Aku masih duduk mengobrol dengan mertuaku di rumahnya,sementara Rasti di rumah kontrakan sedang menonton televisi.Saat itu kami bertiga disertai mas dodo kakak iparku sedang membicarakan tentang isu politik yang sedang menghangat di negeri ini.Sebelum pada akhirnya Pak Joyo datang dengan tergopoh-gopoh.Kulihat sebagian pakaian Pak Joyo basah terkena air hujan.Ya malam itu hujan turun dengan sangat lebatnya.Begitu masuk ke rumah Pak Joyo langsung menanyakan hal yang janggal.
"Pak Giman tadi dengar atau lihat kereta kuda masuk ke belakang rumah ini"tanya Pak Joyo.
"Kereta kuda apa pak,sedari tadi kami mengobrol tak juga kami mendengar sesuatu"tanya balik mertuaku.
Aku mengernyitkan dahi saat itu.aku tak tahu apa maksud dari pertanyaan Pak Joyo.Setelah duduk barulah Pak joyo mulai bercerita.Tadinya Pak Joyo sedang akan membereskan kedai kopinya.Suasana kedai waktu itu sangatlah sepi dikarenakan hujan yang turun membuat sebagian warga malas untuk keluar.Karena sepi Pak Joyo berinisiatif untuk tutup warung lebih awal.Saat sedang mencuci gelas di belakang warung Pak Joyo dikejutkan oleh deru derap langkah kuda.Tak lama dia menoleh ke belakang.Tak dinyana yang dilihat saat itu dia melihat ada kereta khas keraton yang ditarik oleh beberapa kuda.Di kanan kirinya berjalan beberapa pengawal.Kejadian itu begitu cepat,Katanya kereta itu menuju ke belakang rumah mertuaku atau lebih tepatnya itu rumah kontrakanku.Karena rasa penasaran yang amat sangat,begitu selesai menutup warung,Pak Joyo bergegas ke rumah mertuaku.
Aku terperanjat kaget setelah mendengar cerita itu.Kami berempat terlibat pembicaraan serius saat itu.Tapi belum sempat lama kami saling bicara tahu-tahu kami dikejutkan suara teriakan dari belakang rumah mertuaku.
Arghhhhhhhhhhhhhhhhhhhh..........
Tidak salah lagi itu suara istriku Rasti.Kami bergegas berlarian menuju sumber suara.Kulihat sekilas Pak Joyo sampai terjatuh menabrak kursi di ruang tamu saking terburu-buru.
Pemandangan berikutnya yang kami lihat saat itu begitu mengerikan.Kulihat Rasti sudah menggelepar bergerak tak karuan.Rambutnya yang panjang sudah acak-acakan tak karuan.Mulutnya menganga dengan lidah keluar seperti dicekik sesuatu.Dengan sigap kami meringkusnya.
Braghhhh....mas dodo terlempar terjengkang ke belakang terkena amukan Rasti.Aku dan Pak Giman terus bergumul hendak menangkap Rasti sebelum pada akhirnya hampir kami semua terlempar satu persatu.Kekuatan Rasti saat itu seperti biasa sangatlah kuat.Kami empat orang lelaki dibuat kepayahan menghadapi Rasti.Kini matanya melotot mengarah menatap tajam satu persatu.Sampai pada akhirnya pandangannya tertuju padaku.Aku menelan ludah di tenggorokan yang serasa tercekat,Telunjuknya diangkat perlahan mengarah kepadaku.
"Aku kesini menagih janji"Teriak Rasti keras sekali dengan terus melihatku.Aku bergidik menahan rasa takutku saat itu.
"Janji apa,apa maksud perkataanmu Ras"jawabku pelan.
Hihihihih,...dasar bodoh"jawab Rasti.
Tak lama kulihat Rasti bertingkah aneh menari-nari dengan sangat gemulai.Tingkahnya begitu luwes layaknya seorang penari.Tapi setiap dia tertawa yang kami dengar tak ubahnya suara seorang nenek tua renta.Mas Dodo berbisik ke telingaku,agar aku secepatnya ke rumah nenek dukun bayi yang kemarin mengobati Rasti.Spontan aku langsung beranjak keluar dan berlari mencari nenek itu.Secepat kilat kusahut payung di sebelah motorku.Hujan yang begitu lebat menambah suasana mistis malam itu.Kuakui hampir semua bulu kuduk ku merinding saat itu,Suara halilintar diatas tak hentinya terus saja menggelegar kudengar.Rumah nenek dukun bayi itu terletak di pinggiran desa sekitar 300 meter dari rumahku.Suasana rumah di kanan kiri jalan yang kulalui begitu sepi dan mencekam.
Sampai sudah aku di rumah nenek itu,kebetulan saat itu sang nenek sedang menonton televisi.Bergegas aku memberitahukan apa yang terjadi hingga kemudian kami berdua kembali berjalan menuju rumah.Saat sampai kembali ke rumahku aku dibuat terperanjat sekali lagi dengan apa yang kulihat.Tepat di depan pintu rumahku berdiri sesosok tubuh besar nan hitam.Tubuhnya lebat berbulu.Begitu tingginya makhluk itu mungkin setinggi pohon kelapa.Saking tingginya sampai-sampai aku tak bisa melihat wajahnya.Aku bergidik beringsut ke belakang badan nenek dukun bayi itu.
"Nek itu apa nek,tinggi hitam besar banget nek"teriak ku terbata-bata.Yang kulihat nenek itu cuma menghela nafas sembari tangannya masuk ke kantong kebaya yang dikenakanya.Sesuatu dilemparkannya ke arah makhluk hitam tinggi besar itu.Ternyata itu garam.Tak butuh waktu lama makhluk itu sudah menghilang.
"Itu tadi genderuwo"jawabnya singkat sambil masuk ke dalam rumah.Aku bergidik ngeri sambil berjalan mengikutinya dari belakang
Rasti saat itu duduk diatas lemari tanpa berkata sepatah kata.Entah bagaimana caranya sampai Rasti tahu-tahu bisa terduduk di atas lemari saat itu.Semua orang yang ada disitu kulihat begitu cemas dengan keadaan itu.Kepala Rasti terayun ke kanan dan ke kiri.Rambutnya yang panjang mengibas kesana kemari.Sesekali kudengar dia tertawa cekikikan.
"Buat apa kamu kemari..."teriak Rasti tiba-tiba begitu kami masuk rumah.
"Sabar,sebetulnya apa maumu..tolong jangan ganggu anak ini"jawab sang nenek.
"Hihihihi kamu nenek tua tak tahu apa-apa"
"Makanya aku bertanya,apa sebetulnya mau kamu"tanya nenek itu gusar.
"Janji uang dibalas uang,janji nyawa dibalas nyawa"
pekik Rasti sambil meloncat turun hendak mencekik nenek itu.Seketika kami para lelaki mencegah jalan Rasti.Terhuyung-huyung kami menangkap tubuh Rasti yang sekarang seakan lincah menghindari kami.Tak lama bermunculan para tetangga yang sepertinya mendengar keributan ini.Total ada 8 pria saat itu mengamankan Rasti yang terus saja bergerak tak karuan.Pakaiannya beberapa kali tersingkap hingga nampak jelas perutnya yang makin membesar.Kandungan Rasti sudah menginjak usia 6 bulan,aku semakin miris dibuatnya.Sungguh aku mengkhawatirkan bayi dalam kandungannya itu.Kulihat sekilas benjolan seperti daging itu muncul kembali.Seperti biasa benjolan aneh itu terus saja naik turun kesana kemari di tubuh Rasti.
Braggghhhhh,.....keras sekali bunyi lemari itu jatuh.Aneh saat kami bergumul meringkus Rasti,tiba-tiba saja lemari pakaianku yang begitu berat bisa terjatuh dengan sangat mudahnya.Padahal saat itu tak ada yang menyentuhnya.Sempat kami saling berpandangan heran dengan pemandangan itu,Seolah aada kekuatan lain yang hadir di tengah kekacauan ini atau malah mungkin itu karena efek Rasti yang mengamuk.Lama kami begitu sampai pada waktunya nenek itu mengeluarkan sekali lagi jimatnya yang berbentuk wayang.Jimat itu dicelupkan beberapa kali ke dalam air yang telah disiapkan.
Tak lama nenek itu berkumur dengan air tersebut kemudian disemburkan ke kepala Rasti yang terus saja mengerang.Seperti halnya orang kepanasan kulihat Rasti melonjak tak karuan.Benar-benar kepayahan seluruh tenaga kami saat itu hanya untuk sekedar memegang menahan Rasti saja.Entah berapa kali nenek itu menyemburkan air ke tubuh Rasti sampai kemudian Rasti pun lemas.Kami menarik nafas lega.Kami berpikir makhluk yang merasuki Rasti kemungkinan sudah pergi.Tak dinyana pikiran kami salah.Rasti yang tadinya terduduk lemas tiba-tiba saja meloncat setinggi-tingginya.Badannya memutar menghantamkan tangannya ke sekeliling orang-orang.Hampir sebagian besar orang saat itu terkena pukulannya.Aku menahan perih di bibir,perih sekali kurasakan.Bibirku sampai lecet berdarah terkena tangan Rasti.Kejadiannya begitu cepat sampai sang nenek dukun bayi itu terlihat marah kemudian melemparkan jimat berbentuk wayangnya ke arah Rasti.Aneh,seketika itu juga Rasti langsung roboh tak berdaya.Aku yang ada disampingnya secepat kilat menangkap tubuhnya dibantu orang-orang.
Sungguh fenomena tak masuk diakal sekali lagi kami lihat saat itu.Kejadian demi kejadian yang membuat seluruh tubuh.Secepatnya kami memnindahkan Rasti ke kasur.Kasak kusuk orang-orang terdengar saling membicarakan tentang apa yang menimpa istriku ini.Nenek dukun bayi itu bercerita,kali ini yang datang merasuki Rasti bukan cuma satu makhluk tapi banyak makhluk tanpa mau memperinci jumlahnya.Makanya tadi sewaktu Rasti sudah akan pingsan tahu-tahu dia bisa kembali mengamuk karena ada makhluk lain yang merasukinya.Saat itu Pak Joyo menceritakan perihal kereta kuda misterius yang dilihatnya kepada nenek itu.Sambil mengangguk anggukan kepala nenek itu seakan membenarkan.Bahwasanya kereta kuda itu sekumpulan makhluk gaib yang berencana menyerang Rasti.Kenapa kereta kuda,karena menurut sang nenek makhluk-makhluk itu dulunya adalah sepasukan pengawal yang mengikuti sang dayang kerajaan.Saat Rasti tertawa dengan suara seperti nenek-nenek saat itulah sang dayang sedang merasukinya.Aku sendiri saat mendengarnya entah harus percaya atau tidak aku tak tahu.
Saat kutanya perihal janji yang diucapkan Rasti saat kesurupan tadi nenek itu tak bisa menjawab.Alasannya makhluk itu tak juga mau menjawab saat ditanyakan tadi.Pikiranku mulai kemana-mana sekarang.Setelah mengetahui masa lalu almarhum ayah Rasti yang seorang dukun dalam hatiku aku sempat berpikiran negatif.Jangan-jangan dulu ayah Rasti saat berteman dengan makhluk gaib ada janji yang diikrarkannya.Mungkin saja saat itu dia berjanji memberikan tumbal anaknya yang terakhir atau bungsu.Ahhhh....kenapa pikiranku jadi semakin ngawur begini.....