Malang Mysterio #3 - Penjelajahan Mistis Di Kampus UMM #23 - Seri 3 Part V A Rekk - Cerita Seram Kaskus

Malang Mysterio #3 - Penjelajahan Mistis Di Kampus UMM #23 - Seri 3 Part V A Rekk

potongan kepala itu telah pergi dari hadapan kami dan menyisakan ceceran darah yang mengotori lantai balkon ini , sesaat kami menghela nafas dan mengusap peluh yang membanjiri muka kami.... ketegangan telah berakhir tanpa menimbulkan masalah sama sekali.

Renggo : " ha..ha.. gw gertak kabur kan dia vig ?! "

Me : " kasian juga sih , dia dibunuh jepang bang "

Renggo : " gw juga kasihan sebenernya tapi kan ngga mungkin kita nyariin jasadnya , daripada repot gw gertak aja eh langsung kabur dia "

Me : " bakalan gentayangan terus tuh bang "

Renggo : " mau gimana lagi vig , biarin aja mau gentayangan.... "

tak terasa malam kian larut dan sekarang sudah nyaris jam 3 pagi , tanpa buang waktu kami bertiga langsung naik ke lantai 6 lagi.

Niken : " bang ?!... kepalanya tadi kemana ?! "

Zul : " ntar kalo balik ke sini gimana bang ?! "

Renggo : " ha..ha.. tenang aja tu kepala udah turun ngga mungkin deh mau naek ke sini lagi "

Niken : " syukur deh bang udah ilang , tapi kepalanya siapa sih bang tadi ?!? "

Renggo : " dah besok aja gw ceritain , sekarang waktu kita tinggal dikit bentar lagi mau shubuh "

Niken : " ya udah deh bang , duh masih ngeri aja gw sama kepala tadi "

Waktu kami tidaklah banyak , penjelajahan mistis ini hanya tersisa tak lebih dari 1 jam saja...... lebih baik kami segera mengexplore segala penjuru lantai 6 ini , lagipula kami sudah tak sabar untuk membuktikan keberadaan sosok Kuntilanak Merah itu.

Steve : " energinya pindah pindah bang "

Renggo : " repot juga nih stiv , cepet banget pindahnya "

Pendik : " apa perlu aku puter infrasound bang ?! "

Renggo : " kagak usah deh , gw mau muter lingsir wengi ndik "

Kini kami berenam berada di tengah tengah lorong lantai 6 yang kondisinya lumayan gelap , segera saja bang Renggo menyuruh kami semua duduk bersila sementara dia bersiap memutar tembang ' Lingsir Wengi ' dari ponselnya.

Renggo : " gw mau pancing pake lagu ini "

Niken : " emang beneran bisa ya bang ?! "

Me : " bisa nik , gw pernah muter di kantin asri ternyata nongol juga kuntinya "

Niken : " oh pas sama memet lu muter lagu ini juga ya vig buat mancing kunti ?! "

Me : " iya nik "

Zul : " kuntinya malah goyangin kepala pas dengerin lagu ini nik "

Niken : " gw masih bingung aja kok kunti bisa suka lingsir wengi sih ? "

Pendik : " struktur nadanya pake pakem macapat nik , yang nyiptain kan sunan kalijaga "

Niken : " oh gara gara pakem macapatnya itu ya ndik kuntinya jadi suka ?! "

Pendik : " iya nik , liriknya sih gak ngaruh apa apa "

Renggo : " nah udah ketemu nih file lagunya , gw puter sekarang dah "

Tanpa berlama lama bang Renggo langsung memutar tembang ' Lingsir Wengi ' dari ponselnya , namun kami semua jadi terheran heran karena yang mengalun dari speaker ponselnya bukanlah ' Lingsir Wengi' versi gamelan jawa melainkan versi remix yang aransemennya sama persis kayak musik di tempat dugeman " ajep..ajep.. ajep...ajep.."

Niken : " yahh.... bang ?!. kok malah gini musiknya ?! "

Renggo : " ahh biar seru ini "

Zul : " waduh ntar gak mau nongol bang kuntinya ?! "

Renggo : " gw iseng aja nih , eh ayo kita joget joget aja biar seru !!! "

Niken : " yaelah bang , kita ini kan lagi uji nyali masak malah joget ?! "

Zul : " iya tuh bang , emangnya lagi dugem ?! "

Renggo : " terserah dah , gw mau joget ndiri ah "

entah habis kerasukan setan mana bang Renggo ini , bisa bisanya di saat seperti ini dia malah joget joget gak jelas sambil dengerin ' Lingsir Wengi ' versi remix ini..... apalagi ponsel motorola E398 nya memiliki double speaker dan juga lampu warna warni kelap kelip yang semakin menunjang aksinya berjoget , suasana lorong yang tadinya gelap dan sunyipun kini berubah bak tempat dugeman.

Niken : " ya ampun bang ?!... udah dong jogetnya ?! "

Renggo : " lu ikutan joget sekalian dah , anggep aja lagi dugem "

Niken : " emoh gak doyan dugem gw "

Pendik : " ha..ha.. joget aja bang mantep "

Me : " ntar kalo kuntinya nongol ajakin joget sekalian bos !! "

Kami hanya bisa ketawa saja menyaksikan bang Renggo yang joget joget gak jelas di hadapan kami , ia terus menggerakkan badannya yang gempal itu mengikuti irama lagu yang bertempo cepat " ajep..ajep... ajep....ajep.... " , kurasa acara dugem dadakan ini hanyalah cara bang Renggo untuk menghibur kami semua biar ngga terlalu tegang berada di lantai 6 ini.

10 menitan sudah acara dugem dadakan ini berlangsung , bang Renggo yang kecapekan joget langsung rebahan di atas lantai keramik putih lorong ini sambil mengatur nafasnya yang ngos ngosan.

Renggo : " haduh , capek gw joget "

Niken : " ha..ha.. sapa suruh lu joget bang ?! "

Zul : " ha..ha.. gokil bang jogetnya "

Me : " mana kunti merahnya gak mau nongol nih bang ?! "

Niken : " iya tuh bang , malu kali kalo diajak joget bareng "

Renggo : " ahh emang gak gaul demit begituan nik "

Lagu 'Lingsir Wengi' versi remix ini masih terus mengalun dari speaker ponselnya bang Renggo karena dia memang memutarnya dalam mode repeat , kuputuskan untuk mematikannya saja dan langsung kuputar 'Lingsir Wengi' versi gamelan jawa dari ponselku.

Me : " nih bang , kunti baru demen yang versi ini "

Renggo : " gw ngerti vig "


' Lingsir Wengi' versi gamelan jawa ini memang terasa berbeda dengan versi remix tadi , selain bertempo lambat tembang ini mampu membuat perasaan jadi terasa sendu..... kini kami semua terdiam mendengarkannya sambil mengamati suasana lorong yang lumayan gelap ini.

Me : " stiv , lu deteksi energinya gak ?! "

Steve : " dari tadi masih pindah pindah terus mas "

Me : " sekarang posisinya dimana ?! "

Steve : " gak jelas mas , aku juga bingung "

Entah apakah kami benar benar akan bertemu dengan sosok Kuntilanak Merah yang menghuni lantai 6 ini , karena selama beberapa menit tak ada tanda tanda apapun yang menandakan kemunculannya.... hingga sayup sayup " pyak..pyak ...pyak..pyak " terdengar riuh suara anak ayam dari arah belakang lantai 6 gedung ini.

Niken : " loh bang , ada suara anak ayam tuh ?! "

Zul : " kok malah suara anak ayam sih ?!.. "

Renggo : " nah ini dia nih , udah mau muncul dia... ayo siap siap semua !!!! "

Niken : " loh bang ?! beneran mau muncul ?! "

Renggo : " udah cepetan , ayo kita ke belakang !! "

Segera saja bang Renggo berdiri dan memimpin kami berjalan menuju bagian belakang dari lantai 6 gedung ini , di sana hanyalah ada deretan ruang kelas , kantor dosen dan kajur fakultas Fisip yang kondisinya jauh lebih gelap daripada lorong ini.

Niken : " ndik ayo senterin "

Pendik : " oyi nik "

" pyak..pyak..pyak... " riuh suara anak ayam itu masih terdengar ketika kami tiba di depan kajur jurusan ikom , segera saja kami mengarahkan sorotan senter ke segala arah untuk mencari cari sumber suara itu.

Zul : " kok gak ada anak ayamnya bang ?! "

Renggo : " ini bukan anak ayam beneran , ini kunti merah lagi niruin suaranya anak ayam "

Zul : " masak sih bang ?!

Niken : " gitu ya bang ternyata ?!... gw kirain kuntinya pelihara ayam "

sedari tadi kami masih mencari cari sumber suara itu namun tak kunjung kami dapati , hingga perlahan riuh suara anak ayam ini mulai menghilang dan keadaan menjadi sunyi seperti semula.

Niken : " duh ilang bang suaranya "

Renggo : " ati ati abis ini mau nongol kayaknya "

Zul : " waduh , deg degan aku bang "

Kini kami semua terdiam dan terus mengamati keadaan dengan seksama , menit demi menit berlalu namun tetap saja tak ada hal janggal apapun yang kami temukan..... kurasa sosok Kunti Merah itu telah berpindah ke area lain dari lantai 6 ini.

Me : " stiv , ada dimana sekarang ?! "

Steve : " masih bingung aku mas , energinya susah dideteksi "

Renggo : " gw juga susah nih deteksi energinya stiv "

Niken : " trus sekarang gimana dong bang ?! "

Renggo : " dah ayo balik ke lorong lagi , kali aja pindah ke sono "

Bergegas kami semua kembali menuju lorong lalu duduk bersila di dekat anak tangga bagian tengah , tak sampai 5 menitan kami berada di sini mendadak " plakk..plakk..plakk.. " terdengar suara langkah kaki dari anak tangga lantai 5 , spontan kami semua langsung berdiri lalu melongok ke arah anak tangga..... ternyata Tiwi si cewe berjilbab itu telah siuman dari pingsannya dan kini ia tengah berjalan di atas anak tangga..... namun anehnya ia tidak bersama Eko dan Rio , ia benar benar sendirian naik ke lantai 6 ini.

Tak sampai semenit kemudian Tiwi telah tiba di hadapan kami yang masih berada di lorong lantai 6 ini , segera saja kami menghujaninya dengan berbagai macam pertanyaan.

Niken : " loh ngga apa apa kamu wi ?! , tadi kan abis pingsan ?! "

Me : " eko sama rio kok ngga ikutan naek juga ?! "

Zul : " berani juga kamu dek sendirian naek ke sini , pasti penasaran sama kunti merah ya ?! "

Tak satupun dari pertanyaan kami yang dijawab oleh Tiwi , entah kenapa dia hanya diam seribu bahasa..... kami mulai merasa agak aneh dengannya.

Renggo : " eh kita duduk dulu di balkon deh ! "

Niken : " iya bang , ayo dek !! "

Dari lorong yang gelap kami berpindah ke balkon yang terang benderang , di sini kami dapat melihat muka Tiwi yang tampak pucat pasi dan juga sorotan matanya yang terlihat kosong..... hal ini membuat kami semakin bingung saja.

Niken : " wi , kamu napa sih ?!.. kalo masih gak kuat gak usah maksain ikut "

Zul : " iya ntar kamu pingsan lagi dek "

Memang benar benar aneh perangai Tiwi kali ini , ia terlihat berbeda dengan sebelumnya dan kami juga tak mengerti ada apa dengannya.

Renggo : " ya udah kita duduk di kursi aja deh "

Me : " oke bos "

kini satu persatu dari kami telah duduk di kursi balkon tapi Tiwi malah berdiri di dekat pagar pembatas balkon sebelah lift..... apa yang terjadi berikutnya langsung membuat kami semua panik , tanpa kami duga sama sekali Tiwi memanjat pagar pembatas balkon itu dan ia berancang ancang untuk terjun dari lantai 6 ini.

Niken : " ya allah tiwiii ?!?!?... kamu mau ngapain ?!!? "

Zul : " dek , jangan !!! .... jangan lompat dek !!!! "

Pendik : " waduh piye ki vig ?! "

Me : " bbang , tu anak kesurupan kayaknya "

Renggo : " gw ngerti vig , stiv kita tangkep bareng lu siap ?! "

Steve : " siap bos ayo cepetan !!! "

Dengan sigap Steve dan bang Renggo berdiri dari kursi lalu berlari ke arah Tiwi , mereka berdua langsung mendekap kaki Tiwi dan kemudian menurunkannya dari pagar pembatas balkon , " hiiiaaah !!! .....hiiiahhhhh !!! " Jeritan histeris terdengar dari mulut Tiwi ketika Steve dan bang Renggo memeganginya dengan erat , ia terus menjerit jerit dan berontak ketika Steve dan bang Renggo memegangi tubuhnya , bahkan kedua kakinya terus menendang nendang ke segala arah.

Renggo : " woy ayo bantuin gak kuat gw !! "

Niken : " guys cepetan bantuin !! "

Me : " ayo cepetan zul !! "

Zul : " iiya vig !! "

Kini kami semua memegangi tubuh Tiwi seerat eratnya namun sungguh luar biasa tenaganya , ia justru semakin berontak dan membuat kami semua kerepotan.

Zul : " bang !! , ini kesurupan kunti merah ya ?! "

Me : " cepetan keluarin bang !! "

Pendik : " aayo bang cepetan !!! "

Keringat deras membanjiri tubuh kami semua yang mulai kepayahan memegangi Tiwi yang terus berontak dan menjerit jerit..... namun upaya kami sia sia belaka " huuekkkzzz.... !!!! " tiba tiba saja mulut Tiwi memuntahkan cairan hitam menjijikkan yang terasa panas saat mengenai kulit kami.

Zul : " aduuhh panass !!!! "

Me : " aahh..ah.. panas !!! "

Pendik : " adduhh panas bang !!! "

Steve : " ahhh....ah..panas !! "

Renggo : " adduuhh panas panas !!! "

Tiwi telah lepas dari kami , ia langsung berlari ke arah toilet yang berada di ujung barat , sementara kami semua menggelepar kesakitan di atas lantai sembari memegangi bagian tubuh kami yang terkena cairan muntahannya.

Niken : " ya allah ?!! ini kenapa bang ?! "

Renggo : " panass nik panass !! "

Pendik : " kayak kena kuah bakso nik !!! panas !!! "

Niken : " duh ya allah gw mesti gimana nih ?! "

Steve : " ahhhh... mbbak ttulung ambil garam di celanaku "

Niken : " stivv ??!.... trus gw mesti apain garemnya ?! "

Steve : " aahh... ttaburin semuanya ke kulit yang kena mbak !!! "

Niken : " iiya stiv aduh "

Dengan panik Niken merogoh saku celana kargo Steve dan mengeluarkan sebungkus garam yang masih tersisa separuhnya , segera saja ia menaburkan isinya di atas bagian kulit kami yang terkena muntahannya Tiwi...... berangsur angsur cairan hitam yang mengenai kulit kami mulai mengering , rasa panaspun perlahan mulai berkurang dan meninggalkan bekas melepuh.

Niken : " ya allah guys ?!? , kalian gak pa pa kan ?! "

Me : " ahh... udah agak ilang panasnya nik "

Pendik : " wancikk vig , koyok duduh bakso tenan panase !!..aduh "

Zul : " ahh..ahh , untung masih ada garemnya stiv "

Renggo : " slameet... slameet kita stiv.... hahh.. hahh... "

Steve : " iiya bang slamet kita..hah..hah.. "

Niken : " alhamdulilah deh guys !! "

Kini kami berenam masih rebahan di atas lantai ini dengan nafas yang terengah engah dan keringat yang membanjiri sekujur tubuh.....aku , Zul dan Pendik yang tadi memegangi pinggang dan kaki Tiwi terkena muntahan cairan hitam itu hanya pada bagian tangan saja , sementara Steve dan bang Renggo yang tadi memegangi badan Tiwi terkena pada bagian tangan , muka dan leher mereka..... segera saja Niken mengambil garam yang masih tersisa lalu mengoleskannya pada mereka berdua.

Niken : " udah gak panas bang ?! "

Renggo : " haduhh , udah mendingan ini "

Niken : " lu gimana stiv ?! udah baikan ?! "

Steve : " udah agak lumayan mbak "

Kami masih sibuk memulihkan kondisi kami dan tak lagi menghiraukan Tiwi yang kabur ke deretan toilet di ujung barat , hingga tiba tiba " bruuuaakk !!!!! " ia muncul lagi dan membanting bak sampah kayu yang berada di dekat toilet , seketika kami tersentak kaget dan memandang ke arahnya...... ia tampak berdiri mematung selama beberapa detik sebelum akhirnya kabur lagi ke dalam deretan toilet.

Me : " bang ?! ayo kita tangkep tu anak !!! "

Renggo : " haduh gw masih sakit nih , gak kuat vig "

Me : " stiv ?! lu gimana ?! "

Steve : " aaku gak bisa mas sori "

Zul : " aayo kita tangkep bareng aja vig !! "

Pendik : " ayo aku melu pisan vig "

Niken : " duh ntar kalo dimuntahin cairan item lagi gimana ?! "

Zul : " ahh mati sekalian aku ngga peduli nik !! "

Pendik : " moga aja ngga dimuntahin lagi nik "

Niken : " ya udah deh , ati ati ya guys !!!! "

Sementara Steve dan bang Renggo masih memulihkan kondisinya masing masing , aku , Zul dan Pendik segera bangkit dan mengejar Tiwi....... segera saja kami berlari menuju deretan toilet di ujung barat yang jaraknya lumayan jauh dari balkon bagian tengah ini , namun ketika kami bertiga tiba tak terlihat sosok Tiwi si cewe berjilbab itu...... justru kami malah mendapati sosok berbeda yang seketika membuat kami semua terperanjat menatapnya , sosok yang selama ini hanya menjadi desas desus di kalangan mahasiswa UMM dan terus membuat kami penasaran itu telah berdiri di hadapan kami.