Aku dan "Teman" Kos-ku #13 - Kembaran - Cerita Seram Kaskus

Aku dan "Teman" Kos-ku #13 - Kembaran

Februari 2009.

Alhamdulillah akhirnya gw pada hari itu akan menjalani sidang, salah satu bagian terpenting dari hidup gw. Sidang skripsi adalah pintu dimana saat gw keluar nanti kehidupan gw akan berubah, gw bukan lagi mahasiswa dan harus siap menjalani kehidupan yang baru. Gw gak pernah takut apakah nilai gw bagus atau jelek nantinya, gw gak takut dengan dosen-dosen penguji yang konon sangat kritis saat menguji skripsi, gw cuma takut kalau setelah lulus nanti gw jadi orang gak berguna. Jadi, sejak 1 minggu sebelum gw sidang skripsi, hari-hari gw banyak digunakan untuk merenung, merenungkan tentang apa yang akan gw jalani nanti dan menyesali dosa-dosa yang sudah gw perbuat selama ini.

Alhamdulillah nilai kuliah gw gak jelek-jelek amat, jadinya gw termasuk angkatan pertama yang bisa ikut ujian sidang skripsi dibanding temen-temen seangkatan gw. Hari itu, gw sidang bareng sama Andre, temen seangkatan gw yang juga punya kesempatan sidang pada hari yang sama.

"Dre, lu ke kampus jam berapa?"- Subuh-subuh gw udah telepon Andre untuk janjian di kampus.

"Gw kayaknya pagi Ron, harus ada yang gw print dulu"- Jawab Andre.

Pada hari itu gw memutuskan berangkat ke kampus pagi sekali, jam 6 gw udah sampai di kampus, gw adalah orang pertama yang sampai di kampus, sepi sekali kampus gw. Gw harus memeriksa lagi kesiapan untuk sidang nanti dan juga membaca-baca lagi materi skripsi gw. Setelah gw pastikan semuanya siap, gw kembali merenung sendirian di kampus. Gw jadi inget nyokap, gw memutuskan untuk telepon nyokap, mungkin beliau bisa membantu mengurangi beban keresahan gw.

"Assalamualaikum Mamah, Roni sekarang di kampus, hari ini Roni sidang skripsi, mohon doanya ya Mah."- Gw telepon Nyokap, gak kerasa air mata gw tumpah juga.

"Iya pasti Mamah do'ain, kamu tenang aja, ini cuma satu tahap kecil dari kehidupan kamu."- Kata Nyokap dengan bijak.

"Maafin Roni ya Mah, Roni banyak berbuat dosa sama Mamah. Roni takut Mah, takut kalau Roni gak bisa bahagiain Mamah."- Tangisan gw semakin menjadi-jadi.

"Udah kamu tenang aja, Mamah liat kamu bahagia aja, Mamah udah ikutan seneng. Biar kamu tenang, kamu baca lahaula walakuata illabillah aliyil adzim terus dalam hati. Insya Allah, kamu bisa tenang dan bisa melewati sidang kamu dengan mudah."- Begitu kata Nyokap gw.

"Iya Mah, terima kasih ya Mah. Roni sayang Mamah. Assalamualaikum."- Gw pamitan sama Nyokap.

Akhirnya sejak gw telepon Nyokap, gw terus membaca lahaula walakuata illabillah aliyil adzim di dalam hati. Do'a dan kata-kata dari Nyokap membuat gw jadi lebih tenang.

Jam 7.30, gw bertemu Andre dan langsung berkumpul dengan peserta sidang lain untuk diberikan briefing oleh dosen dan dilakukan absen. Rupanya pada hari itu, ada 10 orang peserta sidang termasuk gw dan Andre.

Jam 8, sidang dimulai. Satu per satu peserta dipanggil ke dalam ruangan untuk menjalani sidang.

Jam 9, Andre dipanggil masuk. Andre diuji selama kurang lebih 30 menit, cukup cepat menurut gw.

"Sialan nih, kan gw dateng paling pagi, kok malah lu duluan yang dipanggil sih Dre."- Gw menggerutu.

"Yoi dong, gimana amal kali Ron..hehehe"- Andre malah ngetawain, muka tegangnya langsung hilang setelah sidang. Muka gw masih tegang.

Satu per satu peserta sidang masuk ke dalam ruangan, nama gw masih juga gak dipanggil.

Jam 12, sidang ditunda karena memasuki jam istirahat. Tersisa 3 orang peserta sidang, termasuk gw, yang harus menjalani sidang setelah istirahat.

"Udah Ron, mendingan Dzuhur dulu yuk. Udah santai aja."- Andre mengajak gw sholat.

Gw pun mengiyakan, kami sholat Dzuhur bersama. Gw masih terus membaca lahaula walakuata illabillah aliyil adzim di dalam hati.

Setelah sholat kami kembali ke ruang sidang.

Jam 1, sidang dimulai, satu per satu peserta kembali dipanggil. Andre tetep setia nemenin gw yang masih tegang.

Hingga jam 2, nama gw belum dipanggil juga. Peserta lain sudah dipanggil semua, tersisa gw sendiri yang belum menjalani sidang. Gw tambah resah. Gw coba tanya ke panitia, gw malah cuma disuruh menunggu, nanti juga dipanggil katanya.

Jam 3, dosen pembimbing gw keluar ruangan. Gw langsung tanya beliau.

"Pak, saya kok belum dipanggil ya?"- Tanya gw.

"lah kan tadi udah. Selamat ya, bagus juga penyampaian kamu tadi."- Dosen pembimbing gw menyalami gw.

"MM..mak..maksudnya?"- Gw terheran-heran.

Dosen pembimbing gw ga menjawab apapun, dia langsung pergi terburu-buru. Mungkin kebelet mau ke toilet.

Tak berapa lama kemudian, seluruh peserta sidang dipanggil ke dalam ruangan. Ketua Jurusan mengumumkan hasil sidang. Gw mendapat nilai 'A', dari 10 peserta hanya 3 orang yang mendapat nilai 'A'. Tapi kan gw kan belum sidang. Gw dan Andre terheran-heran, bagaimana bisa?

"Pak, tapi saya belum sidang. Bagaimana mungkin bisa ada nilainya?"- Gw protes ke panitia.

"Iya Pak, Roni sejak pagi sama saya terus."- Andre membantu memperkuat argumen gw.

"Lho?masa sih?"- Panitia tersebut membuka lagi berkas-berkas penilaian.

"Ini ada nilainya kok. Nih liat nih."- Panitia tersebut menunjukkan penilaian dosen penguji, bahkan komentar-komentar dari dosen penguji ditunjukkan.

Gw lihat di dokumen itu, gw ujian jam 12.30. Jam 12.30 kan gw masih sholat di Musholla. Bagaimana mungkin gw ujian sidang?

Gw dan Andre terus terheran-heran. Akhirnya panitia yang ikut keheranan menunjukkan foto-foto dan video saat gw sidang yang direkam dengan kamera digital. Dalam foto tersebut jelas terlihat memang gw sedang melakukan presentasi. Kami bertiga menjadi semakin terheran-heran. Akhirnya sang panitia melaporkan kejadian ini kepada dosen penguji, sang dosen memanggil gw ke ruangannya.

"Katanya kamu gak ikut sidang?"- Kata dosen penguji gw.

"Iya Bu, tadi saya sedang sholat di Musholla. Kalau Ibu tidak percaya silakan tanya Andre Bu, Andre dari tadi temenin saya terus."- Gw meyakinkan.

"Lah, tadi saya nguji kamu lho. Saya yakin sekali kamu presentasi di ruangan tadi."- Kata Dosen penguji gw.

Pembicaraan mengenai gw mulai menyebar di kampus. Beberapa karyawan Tata Usaha bahkan menanyai gw mengenai kejadian tersebut. Dosen penguji akhirnya menguji skripsi gw secara pribadi, tatap muka berdua. Dosen penguji yang satunya lagi sudah pulang.

Setelah semuanya selesai, Gw, Andre dan beberapa teman seangkatan gw berkumpul dan ngopi-ngopi. Keheranan kami semua belum terjawab. Siapa yang menggantikan gw menjalani sidang skripsi?bahkan terekam dalam foto dan video? Sehingga, pada hari itu gw lulus sidang dengan nilai terbaik tanpa gw menjalani sidang sama sekali.


=== Cerita Selanjutnya ===