MKuakui masalah yang kuhadapi ini tak semudah ketika kita mencari obat untuk suatu penyakit.Semudah ketika orang sakit dalam penyakit yang wajar begitu kita ke dokter bisa langsung sembuh.Sungguh hal hal yang terjadi dengan istriku ini tak bisa dinalar dengan logika dan akal sehat.Sangat-sangat depresi aku menghadapi buah karmaku ini.Terkadang aku merasa iri ketika di suatu tempat aku melihat sepasang kekasih yang begitu mesra dan saling mengasihi.Beruntunglah kalian yang sampai detik ini benar-benar mencintai pasangan hanya seorang.Dengan kesetiaan tentu saja kalian tak harus mengalami seperti yang aku alami sekarang ini.Karma bukan cuma cerita,kamu akan merasakan pedih dan siksa begitu dia datang dan nyata dalam hidupmu.Sepantasnya karma terjadi untuk kalian yang menyia-nyiakan orang yang menyayangi kalian seperti halnya apa yang kuhadapi saat ini.
Jangan mengira masalahku ini begitu mudah untuk ku ungkap dan kuketahui apa penyebab dibalik semua ini.Sekarang sama halnya aku sedang memanjat sebuah pohon raksasa.Masalahku itu begitu rumit dan terus saja bercabang tiada henti tanpa kutahu sampai kapan akan kutemui ujungnya.Bisa jadi ketika aku terus berusaha memanjat mencari ujung cabang permasalahanku ini nantinya kan kutemui jalan keluar atau malah mungkin satu saat aku malah terjatuh dengan rasa sakit yang sangat hebat.
Sebegitu lengkapnya misteri dalam kehidupanku saat ini.Aku sendiri tak pernah menyangka pada akhirnya aku akan dikelilingi dengan orang-orang yang seolah menutup diri dengan masa lalu mereka.Keluarga mertuaku sama halnya dengan istriku.Semisterius itukah mereka.Begitu tertutupnya mereka sampai untuk sekedar mengetahui masa lalu ayah Rasti aku harus mencari tahu lewat tetanggaku.Begitu juga hal yang kupikirkan saat ini.Aku berpikir mungkin semua yang terjadi dengan istriku ini ada hubungannya dengan masa lalu ayah Rasti yang seorang dukun.Tapi ketika hal itu kutanyakan dengan ibunya,bukan jawaban yang aku dapat tapi hardikan keras dari mertuaku itu.Akupun urung melanjutkan pertanyaan yang mungkin untuk sebagian orang terasa konyol.
Dari penuturan Pak Joyo barulah aku tahu di masa hidupnya ayah Rasti berteman dengan seorang sahabat karibnya di daerah cempoko.Namanya mbah wongso seorang tengkulak tembakau paling terkenal di daerah itu.Menurut pak Joyo lebih baik aku menemuinya siapa tahu disana aku akan menemukan petunjuk dan barangkali mungkin penawar dari penyakit aneh istriku Rasti.
Malam itu sepulang kerja aku bergegas menuju tempat mbah wongso sesuai dengan apa yang diberitahukan Pak Joyo.Dibutuhkan 2 jam perjalanan untuk sampai ke daerah cempoko ini.Jalan berkelak kelok dengan jurang di kanan kiri nyaris membuatku urung melanjutkan perjalanan.Tapi rasa penasaranku mengalahkan segalanya.Aku cuma ingin tahu apa benar semua kejadian yang menimpa Rasti ada hubungannya dengan ayahnya.
Sampai di daerah wonoloyo setengah jam sebelum sampai di desa cempoko aku beristirahat sejenak di warung dekat jembatan.Di daerah itu ada sekitar 5 buah jembatan karena memang daerah tersebut kaya akan aliran sungai dari gunung.Aku merenggangkan seluruh ototku yang menegang setelah menempuh sekitar 1,5 jam perjalanan tubuhku terasa linu kurasakan.Warung itu begitu sederhana dan kecil.Di dalamnya seorang ibu-ibu paruh baya menjaga warung itu.Sembari beristirahat sejenak aku sebenarnya ada maksud untuk sekalian bertanya tepatnya dimana sebenarnya rumah mbah wongso.Setelah beberapa menit akhirnya segelas teh hangat tersaji di depanku.Kutengguk beberapa kali teh itu sembari membakar sebatang rokok untuk mengusir rasa dingin yang menyerang.Sekitar 15 menit aku melepas lelah di warung itu.
"Maaf bu numpang tanya rumah mbah wongso di cempoko itu sebelah mana ya bu persisnya"Tanyaku pelan.
"Oh mas mau ke rumah mbah wongso ya,gampang kok mas,Ikutin jalan ini terus saja nanti sampai di sebuah tugu dekat batas desa masnya belok ke kiri,setelah lewat kuburan umum disamping kanannya ada rumah warna kuning.Ya itu rumah mbah wongso"kata ibu penjual itu.
"Oh begitu ya bu,terimakasih sebelumnya bu,ini tadi tehnya berapa bu"tanyaku sembari mengeluarkan dompet di belakang celana.Setelah membayar aku bergegas melanjutkan perjalanan karena waktu sudah sangat larut malam.Tak lama kemudian telah sampailah aku di sebuah tugu batas desa yang dimaksud ibu-ibu tadi.Kupelankan motorku karena kulihat di depan ada segerombolan pemuda sedang berkumpul di pinggir jalan.Saat aku melajukan motorku hendak melewati mereka,salah seorang dari mereka mencegat motorku.
"Mau kemana mas"tanya pemuda itu dengan nada keras.Pemuda itu berbadan cukup besar dengan rambutnya yang gondrong keriting sebahu.Tercium bau alkohol ketika dia berbicara.Pandanganku sekilas menoleh ke samping.Mungkin ada sekitar 5 orang saat itu.Beberapa botol minuman keras tergeletak di samping mereka duduk.Sepertinya mereka sedang pesta minuman keras.
"Anu mas ini saya mau ke rumah mbah wongso"jawabku pelan masih di atas motor.
"Ada uang gak mas,tambahin kita beli vodka,nanggung nih"tanya pemuda itu dengan sembari mendorong bahuku.Aku terkaget melihatnya,sempat aku tersulut emosi.Wajahku merah padam saat itu sebelum pada akhirnya b dua orang pemuda yang lain berdiri mengeliliku.
"Masnya mau cari mati ya,sini 100 ribu dulu kalau mau aman"hardik pemuda yang lain.
"Maaf mas saya gak punya uang,ini saya cuma punya uang 17 ribu"jawabku pelan menahan marah.Saat itu aku tak ingin mencari masalah.Kebetulan itu uang sisa aku membeli teh tadi.Uang yang lain kusimpan dalam tas kecilku
"Wah pelecehan ini,uang 17 ribu buat kasih makan nenek lu ya"jawab pemuda itu dengan nada marah sembari membanting rokoknya.
"Plaakkkk....sebuah tamparan mendarat mulus di bibirku.Aku yang tak menyangka serangan itu hingga terjatuh terpelanting dari motor.Beberapa pemuda yang lain berusaha merogoh semua isi kantongku.Aku berusaha melawan sebisaku.Mereka semua mengeroyok ku saat itu.Hingga pada akhirnya salah seorang pemuda yang bertubuh ceking mengambil tasku.Tak lama mereka mendapati uangku sejumlah ratusan ribu.Aku marah dengan sangat.Aku berusaha melawan tapi tidak bisa.Mereka terus saja menertawakanku sambil terus memukuliku tiada henti.Sampai salah satu pemuda itu berhenti dan mendadak kulihat wajahnya berubah pucat pasi.Pemuda ceking itu lari terbirit-birit meningglkan uang rampasan.Tak lama pemuda yang lain kulihat berteriak teriak ketakutan sembari menunju ke belakangku terjatuh.
Ku....ku,,,kuntilanak"teriak salah satu pemuda itu sambil telunjuknya terus saja menunjuk ke kebelakangku.Aku menoleh ke belakang.Aneh padahal tak ada satupun orang saat itu.Yang kulihat cuma tugu pembatas desa tanpa ada satupun makhluk.Saat itu memang aku mencium aroma melati yang sangat tajam.Tapi sungguh aku tak melihat apapun.Sambil menahan perih kupunguti semua uangku yang berceceran.Aku masih tak mengerti dengan apa yang terjadi.Sebelum pada akhirnya di sudut sebelah kiri jalan aku mendengar suara wanita tertawa.
Hihihihi...suara tertawa tanpa wujud itu begitu jelas kudengar.aku merinding dengan sangat.Tak butuh waktu lama aku bergegas menstater motoku.Sangat panik keadaanku saat itu,tapi sialnya lagi motorku seolah tak mau hidup.Dengan perasaan menahan takut aku mengecek kondisi motorku.Beberapa kali busi motorku kucek masih menyala,dengan api yang masih normal.Aneh seharusnya motorku bisa menyala apalagi bensinku masih banyak.Belum sempat aku berpikir panjang,kusadari sesuatu seperti melayang memutar diatas kepalaku.
Astagfirullah...tak kusangka sebuah gaun hitam melayang-layang memutar diatas kepalaku.Aku yang panik beberapa kali terus menggenjot motorku.Sampai akhirnya motorku bisa hidup aku bergegas melajukan motorku dengan kencang.TErhuyung-huyung jalan motorku saat itu sampai pada akhirnya di depanku sebuah areal pemakaman yang cukup luas harus kulaalui.
Aku terus saja melajukan motorku melewati jalan tengah.Sialan di kanan kiriku penuh dengan batu nisan berjajar.Sungguh rasa takutku tak terperikan sampai kemudian kembali aku dikejutkan dengan suara seperti benda jatuh dari sudut kiri area pemakaman itu.Aku tak berani menoleh ke belakang.Aku sangat sangat takut saat itu sampai sampai aku hanya bisa mengucap istigfar menghadapi semua itu.Sesuatu secara tiba-tiba menggelinding di depan motorku.Aku sigap menghindari benda itu,kepalaku spontan menengok.Sebuah kepala manusia gundul tanpa badan meringis di tempat benda tadi menggelinding.Aku terkesiap sangat hebat sampai aku nyaris tak bisa menggendalikan laju motorku.....
Audzubillahiminasyaitonirojim...Ya Allah lindungilah hambamu ini dari godaan setan yang terkutuk.aku terus saja meracau sambil terus melajukan motorku dengan sangat kencang.Aku sampai kebablasan tidak tahu rumah warna kuning yang katanya rumah pak wongso kulewati.Aku berbalik arah dari depan di ujung jalan yang gelap kulihat sesosok perempuan serti melayang berjalan ke arahku.Aku bergegas memarkirkan motorku ketika sampai di rumah cat kuning itu.Tanpa sadar ku ketok-ketok berulang kali pintu rumah itu.Tak lama kemudian seorang lelaki tua dengan sarung warna merah membukakan pintu.Tanpa permisi dan bertanya lebih lanjut aku langsung saja menerobos masuk rumah untuk mengamankan diri.Sesampai di dalam aku baru bisa menghela nafas lega..Aku yang akhir-akhir ini terbilang berani akhirnya takluk kembali dengan rasa takutku.
2 comments
lanjutam
Kog gk ada kelanjutan'nya ini