"lo becanda kan?" kata gw
"beneran Nind....!!" Intan memastikan gw "gw dapet kabar ini waktu subuh dari temen2 Nind apalagi dari wali kelas lho, masih bilang gw bercanda?.."
"terus gimana keadaannya Ivan sekarang??" tanyaku dengan emosi meninggi
"gw gak tahu, mendingan ayo berangkat sekolah sekarang aja.." jawab Intan sesudah menghela nafasnya
Gw mengangguk. Setelah berpamitan dengan Ibu, bapak dan Kakak2 dengan tingkat aneh, keluargaku sampai menanyakan kenapa tapi gw acuhkan. Gw bergegas berangkat menuju sekolah dengan mengendarai sepedanya Intan. Sesampai digerbang wali kelas menunggu didepan. Semua teman2 tampak sedih dan tidak percaya apalagi gw yg baru datang, tanganku ditarik fredy dan langsung menggiring gw disebuah pojokan gerbang di dekat mushola.
"Ivan udah gak ada.." fredy memberitahu gw
"maksud lo apaan..? mau bercanda setelah kabar kecelakaan, sekarang bilang gak ada.." Kataku ngotot
"maka dari itu kita semua mau kerumah Ivan dan gak jadi ke Rs.." Fredy jelasin gw untuk tenang
Ya memang betul, keadaan didepan gerbang ramai sekali apalagi dari kelas2 lain dan kerabat2nya Ivan juga membicarakan yg baru dibilang fredy ke gw barusan. Seketika gw ambruk dan ga kuat membawa beban badanku hingga gw terduduk ditanah. Gw berharap kata2 dari fredy dan obrolan2 kecil dari teman2 yg masuk ketelinga gw dengan tidak sengaja itu cuma candaan. Tapi ternyata tidak setelah wali kelas gw mengajak semua murid 9f untuk menaiki bus sekolah yg disewanya dan menuju kerumah Ivan..
Ivan jatuh waktu dia keluar dari gang desa saat menyebrang perempatan jalan raya. Dia menyebrang lurus tetapi didepan ada truk yang mau parkir dibadan jalan, diduga karna kaget dan tidak sanggup membawa motor yg ditumpanginya. Ivan tersenggol truck dan oleng, seketika mobil pickup belakang Ivan menabraknya. Itulah kabar yg didapati teman2 dari mulut ke mulut saat itu. Rasanya seperti mimpi dan gw pengen cepat bangun dan sadar kalau benar itu mimpi. Gw nyesel banget juga tadi malam, motong pembicaraan dia yg belum selesai karna gw lebih milih masuk rumah menemui ibuku. Aaaaah, rasanya sakit bangetttt.
"sabar ya Nind.." Intan memeluk gw saat di bus.. "gw tahu lo sangat sedih" *karna Intan tahu gw selama ini dekat dengan Ivan*
Entah udah berapa lama gw nangis dan tidak percaya. Gw lihat tubuhnya sudah terbalut kain putih, dan merelakan tubuhnya untuk dikebumikan. Bagaimana rasanya kehilangan orang terdekat dengan begitu tiba2 meninggalkanmu selamanya? tidak perlu dipertanyakan kan? Ya itulah yg gw rasain saat itu.
"Tidak mungkin...!" gw masih mencari kenyataan yg sebenarnya "semalem itu gw masih bercanda dengan Ivan didepan rumah gw.." gw nangis teresedak2
"Nind.. udah - udah yg sabar semua ini sama sekali ga salah lo kok Nind.." Intan memeluk gw dikerumunan teman, guru dan keluarga Ivan saat orangtua Ivan meng'adzani almarhum Ivan..
"tapi seenggaknya kalau gw gak mengecewakan dia sebelum dia pulang gak akan seperti ini ntan..!!" gw masih menyalahkan diriku sendiri karna belum jawab ucapan dia nembak gw dan menyela dia mau ngomong saat gw dipanggil ibuku
"udah udah nind.." kata Intan menenangkan gw
Ya gw memang orang yg paling tidak percaya saat itu setelah ibunya Ivan. Bahkan ibunya Ivan sampai beberapa hari shock dan jadi orang yg pendiam.
=======================================================================================================
kelas 9F seharian dirumah Ivan, dan kegiatan belajar mengajar tidak dapat dilaksanakan seperti biasanya. Maka wali kelas dan kepala sekolah lebih memilih untuk menyudahi KBM kelas 9F, dan melanjutkan seperti biasanya pada esok hari. Gw pulang nebeng sama Intan, karna Intan tahu kalau gw masih shock maka Intan menuntun gw sampai kamar. Ibu dan Kak Budi gak ada waktu gw pulang. Karna gw juga tidak tahu kemana, atau mungkin kepasar. Gw menunggu Kak aning, soalnya gw mau meminjam motor kak Aning untuk mampir kekostnya Ivan. Karna ada sesuatu yg mau gw ambil dikostnya, yaitu bajunya Ivan. Gw ingin punya satu aja kenang2an dari dia *pikir gw gak waras saat itu*
"Loh nind kok pulangnya duluan kamu sih..?" tanya kak Aning setelah membuka pintu kamar "gak ada tambahan pelajaran ya?"
"iya kak gak ada les.." jawabku *karna biasanya gw sampe rumah jam 4*
"kok mata kamu sembab gitu? nangisin siapa loh kamu itu.. cie cieee." tanya kak Aning bercanda
"bukan kak, temenku satu kelas ada yang meninggal .. " jawabku dengan meneteskan air mata lagi (dan lagi)
"astagfirllah nind.." Kak Aning sontak memeluk gw juga
"kok bisa..?" tanya kak aning
"itu lo kak temenku yg tadi malam mampir dirumah.." kataku dengan menahan tangisanku
"siapa..? Ivan..?" jawabnya
"iya kak, kakak tahu dia kan? yang tadi malam mampir dirumah kak, tahu kan kak..? " tanyaku berulang berharap kak Aning juga tahu Ivan yg mana
"kakak ga tahu Nind, Ibu kok yg cerita.. " jawabnya
"kak, aku pinjem motor ya. Aku mau ke kost Ivan sebentar.." pintaku
"mau ngapain..? aku anterin aja udah dek, nanti gantian kamu lagi yg kenapa2.. " kak Aning kwatir sama gw dengan keadaan gw
"yaudah kalau begitu sekarang aja ya kak.." ajakku sambil beranjak dari tempat tidur
"iya tunggu depan dek, kakak ganti baju dulu ya.." jawabnya
"iya kak buruan " gw keluar kamar dan kemudian menunggu kak Aning di lincak bambo yg gw duduki bersama Ivan tadi malam
dan berangkatlah kami berdua menuju kost Ivan. Gw diboncengkan kak Aning dan sebagai pemandu jalan untuk menunjukan arah2 jalannya menuju kostan. Kak Aning sebenarnya sudah tidak asing dengan jalan yg gw tunjukan sebab mengarah kerumah kak Lala teman sekantornya. Tapi Kak Aning lebih memlilih untuk diam saja setelah gw sampai.."
"aku tunggu di rumah Lala dek.." Kata kak Aning cuek dan serius ingin marah
"iya kak, bentar.." jawabku dengan meninggalkan kak Aning
Karna gw tau banget Ivan itu tidak pernah mengunci kamarnya kalau dia sedang diluar dan sebaliknya dia menguncinya jika berada didalam. Maka dari itu gw ingin ke kost Ivan secepatnya, daripada kost nya udah pindah tangan. ketika gw masuk gerbang, kostan begitu sepi padahal masih sore hari. Ternyata ada satu orang sedang mencuci baju diarea tempat cuci baju kost dilantai 2. Tapi gw lebih memilih untuk tidak melihatnya dan tetap berjalan tenang. Gw masuk kekamarnya Ivan dan mengambil salah satu baju favorit dia yg sering dipakai kalau bertemu sama gw. Tak lama kemudian orang yg gw lewatin tadi mengetok pintu kamarnya Ivan..
"tok..tok..tokk Van.." panggil orang itu
"iya mas...." sapaku
"Ivan mana dek..?
"Ivan gak ada mas.." jawabku
"healah gak ada gimana? aku mau pinjam motornya nanti malam.. kalau boleh hehehe, sampaiin ke dia ya.." tanyanya orang yg gw gak kenal
"Ivan udah gak ada mas.." jawabku dengan memasang wajah yg memang terlihat sudah kacau banget
"maksudnya..? masnya kebingungan
"Ivan udah gak ada sejak tadi pagi masss.." jawabku menjelaskan masnya
"hahaha.. tau gak dek, kalian itu ngapain suka mainan petak umpet sama aku... " dia tertawa cekikikan "udahlah biasa aja dek, lagian kamar lain kalau bawa cowok atau ceweknya masuk kekamarnya masing2 biasa aja lho..." imbuhnya "lagian yg sering disembunyiin kekamarnya Ivan kamu kan..?" tanya mas itu
"Loh mas...!!! maksud kamu apa? jangan nuduh aku yg egak2 dong...! "seketika gw jadi darah tinggi
"kamu yg setiap hari bahkan tiap malam dibawa Ivan kekamarnya kan..?" dia menanyakan kembali karna ingin tahu
"egak pernah..!!!!" jawabku emosi
"pakai baju putih gak pernah ganti, rambutnya panjang, itu kamu bukan?" dia bertanya lagi dan semakin gugup
"aku gak suka warna putih mas apalagi gak pernah ganti baju, ini rambutku segini..." kataku sambil menyilakan panjangnya rambutku kedepan
masnya semakin kebingungan saat itu dan mengutarakan kejanggalan2 yg dia lihat semuanya..
"wah berarti bukan kamu dek, panjangnya mau sepantat kok.." kata dia *rambutku memang panjang sepunggung dulu tapi gak nyampe sepantat*
"makanya mas kalau lihat pakai mata.. "kataku sebel karna Ivan karna tahu sering bawa cewek dikostan nya "masak iya mas Ivan sering bawa perempuan tiap hari..?" gw tanya penasaran
"iya... Ivan tiap malam kalau aku lihat dia bawa perempuan masuk kamarnya terus, tapi kalau aku kekamarnya ceweknya gak ada.
"bentar2 mas, tolong mas jelasin. aku gak ngertiii kok perempuannya gak ada.." gw tanya dengan keadaan mikir keras
"jadi gini, kalau aku lagi didepan kamar rokokan atau ngapain, dan gak sengaja saat itu Ivan balik habis keluar. Ivan sama perempuan tapi ya aku heran juga, kenapa kalau dia bawa perempuan gak pernah ngobrol (kaya gak kenal). Apalagi jalan barengan, sama sekali gak pernah. Pasti ceweknya buntutin di belakang Ivan. Waktu aku sapa juga Ivannya nyapa balik dan senyum ke aku. Kalau aku lihat ceweknya, jalan lurus memandang kedepan aja kaga pernah pasti nunduk kebawah, kaya nyari koin jatuh. Trus suatu saat aku curiga dan ceritain ke temen2 kalau ivan masukin cewek tapi kok dikamarnya gak ada suara2nya sama sekali. Pernah juga aku cek sendiri dengan sengaja mau minta air minumnya, tapi nihil. Trus temenku anak kost sini juga, ngintip kamar Ivan dari jendela, eh Ivan sendirian dan baru molor. "orang itu bercerita dengan serius
"mas beneran apa? jangan nakutin2 dong mas .." gw malah parno dan teringat dengan perempuan yg memperingati gw saat nginep
"serius.." kata dia serius dengan ikuti salam dua jari "Ivan gak ada sejak pagi, emang dia pergi kemana dek..?" menanyakan Ivan kembali
"mass ya tuhan... maksudku tadi, Ivan gak ada dari tadi pagi itu meninggal. Ivan kecelakaan tadi malam..." gw perjelas perkataanku tadi sebelum dituduh sering nginep dikamar Ivan
"innalillahiii.. bener gak.....? dia tanya histeris
"mas beneran mas.. kamu gak lihat mataku aja gak bisa melek nangisin Ivan.." kataku untuk meyakinkan masnya
"la tadi yg aku lihat dibelakangmu pas kamu lewat siapa?" masnya heran.. "Ivan jelas2 senyum sama aku lho tadi.." imbuhnya lagi
"mas aku kesini jujur sendirian.." gw jawab dan tubuhku seketika merinding hebat
"astagfirllahalazim... trus siapa tadi..?" masnya malah ketakutan
"..........." gw bingung mau jawab gimana orang mas2nya malah nakutin gw banget
Tiba2 dari luar kamar, masuk seoarang bapak2..
"ada apa ini Kok..?" Tanya bapak kost ke mas kokok
"adik ini keluarganya Ivan? mau ambil barang2nya Ivan ya.." tanyanya kepadaku
"bukan om ini teman sekelasnya Ivan.." jawab mas tadi yg bernama kokok "iya om aku temennya Ivan, maaf ya om aku gak ijin om dulu kalau mau masuk kesini.." imbuhku *sepertinya gw pernah melihat bapak ini tapi dimana ya*
"ooo temannya Ivan. ya sudah tidak apa - apa, namanya siapa? ada perlu apa memangnya? kok pada ngerumpi didalam kamar pintunya gak ditutup..
"aku ninda om.. *salaman dengan bapak kost* "mas aku ninda.." ajaku baru berkenalan dengan masnya "oh ya, ninda ya.. panggil aku kokok, nind " jawab mas kokok
"Ini om, aku cuma mau ambil bajuku tertinggal dikamarnya Ivan" sambil menunjukan bajunya dengan keadaan sudah dilempit setrika
"oo.. jadi begitu..." jawab bapak kostnya mengangguk2kan kepala
"om, benar ya Ivan gak ada? kok anak kost gak ada yg tahu kabar ini.." tanya mas kokok
"iya, kabarnya tadi malam kecelakaan.. dan baru saja tadi bapak pulang melawat dari dirumahnya.." kata bapak kostan *pantesan gw seperti gak asing, berarti gw lihat bapak ini dikostnya*
"astagfirllah.." mas kokok berucap pelan "kasihan banget Ivan padahal masih muda gitu lho om.." kata mas kokok seperti tidak percaya
"iya mau gimana lagi ya Kok, namanya juga udah takdir.. "jawab bapak kost nya
"om jujur nih, Ivan itu kemarin sering bawa perempuan, tapi kalau dicek dikamarnya gak ada ceweknya.. Aneh lo om, aku kirain ini adiknya ninda yg sering kesini tetapi ternyata juga bukan. om tahu kan yg aku maksud..? Njenengan (kamu) kan sering memperhatikan anak2 kost bawa orang luar om.." tanya mas kokok ingin tahu pada bapak kost
Mas kokok tanya begitu karna siapa tahu Bapak kostnya tahu, karna bapak kost itu orang pinter. Ya gw menebak aja kalau bapak kostnya kaya orang pinter gitu soalnya akiknya buanyak banget dijari2nya, pipinya brewokan, rambutnya panjang, pakek blangkon lagi..
"wah sayangnya saya gak tau kok.." jawab bapak kostnya
"hiiiiih. halah, yasudah om aku pamit nyelesain cucianku dulu.." mas Kokok takut dan seperti gak puas dengan jawaban bapak kost tadi
"sekalian bilang sama anak2 kost kalau sempat nanti tahlil Kok, nanti bareng om naik mobil.." pesan bapak kost
"iya om, siap.." jawabnya singkat dengan meninggalkan kami berdua
Setelah mas Kokok kembali ke tempat cucian baju tadi, bapak kost mengajak gw keluar dan duduk didepan kamar Ivan
"oh ya, saya kira adiknya ini mau ambil barang2nya Ivan. Soalnya tadi keluarganya Ivan pesan sama saya, kalau ada sodara dikota mau mengambilnya.." bapak kost
"hehe.. bukan om.." jawabku gak ngeh "om boleh tanya sesuatu.." imbuhku ingin bertanya
"iya, silahkan.." jawabnya singkat
"om beneran tidak tahu siapa yg sering sama Ivan?" gw bertanya kembali pertanyaan mas kokok, karna gw yakin bapak kostnya nyembunyiin sesuatu dari mas Kokok
"om ceritain, kamu juga gak akan mengerti dik.." katanya
"tolong om.. soalnya aku teman dekatnya Ivan disekolah.. aku pengen tahu " gw memohon dengan memasang muka yg sedih
"...................." bapak kost diam dan menghela nafas
"apa perempuan yg dibunuh disini 3tahun yg lalu..?" tiba2 gw gak sengaja ngomong begitu
"adik tahu dari mana?" bapak kost kaget
"tahu dari kak Lala rumahnya depannya rumah om.."
=== Cerita Selanjutnya ===