Malang Mysterio #3 - Penjelajahan Mistis Di Kampus UMM #10 - Seri 2 Part V A Rekk - Cerita Seram Kaskus

Malang Mysterio #3 - Penjelajahan Mistis Di Kampus UMM #10 - Seri 2 Part V A Rekk

Dengan muka dan baju yang tampak kotor oleh abu Gendruwo yang terbakar tadi , Steve berjalan tenang menghampiriku yang masih berdiri mematung di dekat jembatan gantung , begitu tiba di hadapanku ia langsung merogoh saku celana kargonya dan mengeluarkan sesuatu yang kemudian disodorkannya kepadaku……. sesuatu itu ternyata hanyalah sebungkus garam dapur.

Me : ” gila lu stiv !!!… tadi lu lemparin gendruwonya pake ini ?!?! ”

Steve : ” iya mas… murah tapi ampuh ”

Me : ” tapi kok bisa sampe terbakar stiv ?!?! ”

Steve : ” makhluk halus kan muatan energinya ion negatif mas , trus garam ini muatan energinya ion positif jadi begitu kena langsung kebakar ”

Me : ” gw bingung stiv , kayak ilmuwan aja lu jelasinnya ”

Steve : ” ha..ha..semua yang gaib bisa dijelasin pake sains mas ”

Me : ” ya udah deh , ayo kita balik sekarang !! ”

Sambil berjalan melintasi jembatan gantung , pikiranku masih bingung sendiri dengan penjelasan Steve barusan…. jujur saja aku merasa kagum dengannya , selain bernyali tinggi ia juga memiliki kemampuan dan pengetahuan yang mumpuni , ternyata ngga salah si Soleh mengajaknya ikutan penjelajahan mistis kali ini.

Steve : ” yang lain pada lari kemana mas ?! ”

Me : ” waduh , kemana ya mereka semua ?! ”

Sesampainya di kantin FE kami celingukan sendiri mencari cari teman kami yang kabur duluan , namun sayup sayup terdengar teriakan Niken dari arah taman dekat kolam….. segera saja kami berdua menyusul mereka ke sana.

Niken : ” eh muka lu napa stiv kok jadi kotor gitu ?! ”

Tomi : ” gw pikir lu udah dimakan tu gendruwo ”

Me : ” nih pahlawan kita….. dia yang habisin gendruwo itu ”

Tomi : ” hah ?! , yang bener lu stiv ?! ”

Me : ” lu tau ngga ?!… itu gendruwo dilemparin garam langsung kebakar ”

Niken : ” hah ?!? masak sih stiv ?! … lu crita dong tadi gimana kejadiannya ”

Sementara Steve menceritakan aksinya barusan kepada teman temanku kuputuskan untuk duduk selonjoran di gazebo taman ini sambil merokok bersama Zul yang tengah asik melihat layar kameranya Niken.

Zul : ” vig…. lihat nih photonya gendruwo tadi !! ”

Me : ” eh mana zul ?! ”

Dengan bersemangat zul menyodorkan kameranya Niken padaku , kuamati hasil photonya barusan yang memperlihatkan penampakan sosok Gendruwo tadi walaupun ngga terlalu jelas.

Zul : ” gimana ?!… serem juga ya mukanya ?! ”

Me : ” gila juga tuh niken !! , langsung moto ngga bilang duluan… jadi marah gendruwonya ”

Zul : ” ha..ha… tu anak nyalinya gede juga ”

Me : ” eh zul , kamu dengerin steve cerita tuh… tadi dia ngelemparin garam langsung kebakar gendruwonya ”

Zul : ” ah yang bener kamu ?! ”

Me : ” udah kamu ikutan nimbrung sana ”

Zul : ” oh iya deh ”

Kuserahkan kamera tadi sama Zul dan kini aku mulai merasa agak mengantuk , langsung saja kurebahkan tubuhku di gazebo ini sambil kupandangi hamparan permukaan air kolam yang tampak tenang….. kurenungi penjelajahan mistis kali ini yang jauh lebih hardcore daripada sebelumnya , siapa sangka jika dalam beberapa jam saja kami telah bertemu dengan Kuntilanak dan Gendruwo , entah akan ada makhluk apa lagi setelah ini…… aku tak ingin membayangkannya dan memenuhi benakku dengan gambaran menyeramkan seperti di film horor , sebaiknya kuhimpun sisa sisa nyali dan tenaga yang kupunya karena penjelajahan mistis ini masih belum berakhir.

Di saat aku masih santai rebahan di gazebo mendadak Steve mondar mandir di tepian kolam ini sambil mengulurkan kedua telapak tangannya , sepertinya ia mendeteksi energi makhluk gaib lagi.

Niken : ” eh stiv !! , emang ada penunggunya juga di kolam ini ?!? ”

Steve : ” kayaknya memang ada mbak , ini lagi aku cari cari posisinya ”

Pendik : ” wah , kalo gitu aku puter deh infrasoundnya ”

Dengan sigap Pendik lekas memutar infrasoundnya lalu menaruhnya di tepi kolam ini , secara perlahan mulai terlihat perubahan yang terjadi…. kini kami bertujuh menyaksikan permukaan air kolam yang tadinya tenang tiba tiba menjadi bergelombang dan beriak riak , seolah ada seseorang yang sedang berenang di kolam ini.

Soleh : ” kok dadi ngene ndik banyune ?! ”

(kok jadi gini ndik airnya ?!)

Pendik : ” wes tha deloken dhewe ”

(udah deh liat aja sendiri)

Dengan raut muka agak tegang kami mengamati seluruh sisi kolam yang cukup luas ini , hingga akhirnya pandangan mata kami tertuju pada sosok yang perlahan muncul dari kolong jembatan Gedung GKB 1.

Niken : ” eh apaan sih itu ?! gw mau siap siap moto nih ”

Zul : ” jangan dulu nik , entar dia marah ”

Steve : ” sttt…. tenang dulu mbak ”

Perlahan sosok itu keluar dari kolong jembatan dan seketika kami semua terdiam membisu menyaksikannya… kini di hadapan kami tampak sesosok perempuan yang tengah berenang di kolam ini , apalagi pantulan lampu dari jembatan sudah cukup terang memperlihatkan sosoknya yang berambut panjang menutupi muka serta mengenakan atasan seperti kemben jarik….. dengan tertegun kami mengamati sosok perempuan itu , ketika ia berenang semakin mendekat ke arah kami barulah akhirnya kami menyadari bahwa ada sesuatu yang memanjang dan bergerak meliuk liuk di belakang perempuan itu sehingga membuat permukaan air kolam ini semakin beriak riak.

Niken : ” itu apaan sih yang di belakangnya ?! gw gak bisa lihat jelas ”

Pendik : ” aaku juga ngga tahu nik ”

Dengan seksama kuamati sesuatu yang memanjang di belakangnya itu dan ketika kulihat sisik sisik berwarna hijau gelap barulah kusadari bahwa sesuatu itu adalah ekor ular dengan panjang membentang sekitar 12 meteran , seketika aku merasa bergidik namun kucoba untuk menguasai diri agar tak dicekam rasa takut.

Me : ” iitu…ekor ular nik , coba lu lihat ”

Niken : ” ya..allah ?!?.. masak sih ?! ”

Steve : ” jangan dipoto dulu mbak ya ?! ”

Niken : ” eh iiya stiv ”

Kini kami semua telah menyadari bahwa perempuan yang berenang di hadapan kami itu ternyata berbadan setengah ular , dengan rasa was was kami terus mengamati gerak geriknya….. kami terpana dan terdiam dengan tangan gemetaran memegangi pagar pembatas tepian kolam ini , sementara keringat dingin mulai membanjiri muka kami.

Soleh : ” aaku wedi ndik.. ayo mblayu saiki ”

(aaku takut ndik.. ayo lari sekarang)

Pendik : ” sttt… menengo tho ojo wedi ”

(sttt…diam aja jangan takut)

Detik demi detik berlalu penuh ketegangan , kami terdiam dan menebak nebak sendiri apa yang akan dilakukan perempuan itu selanjutnya…. hingga tiba tiba ” byyyyuuaarr !!!…… byyyuuuuaaar !!!!….. byuuuarr !!!! “ tanpa kami duga perempuan itu melecutkan ekor ularnya yang panjang hingga membuat air kolam bermuncratan ke segala arah bahkan sampai mengenai muka dan baju kami…. seketika kami terkaget setengah mati sampai terjengkang kebelakang , tanpa dikomando kami langsung lari terbirit birit meninggalkan area kolam , dalam gelap malam kami berlarian tak tentu arah sebelum akhirnya kami berkumpul di beranda perpustakaan……. kini kami duduk di anak tangga dengan nafas terengah engah dan degup jantung yang tak karuan ” haaahh…..haahhh…haahh…. ” belum sempat kami memulihkan kondisi mendadak Pendik menyadari bahwa ternyata Tomi tidak ikut duduk bersama kami , ia benar benar tak ada di sini.