2 hari setelah lamaran aku malah jatuh sakit,,tapi aku memilih untuk tetap di kost,,,dan tidak pulang ke rumah,,terpaksa juga aku 2 hari tidak kerja,,kepalaku terasa mau pecah memikirkan semua ini,,aku benar-benar tidak menyangka aku akan dihadapkan dengan pilihan sesulit ini,,aku ingin sekali membahagiakan Bapak ku,,sumpah sangat ingin aku membalas kasih sayang beliau,,tapi apa harus dengan jalan ini Ya Allah,,,
Sungguh aku tidak mau mendengar Bapak Kaget mendengar semua ini,,masih trauma dan membekas di benak ku bagaimana Bapak jatuh sakit terkena serangan jantung hanya karena mendengar kabar dari temanku bahwasanya aku terjatuh dari motor ditabrak dari belakang oleh pengendara ugal-ugalan padahal saat itu aku juga tidak terluka parah,,hanya lecet2 di beberapa bagian tubuhku saja,tapi hanya karena itu Bapak ku,,harus dirawat di rumah sakit hampir seminggu lebih,,dan karena kejadian ini juga aku tidak memberitahu ketika aku jatuh tepat di depan rumah Rasti dulu,,,apalagi beliau mendengar calon menantunya ini hamil di luar nikah,,,tambah seperti apa nantinya keadaan beliau,,
Aku terus berbicara sendiri tak ubahnya orang gila di kamar kost ku ini,,,sedari tadi perutku kosong tak terisi,,obat dari dokter pun tak kugubris,,,mulai belajar berbicara dengan tembok,,kenapa dan kenapa harus aku,,,sebegitu berdosakah aku,,sampai aku harus mendapatkan cobaan ini,,,apa aku mabuk saja siapa tahu sedikit banyak mengurangi dosaku,,tapi aku kan sama sekali tidak suka minuman keras,,mencium aromanya saja aku sudah mual,,,kenakalanku memang kuakui Cuma dalam hal pacaran untuk mabuk,,main judi dan sebagainya aku sangat menghindarinya,,paling Cuma rokok,,tapi rasanya kali ini rokokpun sama sekali tidak bisa menghapus kegundahan luar biasa yang terjadi di hatiku,,apa aku bunuh diri saja,,?mungkin mati lebih baik daripada aku harus menghadapi dilemma yang seakan tak memberiku pilihan ini,,,aduh tapi aku takut dosa dan masuk neraka,,bukankah Tuhan tidak mungkin memberi cobaan diluar kemampuan umatnya,,,
Seribu kali otak kuputar mencari cara untuk menutupi aib Rasti tak juga kutemukan idenya,,,tidak mungkin juga aku berbohong bahwasanya sebelum ini semua sebenarnya aku sudah kenal Rasti lama dan berhubungan bebas diluar nikah,,,tapi apa ya mungkin selama ini kan aku kerja disini sedang Rasti baru saja pulang dari Jakarta,,,Apalagi kalau nanti anak Rasti lahir dan sama sekali tidak mirip denganku bukannya tambah semakin banyak orang yang menggunjing keluargaku,,,sungguh pilihan yang sulit,,
Sabtu sore ini aku pulang seperti biasa,,,,ya kali ini aku ingin menemui Rasti untuk mengetahui sebenarnya apa yang terjadi,,aku ingin tahu mantannya Dodi itu dimana sekarang,,siapa tahu aku akan menemukan solusi semua ini,,Tak terasa aku sudah sampai di rumah segera kumenuju kamar untuk berganti pakaian,,dan bersiap menemui rasti,,,aku janjian hari ini untuk ketemuan di luar,,aku ingin bicara empat mata dengan rasti tanpa satu orang lain pun mendengar,,,belum sempat kulangkahkan kakiku untuk keluar Bapak sudah memanggilku dari ruang tamu
“Gor igor,,sini dulu nak,,mau kemana kamu”
“Anu pak mau ke rumahnya Rasti”jawabku
“Wah wah anak Bapak sudah gak sabar ya ketemu calon istri,,baru kemarin lamaran sudah gak sabar saja,,sini dulu nak ada yang mau Bapak kasih tunjuk”
“Apa sih Pak,,aku buru-buru ini pak”
“Sini dulu,,ini Bapak dapat contoh undangan dari mas Agung,,kamu pilih dulu lah yang mana kamu suka nanti Bapak tinggal pesan,,”kata bapak sambil memberikan beberapa contoh undangan..aduh segitu antusiasnya Bapak ini,,jauh-jauh hari semua sudah di prepare,,apa ya tega kalau sudah begini aku membatalkan semua ini..ah sudah lah yang penting hari ini aku menemui rasti dulu…
“Sudah Pak aku nurut saja........ Bapak pilih terserah,,,aku mau pergi dulu,,assalamualaikum”jawabku sambil langsung mengendarai motorku yang sudah terparkir diluar…
Hari ini aku janjian untuk menjemput Rasti di rumahnya dan mengajaknya untuk bicara di jalan baru dekat tempatku tinggal,,tak lama aku sudah sampai di rumahnya,,kulihat dia sudah di depan rumahnya menungguku,,tanpa menunggu lama ketika dia sudah membonceng motorku langsung saja kubawa ke tempat tujuan,,sesampainya disana kuparkir motorku di tempat yang agak sepi,,
“Mas sebelumnya aku mau ngucapin terima kasih banget ma kamu mas,,aku pikir mas mau membatalkan acara lamaran kemarin” kata Rasti memulai pembicaraan,,,
“Iya Ras sama-sama jujur sebenarnya aku ngelakuin ini karena semua sudah terlanjur,,aku Cuma gak pengen Bapak aku kenapa-kenapa,,disini aku Cuma mau Tanya duduk permasalahan kamu itu gimana,,kamu sadar gak sih kamu itu memojokan aku dengan keadaan ini lo”
“Iya mas aku salah,,aku sbenarnya gak maksud buat mas dalam keadaan seperti ini” jawab Rasti
“Gak maksud gimana,,jelas2 kamu mau saja pulang,,mau saja dijodohkan denganku..”
“Tapi aku juga bingung mas,ya sudah aku mau jujur aku hamil udah 3 bulan ini,,dulu di Jakarta aku sudah minta tanggung jawab mantanku mas,,tapi gak taunya dia malah lari pulang ke Padang,,aku malu mas,,aku benar-benar kalut saat itu,,tapi aku juga gak mau gugurin anak aku ini,,pada saat itu Bapak telpon aku katanya aku mau dijodohkan ma mas,,aku pikir mungkin ini satu-satunya solusi walaupun aku akhirnya harus membohongi mas”
“Ahhhh kamu dan mantanmu yang berbuat kenapa harus aku yang menanggung akibat,,kamu tahu tidak Bapak aku itu punya penyakit jantung,,kamu sadar tidak kalau sampai dia dengar apa-apa tentang ini,,kamu mau tanggung jawab”
“Tapi mas,,,aku pun demikian,,apa mas juga lupa kalau ibu aku juga punya penyakit jantung,,apa mas juga tega ibuku kenapa-kenapa karena kehamilanku ini” jawabnya sambil mulai sesenggukan,,,,
Mendengar jawabannya akupun terkesiap,,,Tak lama kemudian kulihat dia menangis,,kedua matanya penuh dengan air mata,,,diantara rasa emosi dan gundah campur aduk,,sebenarnya aku juga tidak tega melihatnya seperti itu,,aku membayangkan kalau seandainya Rasti itu aku,,hamil diluar nikah tanpa ada yang tanggung jawab seperti apa rasanya,,,benar-benar pilihan yang sulit,,,ibu rasti juga jantungan,,Bapak juga,,aduh,,,kudekati dirinya yang sedari tadi menangis dan menangis,,kuseka air matanya,,kutenangkan,,
“Sudah-sudah ayo kita pulang saja ya sudah kalau begitu biarlah,,aku tetap lanjutkan ini semua”..
Kami pun beranjak pergi meninggalkan tempat itu untuk menuju pulang,,dalam perjalanan tak sepatah kata pun keluar dari mulut kami masing-masing,,mungkin sama2 bingung harus bagaimana,,bagaimana dan bagaimana,,,mungkin ini sudah saatnya untuk diriku,,,menuai badai dari angin yang dulu kutanam,,,buah kesalahanku dengan Nia..