aku kalau pulang sekolah berati lewat rumahnya embah ya.." kataku
"masak iya nduk, sekolah dimana..?" tanya mbah kasim
"di smpn s**** mbah.."
"kalau begitu sama cucu mbah nduk, cucuku juga sekolah disana..?"
"kelas berapa mbah..?" tanyaku
"kelas 2 apa 3 ya nduk, mbah lupaa..." katanya sambil melepas caping dan menggaruk kepala
"aku kelas 9 mbah mau lulus hehe.."
"kelas 9 itu kelas berapa kok banyak..?" tanya mbah kasim heran
"hehe iya mbah maksudnya kelas 3.." jawabku menjelaskan simplenya daripada ribut

Tahu sendiri kan, kalau ngobrol sama kakek atau nenek itu nyenenengin banget. Obrolannya itu bisa kemana2, pokoknya udah klop kalau ibu2 arisan ketemu sama mbah2, hehehe.

Kambing yg dibawa mbah Kasim itu sangat banyak, gw aja lupa berapa kambingnya. Soalnya banyak yg masih kecil gitu, mungkin anaknya kali ya (hahaha, ya iya lah) maksudnya cemek mungkin kalau orang desa bilang.

Setelah gw sampai sibuk ingin tahu berapa kambing yg dibawa mbah kasim dengan menhitungnya, gw kaget melihat ada kambing yg bertanduk dan berjenggot gerak2 tidak jelas seperti kambing gila. Gerakannya persis seperti banteng yg ditumpangi matador ditelevisi2. Kambingnya seperti mendapat ancaman waktu memakan rumput dekat pohon kelapa..

"eh mbah itu kambingnya kenapa..?" tanyaku heran karna kambingnya masih loncat2.
"wah iya nduk bentar mbah kesana dulu.." kata mbahnya curiga dan mulai berjalan menghampiri
"ewe weee weee weee eweeeeweweewee ewwu.... kakek itu ngomog tidak jelas dan bibirnya seperti tertahan setelah deket dengan pohon kelapa,
"mbah mbah, njenengan gapapa?" gw malah kwatir dan panik sendiri

Mbah kasim yg gw tanyai masih ngomong gak jelas gitu akhirnya membalikan badan dan berlari menuju gw.. Karna gw juga takut sampai2 gw gak tahu mau berbuat apa jadi gw diam ditempat menunggu mbah kasim kembali menghampiri gw.

"nduk nduk nduk ada ular besarrrr.." kata mbah kasim menarik tangan gw dan masuk didalam rumah
"mbah kambingnya gimana..? gw tanya karna pikiran gw takut kalau kambingnya digigit *pikirku waktu masih teenager*
"udah nduk gapapa, kambingnya bisa jalan pulang sendiri.." jawabnya sambil melihat keadaan luar dari pintu kaca

Memang setelah kambing yg loncat2 seperti kambing gila tadi membuat kambing2 yg lain bubar gak terarah. Gw kira kalau dibiarin kambingnya entar hilang..

"mbah ada apa tadi..?"
"mbah lihat ular besar nduk besar banget.." katanya masih terjaga melihat keadaan luar
"besarnya seberapa mbah kok aku gak lihat mbah.." jawabku karna gak lihat apapun
"atagfirllah nduk kepala besarnya se tampah (tampah adalah alat yang terbuat dari anyaman belahan batang pohon bambu yang di belah yang berbentuk bundar seperti piring berdiameter antara 65-80 cm. Alat ini biasanya digunakan untuk menampi beras) masak gak lihat...?
"tidak mbah.." jawabku gak ngeh
"ya allah nduk, ular besarnya segitu gak lihat? orang melilit pohon kelapa saja sampai badannya keluar kejalan membentang tetep gak lihat.." mbah kasim bercerita dengan panik dan meragakan posisi2 ularnya saat menggeliat2 katanya
"mbah itu ular piton atau anaconda kalau iya, coba mbah ayo lihat.. kambingnya itu pasti mau dimakan tadi.." ajaku mbah kasim keluar untuk melihat apa benar..

Pikiranku saat itu masih dangkal banget. seharusnya gw takut dong sama ular, uler aja geli banget, Tapi gw penasaran, seenggaknya gw lihat dulu sih baru gw lari kalau emang iya.. Orang film anaconda aja nyeremin banget kan bisa makan orang..

"loh kok gak ada..?" mbah kasim sampai kebingungan
".............." ya memang gw lihat didepan gak ada apa2. bahkan kambing yg dibawa mbah kasim sampai gak ada yg tinggal.


=== Cerita Selanjutnya ===