Eko : " wi ?!?… kamu kenapa wi ?!? "
Rio : " aduhh gimana ini ko ?! "
2 orang rekan Tiwi ini hanya bisa bingung sendiri dengan keadaan ini , sementara kami mencoba untuk tetap tenang dan menguasai keadaan yang tak kami mengerti ini.
Niken : " bang ?! , tu anak kesurupan kayaknya ?! "
Renggo : " iya gw ngerti "
Zul : " kita keluarin langsung apa ditanyain dulu nih bang ?! "
Renggo : " coba ditanyain dulu deh kali aja dapet info "
Perlahan bang Renggo menghampiri Tiwi yang masih terus menggelepar di lantai dan terus berteriak tiada henti.
Eko : " bang tolongin tiwi bang ?! "
Rio : " iiya bang , kasian dia "
Renggo : " tenang semuanya , gw tanyain dulu ya "
Dengan posisi berjongkok bang Renggo mulai mencoba menanyai sosok yang merasuki Tiwi , namun karena terus berteriak bang Renggo mulai meninggikan nada bicaranya.
Renggo : " kamu siapa ?!?!! "
Tiwi : " hhuuaaa !!!!..... hhuuaa !!!!.... "
Renggo : " woe !!! aku tanya kamu siapa namanya ?!?! "
Tiwi : " hhuuuaaa !!!!.... hhuuaa !!!!.... "
Tak satupun pertanyaan bang Renggo yang terjawab , sedari tadi hanya teriakan menyakitkan saja yang keluar dari mulut Tiwi.
Renggo : " eh coba pada duduk sini , lu lihat wajahnya !! "
Niken : " iiya bang !! "
Perlahan kami semua duduk berjongkok mengelilingi Tiwi , ketika kami menyoroti wajahnya dari dekat yang terlihat hanyalah expresi kesakitan yang teramat sangat.... seperti seseorang yang baru saja mengalami kecelakaan parah di jalan.
Niken : " ya allah bang , ini kenapa sebenernya bang ?! "
Renggo : " ntar aja gw jelasin , sekarang gw keluarin aja ya ?! "
Niken : " iiya deh bang , kasian lihatnya "
Merasa tak ada gunanya menanyai lagi bang Renggo memutuskan untuk mengeluarkan sosok yang merasuki Tiwi.... segera saja ia meletakkan telapak tangan kanannya pada ubun ubun dan kemudian " huuuuaaa!!!..... huuaa !!!!!..... " teriakan kesakitan itu terdengar nyaring untuk terakhir kalinya disertai tubuh Tiwi yang mengejang hebat sebelum akhirnya ia terkulai pingsan bermandikan peluh.
Renggo : " dah beres nih , sekarang kita bawa kemana nih ?! "
Niken : " kemana ya bang ?! gw juga bingung "
Pendik : " kita bawa ke kantin 3.5 aja nik , kan deket dari sini "
Niken : " oh iya tu ndik , trus yang bawa siapa nih ?! "
Pendik : " biar aku aja yang bawa nik "
seorang personel telah tumbang dan kami memutuskan untuk mengevakuasinya ke kantin 3.5 yang berada di belakang lantai 4 sekaligus di atas tebing plengsengan ini , segera saja si Pendik membopong tubuh Tiwi sementara kami semua menyenteri anak tangga menuju lantai 4
Setibanya di kantin 3.5 si Pendik segera merebahkan tubuh Tiwi di atas meja , sementara kedua rekannya duduk termenung di sebelahnya dengan raut muka yang terlihat cemas.
Renggo : " gak usah khawatir dia udah gw netralisir "
Niken : " iya dek tungguin aja ntar dia bangun sendiri "
Eko : " masih lama ngga ya bangunnya mbak ?! "
Niken : " masih lama ngga bang ?! "
Renggo : " engga paling 2 atau 3 jam lagi udah bangun "
Eko : " oh syukur deh kalo gitu "
Kini kami semua duduk santai sejenak di kantin 3.5 ini sembari membahas kejadian barusan , kami merasa apa yang menimpa Tiwi adalah sebuah pertanyaan besar...... makhluk apakah yang tadi merasukinya dan kenapa ia terus berteriak kesakitan hingga tak bisa diajak berbicara.
Me : " stiv , tadi si tiwi kerasukan apa sebenernya ?! "
Zul : " kunti merahnya turun ke lantai 3 trus ngerasukin dia ya stiv ?! "
Steve : " aku ngerasa tadi bukan makhluk halus mas , energinya sama kayak manusia biasa "
Niken : " trus kalo gitu apaan dong stiv ?! "
Steve : " bisa aja sih itu arwah gentayangan mbak "
Niken : " hah ?!.. yang bener lu stiv ?!.. "
Zul : " trus arwahnya siapa dong ?! "
Steve : " kalo soal ini aku ngga tau sama sekali mas , kayaknya ada orang yang mati mengenaskan di situ "
Mendengar penjelasan Steve barusan membuatku teringat lagi akan cerita tragis dari senior kami tentang cewe yang bunuh diri itu , apalagi tadi aku sempat membicarakannya dengan Niken sewaktu berada di gedung GKB 2.
Me : " nik , kayaknya ini ada hubungannya sama cewe yang bunuh diri itu "
Niken : " gw juga mikir gitu vig "
Zul : " jangan jangan tadi itu arwahnya ya vig ?! "
Me : " gak tau zul , bayangin aja kalo tu cewe lompat dari lantai 6 pasti jatuhnya di dasar tebing lantai 1 kan ?! "
Zul : " aduuh ngeri nih bayanginnya vig kalo emang bener "
Pendik : " pasti hancur tubuhnya pas jatuh "
Me : " makanya tadi pas tiwi kesurupan cuma bisa teriak doang arwahnya , mungkin aja saking sakitnya pas jatuh itu "
Niken : " duh , kok gw lama lama ngerasa tu cerita emang kejadian beneran ya "
Pendik : " sama nik , kalo aku pikir bener juga kayaknya.... lokasinya juga di belakang gedung ini kan ?! "
Steve : " kadang kalo pas lagi kuliah aku ngga sengaja deteksi energinya , mungkin aja sih tu cerita emang kejadian beneran "
Seribu tanya di kepala kami perlahan mulai sedikit terjawab , walaupun kami juga tak terlalu yakin apakah Tiwi kerasukan oleh arwah cewe yang bunuh diri itu..... namun jika spekulasi kami tepat maka cerita tragis dari senior kami itu bukanlah sekedar isapan jempol belaka , melainkan kejadian yang benar benar pernah terjadi di masa lampau.
Sudah jam 2 lewat dan kami masih berkumpul di kantin 3.5 ini sambil ngerokok dan minum pepsi , sementara Eko dan Rio sedang menonton rekaman video dari handycamnya Tiwi.
Me : " tadi sempet ngerekam pas di lantai 3 ya ?! "
Eko : " iya mas , rio yang ngerekam tadi "
Rio : " cuma bentar sih mas , gak sampe 5 menitan kok "
Me : " coba sini kita mau lihat videonya !! "
Segera saja si Eko menyodorkan handycamnya Tiwi padaku lalu kami tonton secara berbarengan , namun tak ada penampakan sosok apapun yang kami lihat.
Niken : " gelap vig gak kelihatan apa apa "
Zul : " kirain ada arwahnya cewe itu yang nongol "
Lekas saja kukembalikan handycamnya Tiwi ini sama si Eko kemudian kami mulai berunding singkat , sesuai kesepakatan kami akan meninggalkan Eko dan Rio di kantin ini untuk menunggui Tiwi yang masih pingsan..... hanya kami para personel lama yang akan melanjutkan untuk naik ke lantai 5 dan 6
Niken : " ntar kalian di sini sampe pagi ya , ntar kita pulangnya barengan "
Eko : " iya mbak "
Me : " eh kalo pepsinya habis minta air sama satpam di pos deket gerbang ya ?! "
Eko : " oh iya mas "
Niken : " ya udah deh , kita mau naek sekarang nih... doain ya !! "
Eko : " iya mbak , pasti "
Rio : " ati ati ya mbak "
Bergegas kami masuk kembali ke dalam gedung GKB 1 , baru saja kami tiba di lorong lantai 4 perhatian kami tersita oleh gemerisik suara yang berasal dari bak sampah besar yang terbuat dari kayu. "srekk..srekk.. srekk.."
Niken : " loh , itu apaan di dalem bak sampah ?! "
Zul : " ahh paling tikus itu nik "
Pendik : " tapi kok berisik banget kalo tikus "
Zul : " kayaknya lagi cari makan ndik tikusnya "
Sejenak kami terheran sendiri menatap bak sampah kayu bercat coklat gelap itu , " srekk..srekk...srekk... " sedari tadi suara gemerisik itu tak kunjung berhenti dan terdengar terlalu berisik.... merasa curiga kami mulai mendekati bak sampah itu dan bersiap melihat isi di dalamnya.
Renggo : " eh senterin semuanya ya !! "
Niken : " iiya bang "
Dengan rasa was was kami semua melongok ke dalam bak sampah kayu itu , di dalamnya tampak berbagai bungkus makanan ringan dan kertas kertas yang saling bertumpukan..... namun ada sesuatu yang bergerak gerak dibalik sampah sampah itu hingga menimbulkan bunyi gemerisik. "srekk..srekk.. srekk.."
Renggo : " gimana ?!.. gw ambil dulu ya sampahnya biar kita bisa lihat ! "
Niken : " ati ati lho bang "
Tanpa rasa jijik bang Renggo mulai menyingkirkan sampah sampah itu sementara kami menyoroti dengan senter , sebelum akhirnya kami terperanjat melihat sesuatu yang bergerak gerak di dasar bak sampah ini.
Niken : " ya allah ??? ini apaan lagi ?!??! "
Zul : " ndik ?!.. ittu !!! "
Pendik : " wancik rekk !!! "
selama beberapa detik kami terus terperanjat melihat sesuatu yang kami kira seekor tikus itu , dugaan kami salah besar karena sesuatu yang bergerak gerak di dasar bak sampah itu ternyata adalah sepotong telapak tangan yang berlumuran darah.
Niken : " bang , tangan siapa ini ?!? "
Zul : " kok bisa ada di sini bang ?! "
Renggo : " gw juga gak ngerti nih "
Pendik : " obah terus vig tangane !! "
Me : " medeni ndik "
Memang benar benar aneh tapi nyata , sepotong tangan di dalam bak sampah ini terus bergerak gerak seperti tangan orang buta yang tengah meraba raba , sementara darah segar tampak mengucur dari pergelangannya yang terpotong..... jujur saja kami cukup ngeri melihatnya namun sekali lagi kami harus bisa meredam rasa takut yang menghinggapi diri.
Renggo : " gimana enaknya ?!.. dimusnahin aja ya ?! "
Niken : " dimusnahin pake garem bang ?! "
Renggo : " iya biar kebakar "
Niken : " ya udah deh bang , takut juga nih "
Renggo : " eh stiv , pake garem lu deh... punya gw tinggal dikit "
Steve : " iya bang , aku bawa 2 bungkus "
Tanpa buang waktu Steve segera mengeluarkan sebungkus garam dari saku celana kargonya lalu menyerahkannya sama bang Renggo , kini ia telah siap menaburkan garam itu ke dalam bak sampah.
Renggo : " eh semuanya mundur dulu deh !! "
Niken : " iiya bang "
Segera saja kami mundur beberapa langkah menjauhi bak sampah kayu itu sementara bang Renggo mulai menaburkan garamnya , tak lama kemudian kobaran api terlihat menyala dari dalam bak sampah kayu itu , apalagi sampah sampah di dalamnya semakin membuat kobaran apinya membesar hingga menerangi lorong gelap ini.
Niken : " udah ilang bang tangannya ?! "
Renggo : " udah kagak ada tenang aja "
Kini kami semua terdiam menatap kobaran api yang menjilat jilat dari dalam bak sampah itu , sementara benak kami dihinggapi oleh tanda tanya besar....... milik siapa potongan tangan itu dan kenapa ada di bak sampah !?!?