Terror Arwah Tetanggaku Gantung Diri #3 - Cerita Seram Kaskus

Terror Arwah Tetanggaku Gantung Diri #3

(sebelumnya ane mohon maaf, ane disini bukan maksud mengungkit atau ngomongin kejelekan orang yang sudah meninggal, ane harap agan/aganwati bisa mengambil pelajaran dari apa yang akan ane ceritakan, semoga arwahnya diterim iman islamnya dan diberikan pengampuna aminn).

2 tahun sebelumnya.....tepatnya tahun 2013 ane sendiri sudah lupa tanggalnya, waktu itu kampung ane kena imbas dari gempa bumi yang menyebabkan beberapa rumah roboh dan rusak, bapak ane waktu itu ketua RT di kampung ane, almarhum termasuk tetangga terdekat ane kita sekeluarga sudah menganggap saudara dari puluhan tahun silam makanya ane sekeluarga memmanggil almarhum dengan panggilan uwa. kesehariannya almarhum adalah petani dan kadang memelihara kambing orang lain dengan sistim bagi hasil. kehidupannya sangat sederhana bahkan kadang kekurangan, disitulah ane sekeluarga sebagai tetangga dekat selalu membantu mereka apalagi ketika kita sedang ada rezeki, ataupun pas kita lagi panen padi bokap ane suka memberikan zakatnya baik berupa uang ataupun padi/beras. intinya kluarga ane selalu mensupport mereka. selama hidupnya almarhum juga santun sama tetangga, rajin beribadah ke mesjid, menjadi muadzin ataupun ke pengajian gak pernah tidak datang. jujur ane salut sebetulnya sama almarhum karena ibadahnya sangat kuat.

tapi biar bagaimanapun sejatinya sebagai seorang manusia pasti kita pernah melakukan kesalahan, ketika kampung ane terkena dampak gempa bumi itu, bokap ane sebagai ketua RT merasa mempunyai kewajiban untuk membantu warganya apalagi almarhum termasuk kluarga yang belum mapan secara ekonomi baik sandang pangan ataupun papan, karena imbas gempa itu kaca rumahnya pecah pecah dan beberapa genteng rumahnya berjatuhan yang jelas rumah biliknya itu rusak tapi masih kategori ringan, dan dari pemerintah diberikan uang santunan 2.5 juta rupiah untuk kategori rusak ringan dan 10 juta untuk kategori rusak berat.

bokap ane berinisiatif untuk mendaftarkan almarhum sebagai penerima santunan rusak ringa, bokap ane pun mendatangi rumah almarhum dan memberitahukan kalo bokap ane mau membantu mendaftarkan dan tidak menjanjikan akan berhasil karena banyak juga yang lebih parah di kampung sebelah, almarhum sangat senang dengan usulan bokap ane, setelah persyaratan lengkap bokap ane menyerahkan berkasnya ke ketua RW. setelah itu tugas bokap ane selesai karena untuk selanjutnya kelurahan yang akan melanjutkan. beberapa hari kemudian ternyata dana santunannya di setujui, almarhum mendapatkan santunan 2.5 juta, dan almarhum sempat mendatangi bokap ane untuk memberikan uang tanda terima kasih, tapi bokap ane menolaknya karena sejatinya almarhum lebih membutuhkan, bokap ane ikut merasa senang tapi.......

3 hari kemudian...

saya tidak mau terima uang ini, kenapa harus membohongi saya, saya bukanlah anak kecil!!!! kembalikan hak saya, manusia macam apa kamu yang merampas hak orang kecil????
suara nya lantang di depan rumah ane sambil menunjuk nunjuk, bokap, nyokap dan kakak ane kluar rumah karena ada suara orang teriak teriak diluar, beberapa tetangga ane juga menyaksikan kejadiannya dan bertanya tanya.
uwa ada apa? kenapa teriak teriak diluar salah saya apa? kata bokap ane. jangan pura pura bodoh !! saya (dengan bahasa sunda kasar) bukan orang bodoh mana hak saya? saya tahu saya dapat santunan 10 juta, mana yang 7.5 juta? dasar koruptor teriaknya. bapak ane bertanya, infonya dari mana ? kalo memang benar seperti itu silakan datang ke kantor RW untuk konfirmasi karena bapak ane hanya dapat kabarnya dari RW kalo dana nya 2.5 Juta sudah disetujui dan bapak ane meminta nya untuk ke kantor RW mengambil dana nya karena bapak ane sedang ada di luar kampung dan kemungkinan pulangnya baru malam, bapak ane menawarkan opsi mau nunggu besoknya apa mau diambil sendiri dan akhirnya almarhum menyetujui untuk mengambil sendiri. namun dia gak mau menerima penjelasan bokap ane. dan tetap menuduh bapak ane korupsi. nyokap ane sangat sedih kluarga ane juga sangat kecewa dengan kelakuannya.

setelah itu bokap ane meminta penjelasan dari RW dan kelurahan dan meminta mengadakan pertemuan terbuka.memang benar dana yang cair 10 juta tapi itu untuk 4 kepala keluarga karena ada juga beberapa rumah dari kampung sebelah yang sama rusak dan setiap kepala keluarga itu mendapatkan jatah yang sama yaitu 2.5 juta/ kepala keluarga. namun almarhum bersikeras dan meminta bokap ane bertanggung jawab dan mengganti rugi 7.5 juta. ( pikiran orang kampung masih sangat sempit mungkin dia kadung malu atau entahlah....) dia tetap meminta ganti rugi ke keluarga ane 7.5 juta.

setelah kejadian itu nama baik kluarga ane jadi sangat buruk orang2 yang tidak tahu kebenarannya menyangka kalo bapak ane korupsi, setiap anggota kluarga ane ke warung atau belanja ke pasar orang-orang mencibir dan menggunjing katanya kami mau membelanjakan uang hasil korupsi dana gempa. ane tidak tahu sama sekali masalah ini, keluarga ane menyembunyikan nya dari ane karena mereka tahu ane pasti bakal ngamuk ( ane paling tidak suka klo ada yang menghina apalagi menyakiti ortu ane apalagi ortu ane tidak salah).

akhirnya karena tidak tahan dengan gunjingan tetangga lain bahkan sampai kampung sebelah kluarga ane jadi bahan gunjingan, nyokap ane menjual beberapa perhiasan (yang ane kasih) dan uangnya 7.5 juta hasil penjualan perhiasan itu diberikan kepada almarhum.(sekalipun memang tidak seharusnya kita memberikan uang itu, karena kita tidak pernah mengambil hak nya almarhum, kita tidak pernah mengambil hak orang lain) nyokap ane sedih sampai sakit karena perhiasan itu adalah kalung kesayangannya dari ane.

beberapa hari kemudian ane ditelpon kakak karena nyokap sakit, dirumah nyokap ane cerita semuanya kepada ane, tapi meminta ane berjanji gak bakalan marah. setelah ane dengerin ane mencoba menenangkan nyokap ane yang nangis tersedu sedu, nyokap ane bilang seumur hidup beliau tidak akan meridhoi dan tidak mengikhlaskan uang itu, nyokap ane sakit hati bukan hanya karena perhiasannya tapi karena nama baik keluarga ane yang tercoreng
uang itu nyokap serahkan ke almarhum sambil menangis, dia menerima uangnya dana beberapa hari kemudian langsung bikin sumur, karena selama ini numpang di tempat ane atau di tetangga lain untuk mengambil air. sejak kejadian itu hubungan kaluarga ane dan keluarga almarhum jadi renggang. tapi keadaan kelurga almarhum malah makin sulit, malah sejak akhirnya kebenarannya terungkap tetangga lain yang awalnya membenci keluarga ane berbalik menjadi membencinya, dan bersimpatik sama keluarga ane. dan karena kejadian itu tetangga yang lain seperti kurang suka sama keluarganya.

hal ini lah yang memberatkan kematiannya karena kluarga ane belum mengikhlaskan uang 7.5 juta tersebut, sehingga arwahnya terus gentayangan di rumah ane.