Niken : " duh , apaan sih tadi ?! "
Zul : " bentar nik aku lagi cariin nih "
Steve : " pokoknya tetep tenang mbak , ngga usah panik "
Tak lama berselang kami kembali dikejutkan dengan suara lainnya , kali ini kami mendengar riuh suara tawa anak kecil dalam jumlah banyak , namun tetap saja sorotan senter kami tak berhasil menemukan penampakan apapun.
Me : " gimana nih ?!.. lu brani ngga naik ke lantai 4 ? "
Zul : " kita naik ke sana nih vig ?! "
Pendik : " ayo wae vig , aku gak wedi kok !! "
( ayo deh vig , aku gak takut kok !!)
Sambil meredam rasa takut yang mulai menyergap , aku , Zul dan Pendik memutuskan naik ke lantai 4 sambil terus menyoroti apa yang ada di hadapan kami..... namun ketika kami masih berada di lantai 3 mendadak " buukk !! " ada sesuatu yang terlempar mengenai punggungnya Zul
Zul : " apaan itu tadi ?!? aku kaget vig "
Me : " sorotin lantainya zul , kita cari terus !! "
spontan kami mengarahkan sorotan senter mencari cari sesuatu yang jatuh di lantai itu , sampai akhirnya kami menemukan sebuah bola tenis yang menggelinding tak jauh dari posisi kami berada.
Zul : " loh kok ada bola tenis vig ?! "
Me : " gw juga ngga ngerti zul "
Pendik : " tak jupuke sek yo "
(aku ambil dulu ya)
Dengan rasa was was Pendik memungut bola tenis berwarna hijau itu lalu menunjukkannya padaku dan juga Zul , namun tak lama kemudian kami dikejutkan dengan suara tawa cekikikan beberapa bocah yang terdengar dari pojokan balkon lantai 3 ini
Pendik : " waduh , ono opo iki vig ?! "
(waduh , ada apa ini vig ?!)
Me : " ayo cepet senterin !! "
Tanpa ragu lagi kami mengarahkan sorotan senter ke pojokan balkon yang gelap gulita , seketika kami dikejutkan dengan apa yang kami lihat beberapa meter di hadapan kami itu.
Di tengah sorotan 2 buah senter kami mendapati 3 sosok anak kecil seumuran anak kelas 1 SD , mereka tidak berbaju dan hanya mengenakan kain jarik yang dijadikan popok sementara kepala mereka gundul semua
Pendik : " wancik rekk , iku tuyul opo piye vig ?! "
(wancik rekk , itu tuyul atau apa vig ?!)
Me : " ketoke guduk ndik , bentuke koyok uwong "
(kayaknya bukan ndik , bentuknya kayak orang)
Zul : " ayo coba kita samperin !! , brani ngga ?! "
Me : " oke , pelan pelan aja zul "
Perlahan kami mulai mencoba mendekati 3 bocah itu sambil tetap menyorotinya dengan senter , anehnya mereka tidak lari ataupun menghilang... bahkan mereka masih tertawa cekikikan dengan riang.
Me : " pokoke tenang ndik , ojok wedi "
(pokoknya tenang ndik , jangan takut)
Pendik : " aku gak wedi vig , lha tak sawang yo gak medeni "
(aku gak takut vig , lha aku lihat ngga nyeremin)
Dengan hanya berjarak sekitar 3 meteran dari bocah bocah itu kami dapat mengamati seperti apa wujud rupa mereka dengan lebih jelas lagi , mereka tampak sama persis seperti anak manusia pada umumnya dan sama sekali tak terlihat menakutkan , justru mereka malah terlihat lucu , polos dan menggemaskan.
Me : " wani takon gak ndik ?! "
(berani tanya gak ndik ?!)
Pendik : " jajal tak takoni ya ?! "
(coba aku tanyain ya ?!)
Tanpa rasa takut si Pendik mulai mendekat lalu melontarkan pertanyaan kepada bocah bocah yang sedari tadi terus tertawa cekikikan itu.
Pendik : " le ?! lapo kon ndek kene ?!
(le ?! ngapain kamu ada di sini ?!)
Bocah A : " aku ambek dulur dulurku podo dolanan ndek kene mas "
(aku sama saudaraku pada main di sini mas)
Pendik : " kabeh iki dulurmu ?! "
(semua ini saudaramu ?!)
Bocah A : " iyo mas , iseh akeh dulurku seng liyane "
(ya mas , masih banyak saudaraku yang lainnya)
Pendik : " kon manggon ndek kene wes suwe le ?! "
(kamu tinggal di sini udah lama le ?!)
Bocah A : " omahku gak ndek kene mas tapi ndek lapangan kono , cedake kali "
(rumahku gak di sini mas tapi di lapangan sana , dekatnya sungai)
Pendik : " lha trus lapo kok dolananmu turut kene ?!
(lha trus ngapain kok mainmu sampai sini ?!)
Bocah A : " aku waleh mas dolanan ndek lapangan terus "
(aku bosen mas main di lapangan terus)
Bocah B : " iyo mas , ndek kene penak mas "
(iya mas , di sini enak mas)
Pendik : " lha iki guduk panggonanmu lho , sedelut maneh dipanggoni menungso kene ini "
(lha ini bukan tempatmu lho , sebentar lagi ditempatin manusia tempat ini)
Bocah B : " iyo iyo mas , ngko nek wes ono menungso manggon ndek kene awake dhewe gak dolanan ndek kene maneh kok "
(iya iya mas , nanti kalo udah ada manusia tinggal di sini kita gak main sini lagi kok)
Bocah A : " iyo mas , aku bakalan ngaleh "
(iya mas , aku bakalan pergi)
Pendik : " gak ngapusi kon ?! ngko malah podo njaraki menungso seng manggon kene ?! "
(gak bohong kamu ?! ntar malah pada jailin manusia yang tinggal sini ?!)
Bocah A : " gak mas , aku gak ngapusi kok "
(gak mas , aku gak bohong kok)
Pendik : " ngasi ngapusi tak kethaki gundulmu lho le !! "
(sampe bohong aku pukulin gundulmu lho le !!)
Bocah A : " ojok mas !! "
(jangan mas !!)
Bocah B : " ojok dikethaki tho mas "
(jangan dipukulin ya mas)
Bocah C : " emoh mas , emoh dikethaki... ngko loro "
(ngga mau mas , ngga mau dipukulin...nanti sakit)
Bocah A : " emoh mas..huuu..huu...
Bocah B : " huuu...huuuu...
Bocah C : " huuu...huuu... "
Kami terheran sendiri melihat perilaku mereka yang benar benar aneh , hanya digertak sedikit saja mereka malah menangis sesenggukan di hadapan kami..... padahal si Pendik hanya bercanda saja tanpa ada maksud menyakiti.
Pendik : " waduh piye ki vig ?! "
(waduh gimana nih vig ?!)
Me : " ben nangis jarno wae ndik , terah gembeng kabeh "
(biarin nangis cuekin aja ndik , emang cengeng semuanya)
Zul : " ha..ha... baru kali ini aku ketemu yang beginian "
Tanpa kami sadari si Niken tau tau telah berada di belakang kami dan kemudian " slaap !!!...slaapp !!! ...slaapp !!! " kilatan flashlight kameranya berpendar beberapa kali dan mengagetkan kami semua , sebelum akhirnya kami menyadari sosok 3 bocah itu telah menghilang dari hadapan kami.
Me : " ahhh , elu nik !!!.... dateng diem diem langsung moto "
Zul : " iya nih , gara gara kamu nih jadi ilang tu bocah nik !!! "
Pendik : " ilang wes !! "
Niken : " gw denger suara bocah nangis sih tadi makanya gw langsung naik diem diem , eh malah liat kalian pada nyenterin tu bocah bocah gundul..... emang siapa sih mereka guys ?!
Me : " udah kita turun dulu deh , ntar ngomong di bawah aja "
Kami merasa agak dongkol juga dengan ulah Niken barusan , padahal kami masih belum puas berinteraksi dengan bocah bocah gaib tadi.... namun salah satu dari mereka tadi ngomong kalo rumahnya ada di lapangan bola dekat sungai Brantas , kurasa akan sangat menarik jika lokasi tersebut menjadi tujuan berikutnya..... siapa tahu kami akan menemukan perkampungan jin di sana.
Kini kami kembali berkumpul di hall asrama dan membahas kejadian barusan , sementara Niken memamerkan hasil jepretan photonya yang terlihat cukup buruk.
Renggo : " waduh , ngga jelas nih bentuknya "
Zul : " aneh ya , kok cuma kepalanya yang kelihatan nik ?!... itupun cuma separo "
Niken : yahh , yang namanya moto demit ya untung untungan hasilnya zul "
Steve : " mereka udah pada pergi kok , energinya udah ngga kerasa lagi "
Renggo : " paling juga anak jin tu bocah , di kampus brawijaya juga banyak yang begituan "
Waktu sudah menunjukkan jam 11 seperempat , lekas kuajak rekan rekanku ini menuju ke lokasi selanjutnya..... tak sampai 5 menitan kami berenam telah tiba di lapangan bola kampus UMM yang begitu lapang namun sangat gelap gulita , satu satunya penerangan di tempat ini hanyalah dari lampu lampu neon yang ada di tribun.
Niken : " bang , cepetan dideteksi energinya "
Renggo : " iya deh , ayo stiv kita jalan "
Kini kami berenam mulai melangkahkan kaki di atas rerumputan lapangan bola ini , hingga akhirnya Bang Renggo dan Steve berjalan menuju ke arah pepohonan lebat sebelah selatan yang tak jauh dari tribun , lekas saja kami mengikuti mereka.
Steve : " ini energinya banyak tapi ada di bawah mas "
Me : " bawah gimana maksud lu ?! "
Steve : " ada di bawah tanah mas "
Me : " trus kita mesti gimana stiv ?! , bisa muncul ngga tuh makhluknya ?! "
Steve : " ngga tau nih mas , gimana bang ?! "
Renggo : " gampang , pasti ada jalur keluar masuknya nih..... pasti ada lobangnya sekitaran sini "
Niken : " emang demitnya lewat lobang ya bang ?!
Renggo : " sama aja nih kayak demit yang ada di pantai balekambang , tinggalnya di bawah tanah , kalo keluar masuk juga lewat lobang "
Tanpa buang waktu Bang Renggo mulai mencari cari lobang yang dimaksud sambil terus mengarahkan senter ke rerumputan dan juga semak semak , ia tampak mondar mandir di antara pepohonan lebat yang letaknya berdekatan dengan sungai Brantas yang mengalir di sebelah lapangan ini.
Renggo : " woy !!! , ayo sini udah ketemu nih !!! "
Steve : " iya bang "
Lekas saja kami menghampiri bang Renggo yang sedang berjongkok di bawah pohon rimbun , di hadapannya tampak sebuah lubang sempit seukuran saluran air yang ditumbuhi semak belukar.
Niken : " ini lobangnya bang ?! "
Renggo : " gw yakin ini satu satunya lobang buat keluar masuk "
Zul : " trus kita harus masuk lobang ini bang ?! "
Renggo : " masuk ?!?.. lu pikir ni lobang cukup buat kita masuk zul ?!.. ha..ha.. "
Steve : " kita pancing penghuni di dalamnya biar keluar mas !! "
Niken : " ya udah deh , kita duduk aja di sini... eh ndik keluarin infrasoundnya dong "
Pendik : " oyi nik !! "
Dengan sigap si Pendik memutar infrasoundnya sekaligus menyalakan 4 batang hio , namun ia tidak menancapkannya di tanah tetapi malah memasukkan hio itu ke dalam lobang..... segera saja kepulan asap tampak mengepul dari lobang tersebut.
Pendik : " ben podo plepeken kabeh demite vig "
(biar pada megap megap semua demitnya vig)
Me : " ha..ha..ha... "
Renggo : " beres nih , kita tungguin aja sekarang "
Kini kami berenam mulai duduk bersila mengelilingi lobang ini , namun gigitan nyamuk benar benar mengganggu konsentrasi kami.
Renggo : " muke gile nih , banyak amat nyamuknya "
Niken : " duh , tau gini pake lotion anti nyamuk deh tadi "
Zul : " ha..ha.. donor darah nih kita "
Steve : " dah tahan bentar dulu deh mas "
Detik demi detik terus berlalu sementara kami terus mengarahkan sorotan senter ke lobang yang berasap tersebut , sebelum akhirnya kami tersentak oleh suara tawa anak anak kecil yang terdengar samar dari dalam lobang tersebut , bahkan 4 batang hio yang dimasukkan Pendik tadi tiba tiba saja terlempar keluar dari lobang ini... kami benar benar terkejut dibuatnya.
Niken : " buset ndik , ada apaan ni ?! "
Pendik : " lihat aja ntar nik "
Renggo : " gw tau ini sarangnya anak anak jin yang tadi ada di rusunawa "
Steve : " iya bang , di dalem pasti ada lebih banyak lagi.... energinya makin kuat "
Me : " kalo bocah kayak tadi gw gak takut deh "
Niken : " gw mau moto lagi deh kalo gitu "
Zul : " jangan buru buru nik , ntar bocahnya langsung ilang kayak tadi "
Mendadak Steve dan Bang Renggo menempelkan kedua telapak tangannya di atas tanah dekat lobang , sementara kedua matanya saling bertatapan satu sama lain..... sepertinya mereka mendeteksi energi yang lebih besar lagi dari dalam lobang ini.
Renggo : " stiv , makin deket nih kayaknya "
Steve : " iiya bang , kayaknya mau keluar semua "
Renggo : " eh ayo cepetan pada lari dari sini semuanya !!! "
Niken : " lah napa mesti lari bang ?! , kan cuma anak anak jin doang ?!... lagian gw mau moto nih "
Renggo : " ini jumlahnya ada banyak banget , udah cepetan lari ke tribun sono "
Niken : " ya udah deh bang , ayo guys cepetan !! "
Dengan tergesa kami semua berlari menuju tribun lalu berdiri berjajaran di bagian atas , sementara mata kami terus mengawasi lobang tadi walaupun terlihat cukup gelap dari sini , apalagi Bang Renggo menyuruh kami mematikan senter agar tak menarik perhatian.
Niken : " mana bang ?!.... ngga ada gitu lho anak jinnya ?! "
Renggo : " udah tungguin bentar lagi nongol "
Benar saja apa kata bang Renggo , tak sampai 5 menit kemudian kami melihat sendiri sosok sosok anak jin merangkak keluar dari lobang tadi , bahkan saking banyaknya kami tak bisa menghitung berapa jumlah mereka semuanya.
Niken : " buset , banyak amat tu anak jinnya bang ?! "
Renggo : " ha..ha.. udah kayak anak sekolahan lagi wisata tuh "
Zul : " kalo naek bis gede langsung penuh tuh bang ..ha..ha.. "
Pendik : " mereka kalo kemari nyamperin kita gimana bang ?! "
Zul : " iya tuh , bisa mampus kita dikeroyok "
Renggo : udah lu pada tenang aja mereka gak bakal nyamperin kita... makanya gw nyuruh matiin senter "
Perlahan satu persatu dari mereka mulai berlarian menuju ke lapangan bola , mereka terlihat begitu riang bermain satu sama lain , bahkan beberapa dari mereka tampak asik bergelayutan di tiang gawang sebelah timur.
Niken : " buset , udah kayak anak orang aja tuh polahnya "
Renggo : " yang namanya anak kecil sama aja nik , pada demen main melulu "
Steve : " kehidupan jin pada dasarnya sama sih kayak manusia... ya cuma beda alam doang "
Niken : " eh gw mau turun nih , pengen moto dari deket "
Zul : " jangan deh nik , mereka bakalan terganggu ntar "
Renggo : " udah ngga usah dipoto nik , biarin aja mereka main sepuasnya.... "
Cukup lama kami memandangi mereka bermain main di lapangan bola , sebelum akhirnya satu persatu dari mereka mulai beterbangan menuju komplek rusunawa tadi.
Renggo : " nah lo , pada bosen tuh mereka main di lapangan "
Niken : " buset dah , mereka pindah mainnya ke rusunawa "
Zul : " moga aja ntar mereka ngga main situ lagi kalo rusunawa udah ditinggalin "
Pendik : " iya zul , kasian mahasiswa yang tinggal situ ntar bisa bisa dijailin sama mereka "
Renggo : " mereka ngga jahat sih sebenernya , cuma suka iseng doang..... suka ngumpetin barang biasanya "
Zul : " wah kalo ngumpetin hape atau dompet gitu kan gawat juga bang ?! "
Renggo : " ya itu sih resiko bagi yang nempatin rusunawa zul , moga aja ntar kagak ada kejadian begituan "
Tak terasa sudah nyaris jam 12 malam , kini kami berenam mulai duduk santai di tribun bagian atas ini sementara Zul mulai mengeluarkan logistik perbekalan dari ranselnya..... tak banyak yang dibawanya , hanya ada sebotol pepsi blue ukuran besar dan 4 bungkus roti sisir.... lekas saja kami menyantapnya sambil ngobrolin hal hal gaib.
Renggo : " kalian tau yang namanya alam astral ?! "
Niken : " ya tempatnya makhluk astral lah bang "
Renggo : " bener , tapi lu tau gimana caranya masuk alam astral ?! "
Niken : " kagak bang "
Steve : " kita mesti astral projection bang "
Renggo : " bener tuh stiv , kok lu bisa tau ?!.... lu bisa juga ya ?! "
Steve : " baru 4 bulanan belajar bang , ya kadang bisa kadang ngga "
Pendik : " itu rogo sukmo kalo istilahnya orang jawa "
Me : " susah sih ngeluarin sukma kita , gw pernah nyoba tapi gak bisa bisa bang "
Renggo : " lu tau gw bisa keluarin sukma gw cuma dalam waktu gak sampe 10 menit "
Me : " ahh yang bener lu bang ?! "
Renggo : " loh , beneran vig... gw buktiin sekarang ya ?! "
Entah habis dibisikin setan mana mendadak bang Renggo kepengen memamerkan kemampuannya melakukan astral projection , namun aku sendiri tidak heran dengannya karena bukan sekali ini saja dia pamer kemampuan supranaturalnya , terlebih kepada orang yang baru dikenalnya seperti teman temanku ini....... kurasa ia hanyalah ingin kesaktiannya itu diakui oleh banyak orang.
Bang Renggo sempat bingung sendiri mau mendemontrasikan kemampuan astral projectionnya dengan cara apa , kebetulan saja ada 2 buah bola sepak merk Nike yang tergeletak di tribun bagian atas ini , segera saja kupungut dan kutaruh berjajaran di dekat tempat kami duduk.
Me : " nih bang , lu tendang ni bola tapi secara astral ?! "
Renggo : " oke vig , kecil ini kalo cuma nendang bola.... pada liat ya semuanya !! "
Zul : " wah , beneran nih bisa bang ?! "
Niken : " eh gw rekam video sekalian ya bang !! "
Renggo : " boleh tuh , sekalian ntar upload ke youtube ya !!... biar semua orang pada tau "
Niken : " ha...ha... beres bos "
Tanpa buang waktu lagi bang Renggo segera bersiap melakukan astral projection , ia duduk bersila seperti orang semedi dengan kedua mata yang terpejam kemudian ia melakukan olah nafas secara singkat.
Niken : " gw deg degan nih vig , emang beneran bisa ya ?! "
Me : " lu liat aja ntar "
Detik demi detik terus berlalu , kini kami semua terdiam menatap 2 buah bola yang ada di dekat kami..... hingga tiba tiba " bukkkk !!!!..... buuukkk !!!!.... " secara mengejutkan kedua bola itu terbang melambung ke arah lapangan dengan kecepatan tinggi , seketika kami terperanjat takjub luar biasa dengan aksi bang Renggo barusan..... ia benar benar mengeluarkan sukmanya yang tak kasat mata dan menendangi bola bola itu secara astral.
Niken : " buusett vig ?!... hebat bener nih , gak percaya gw......"
Zul : " wah , gokil banget nih !! "
Pendik : " kok iso yo vig ?! , padahal ngetokno sukmo wae angele setengah mati "
(kok bisa ya vig ?! , padahal ngeluarin sukma aja susahnya setengah mati)
Me : " ojo nggumon kon ambek renggo joyo "
(jangan heran kamu sama renggo joyo)
Tak lama kemudian bang Renggo mulai membuka kedua matanya lalu tertawa lepas penuh kepuasan , ia merasa puas bisa membuat kami semua takjub setengah mati.
Renggo : " gimana ?! gak sampe 10 menit kan ?! ...ha..ha...ha.."
Steve : " iya bang , aku aja butuh sejam lebih keluarin sukma "
Niken : " wah bang , hebat lu.... jadi pengen nih bisa begituan "
Zul : " ajarin kita kita juga dong bang !! "
Renggo : " ha..ha.. gampang itu ntar bisa diatur... "
Tak dapat dipungkiri bahwa kami semua juga ingin bisa menguasai kemampuan astral projection , dengan menguasai kemampuan itu akan ada banyak hal menakjubkan yang bisa dilakukan...... gayung bersambut bang Renggopun menjanjikan akan mengajari kami semua sampai benar benar mahir melakukannya dan kuharap ia ngga cuma omong doang..... soalnya Renggo Joyo juga dikenal sebagai orang yang suka mengobral janji tanpa ada realisasi , mirip caleg caleg yang ikutan kampanye itu.