Duduk di bangku deretan tengah adalah posisi yang paling ideal untuk mendapatkan contekan , sobekan kertas yang berisi jawaban dari soal ujian mengalir lancar baik dari deret kiri maupun kanan.... tentu saja kami juga harus mewaspadai dosen pengawas yang duduk di hadapan kami , jika sampai ketahuan nyontek maka yang bersangkutan mau tak mau harus menyerahkan lembar soalnya dan meninggalkan kelas..... tapi kurasa hal itu tak akan terjadi karena anak anak di kelas ini sudah ahli urusan contek mencontek.
Willy : " va , soal nomer 8 cepetan !!!
Eva : " iya bentar masih nulis nih "
Memet : " aku yang nomer 6 va ! "
Eva : " ih berisik amat sih kamu met , tungguin ntar "
Eva yang berotak encer adalah andalan kami para cowo cowo bodoh ini , jika ia kelar menjawab 1 soal maka ia akan segera menulisnya di sobekan kertas yang kemudian ia serahkan kepadaku yang duduk di sebelah kirinya.
Eva : " nih vig , kasih ke Willy ! "
Me : " oke , gw tulis dulu deh "
Willy : " cepetan vig nulisnya "
Saking asiknya mencontek tak terasa semua soal telah terjawab tuntas , satu persatu dari kami mulai menyerahkan lembaran soal kepada dosen dan kemudian beranjak meninggalkan ruang kelas dengan rasa lega.
Baru saja kubuka pintu kelas langsung kudapati si Rani yang tengah duduk di kursi balkon sambil membaca 'Bestari' , semacam tabloid gratis khusus mahasiswa UMM yang bisa diambil di kajur tiap jurusan.... sejak kami jadian 2 minggu lalu doi selalu rutin menunggu jam kuliahku berakhir lalu mengajakku makan siang bareng...... lekas saja saja kuhampiri dirinya.
Me : " hi sweety !! , nungguin abang ya ?! "
Rani : " eh mas ?! kok cepet banget ngerjain uas nya ?!... hayo mas nyontek ya ?! "
Me : " ngga dong , abang kan cowo pinter mana mungkin nyontek "
Rani : " boong banget kamu mas , rani ngga percaya "
Me : " kalo pinter bikin kamu klepek klepek percaya kan ?! "
Rani : " hi..hi.. kalo yang itu mah aku percaya mas , kan tiap malem kamu telpon rayuin aku mas "
Me : " kalo ngerayu cewe lain boleh ngga ?! "
Rani : " gak boleh !!! awas kalo sampe ketahuan mas "
Me : " engga , cuma kamu yang ada di hatiku ini
Rani : " sumpah ?!?! "
Me : " sumpah mati samber gledek !! "
Rani : " hi.hi.. iya rani percanten koq , eh mas kita maem sekarang yukz !! "
Me : " kamu mau maem di mana ?!
Rani : " mmm... terserah kamu aja deh mas "
Me : " kita ke kantin asri aja "
Rani : " iya "
Bergegas kami berdua menuju lift yang tak jauh balkon ini , setelah menunggu pintunya terbuka kami lekas masuk bersamaan dengan beberapa mahasiswa lainnya.
Rani : " enak ya mas liftnya gkb 1 ada kacanya bisa liat kolam , gak kayak gkb 2 "
Me : " asik ya ?! kita kayak dewa dewi yang lagi turun dari langit "
Rani : " he..he.. "
Perlahan lift ini meluncur turun dari lantai 6 menuju ke lantai lantai di bawahnya , sementara dari balik kaca kami memandangi kolam yang ada di depan gedung GKB 1..... namun ketika lift ini melewati celah penghubung antara lantai 3 dan 4 tanpa sengaja kulihat sesuatu yang janggal berada di situ.
Secara perlahan lift ini terus meluncur turun dan aku masih terheran heran menatap sesuatu yang janggal itu.... tampak selembar kain merah tersangkut di celah penghubung antara lantai 3 dan 4 , kondisinya juga terlihat lusuh dan compang camping...... hal ini sungguh aneh karena hampir tiap hari aku menggunakan lift ini dan tak pernah kulihat kain merah itu berada di situ sebelumnya.
Rani : " mas , itu kain apaan sih kok ada di situ ?! "
Me : " eh anu.... itu kain korden kayaknya "
Rani : " tapi kok ada di situ mas ?! tadi pas aku naik ke lantai 6 ngga ada tuh "
Me : " aaku juga ngga tau "
Ketika lift ini telah sampai di lantai 1 perasaanku jadi tak enak , selembar kain merah itu pastilah bukan sekedar kain biasa , bisa jadi ada hubungannya dengan sosok Kuntilanak Merah yang hingga detik ini masih menjadi desas desus di kalangan mahasiswa UMM....... wallahualam.