Hantu Di Sana Itu Istriku #35 - Cerita Seram Kaskus

Hantu Di Sana Itu Istriku #35

Terlambat
Satu hal yang bisa kubagi dalam ceritaku ini cuma agar kalian tahu bahwasanya karma itu benar-benar ada.Jangan pernah mengira karma itu cuma balasan yang tidak akan seberapa terasa,karma itu benar-benar ada dan ketika dia datang,kenyataan hidup akan jauh lebih menyakitkan dari yang pernah kalian bayangkan.Masih teringat jelas bagaimana congkak dan angkuhnya dulu diriku,hampir setiap aku bosan dengan perempuan aku bisa saja mencari seribu alasan untuk memutuskannya.Bisa dikatakan mungkin yang terparah perlakuanku dengaan Nia.Saat itu aku cuma berpikiran,akan sangat membanggakan ketika kita mengenang masa lalu kita teringat betapa banyak perempuan yang telah kita taklukan.Tapi ternyata pikiranku salah,Tuhan itu tak pernah tidur,apa yang kita perbuat pada saatnya nanti akan kita petik.Satu ketika kita menyakiti seseorang sesakit layaknya digores pisau, satu saat kita juga akan disakiti oleh orang lain mungkin kita tidak cuma akan digores bisa saja malah ditusuk pisau tepat di ulu hatimu.Itulah karma yang kadang orang sepelekan padahal itu benar-benar akan kalian rasakan ketika kalian menyia-nyiakan orang yang benar-benar mencintai kalian apa adanya.

Saat itu masih teringat jelas dibenak ku aku terduduk di kursi depan rumah kontrakan menunggu Bowo temanku untuk mengantarku ke terminal,saat itu masih di tahun 2013.Kubalikan tangan untuk melihat jam tanganku...19.30.Malam ini aku mau berangkat ke surabaya,ada urusan dari kantor yang mengharuskan aku meluncur ke kantor cabang surabaya.Aku sedari tadi gelisah menunggu kedatangan Bowo karena sekitar setengah jam lagi bis ku akan berangkat,aku takut terlambat naik bis,padahal perjalanan rumah ke terminal sekitar 20 menit.

Sesaat kemudian di ujung jalan kudengar suara motor,aku yakin sekali itu motor bowo.Bertahun-tahun aku bersahabat dengannya sampai-sampai aku hafal suara khas motornya walau saat ini motornya saja belum kelihatan.Benar saja sekejap kemudian Bowo datang,mengenakan jaket hitam dengan sarung yang dikalungkan menyamping di pundaknya.Tanpa banyak kata kuhampiri dan langsung saja membonceng motornya.Dan kami pun langsung melaju menembus dinginnya malam.

Saat itu dijalan kami mengobrol kesana kemari mengusir kebosanan di jalan.Jalan setapak dengan kebun kosong dikanan kiri kulalui dengan bowo.Jalan di desa ini kalau malam memang relatif sepi karena jalan ini cuma jalan alternatif jalan pintas ke kota.Senyap dan gelap saat itu,sampai-sampai sudah 10 menit kami berjalan tak ada satupun motor atau mobil yang berpapasan dengan kami.Sampai di daerah sebut saja daerah ngrancah,kami melewati sebuah jembatan dengan disampingnya bukit kecil yang ditumbuhi beberapa pohon kelapa.Kami melaju pelan sembari aku menghela nafas sembari melihat suasana kanan kiriku yang begitu sepi.

Saat itu entah kenapa aku begitu tertarik untuk melihat sisi kananku dimana itu pemandangan bukit dan jembatan yang gelap karena tersapu malam.Sekejap aku dibuat takjub oleh pemandangan menarik yang kulihat.Tiba-tiba saja aku melihat ada sebuah rumah yang boleh kukatakan sangat unik.Ya kubilang unik karena rumah itu ada 3 buah.seperti halnya anak dan induknya.Satu rumah ditengah begitu besar dan megah diapit rumah kecil disamping kanan kirinya.Yang membuatku makin kagum,di setiap rumah itu cuma ada satu pintu dan jendela tanpa ada aksesoris rumah lainnya.Jendelanya berbentuk bulat tanpa kaca persis jendela benteng jaman dahulu,sedang pintunya berbentuk kotak dengan ujung membulat,aksen pintunya seperti rumah adat jawa kuno dengan ukiran yang khas.Rumah itu seakan berada di ketinggian,namun aku tak tahu apa yang menyangga dibawahnya.Dalam hati aku bergumam sejak kapan rumah ini ada,perasaan aku lewat berapa kali rumah ini tidak pernah kulihat.

Berselang kemudian aku melihat sebuah cahaya layaknya cahaya matahari terbit bersinar di belakang rumah-rumah itu.Begitu terang benderang namun berwarna hijau kemudian berubah menjadi merah menyala.Dari dalam pintu rumah utama kulihat sesosok bayangan hitam keluar dari balik pintu.Tak dinyana itu sosok perempuan bergaun hitam bermuka datar putih pucat pasi.Dia berdiri disana sembari melambaikan tangannya persis yang kulihat waktu di sumur ku dulu,kejadian itu begitu cepat.aku terkesiap dan kaget,pandanganku beralih ke depan dan spontan menepuk pundak bowo dari belakang.

"Wo,wo lihat...lihat itu rumah siapa"teriak ku sembari menunjuk ke arah rumah itu tadi dengan pandangan masih ke depan.

"Rumah apa gor?"jawab bowo sembari menoleh ke samping.Aku ikut menoleh ke samping dan ternyata rumah-rumah itu sudah berganti bukit kembali dengan pohon kelapanya,kosong tanpa ada satupun rumah diatasnya.Aku terperangah,belum sempat aku berkata lagi Bowo sudah menghentikan motornya.Dia bertanya apa yang kulihat sedari tadi.Dengan sedikit mengatur nafas yang naik turun aku menjelaskan peristiwa tadi.Belum selesai kuceritakan semua tidak tahunya Bowo sudah langsung melajukan kembali motornya cepat.Selanjutnya di perjalanan Bowo terus saja meracau menggambarkan suasana hatinya yang ketakutan mendengar ceritaku tadi karena saat dia menoleh dia benar-benar tidak melihat apa-apa.Aku bergidik merinding sambil terus mengusap usap batang leherku.

Rintik hujan gerimis mulai turun,saat itu Bowo bertanya kepadaku apakah ingin berrteduh dulu atau langsung melanjutkan perjalanan.Karena aku takut tertinggal bis,aku memutuskan untuk lanjut saja.Kami pun terus saja melaju walau kurasakan kedua pipi dan wajahku sedikit perih dikarenakan rintik hujan yang turun seakan menusuk saat kami berkendara.Aku memegang erat pinggang bowo sembari menyembunyikan kepalaku di balik punggungnya untuk mengurangi efek terkena air hujan.Sampai di tikungan dimana kanan kirinya rimbun ditumbuhi sekumpulan bambu,tiba-tiba Bowo memberhentikan motornya.

"Gor coba kamu lihat ke belakang di pinggir jalan sebelah kiri itu"kata Bowo pelan.
Spontan aku menoleh ke belakang,melihat yang dimaksud Bowo.Saat itu kulihat seorang perempuan duduk di pinggir jalan yang gelap dibawah rerimbunan pohon bambu, seperti menunggu sesuatu.Jarak kami dengan perempuan itu sekitar 15 meter kurang lebih.Suasana yang tak ladzim ditengah rintik hujan dan gelap malam dengan perempuan yang jam segini masih duduk disana membuatku takut dan merinding.
"Kita hampiri saja atau bagaimana gor,kasihan siapa tahu dia butuh tumpangan"kata Bowo.
"Ah kamu gak usah aneh-aneh lanjut saja,sambil terus menepuk-nepuk pundaknya dari belakang.Belum sempat kami melanjutkan perjalanan,terdengar suara cekikikan dari perempuan itu,Hihihihihihi........keras sekali terdengar.Walau takut dengan teramat sangat ku tetap menoleh ke belakang.Yang kulihat saat itu begitu menakutkan.Sosok perempuan itu telah berdiri tegak dan dalam sekejap melayang-layang tak ubahnya seonggok kain dengan kepala diatasnya menyeruak di sela-sela pohon bambu.

Bowo yang terkaget,spontan menarik kencang gas motornya.Tak terkendali jalan motor kami,oleng kesana kemari hingga pada akhirnya...krossakkkkk.Kami berdua terjatuh dari motor,aku meluncur bebas jatuh ke sebelah kiri rumput-rumput sedang bowo terlempar di depan motor.Pedih sekali kurasakan saat itu,aku berusaha bangkit sambil terus melihat ke belakang,perempuan itu telah menghilang tanpa bekas.Kuhampiri Bowo yang saat itu meringis kesakitan sambil memegan kedua kakinya.

"kamu gakpapa wo"tanyaku sembari menahan sakit.
"Gak papa,ayo kita cepat pergi dari sini"jawab Bowo singkat sambil tertatih-tatih membangunkan motornya yang terjatuh.Tapi karena kepayahan yang amat sangat kami tidak bisa melanjutkan perjalanan.Cukup lama kami disitu dengan bulu kuduk yang merinding terus menerus.Ingin rasanya meminta tolong tapi Karena di kanan kiri jalan itu tak ada rumah,percuma saja bagi kami untuk meminta tolong.Mendadak dari samping kiri kami mendengar suara seperti orang berdehem.. tanpa banyak kata kami berdua langsung meloncat menaiki motor dan bergegas saja pergi tanpa memperdulikan rasa sakit kami.Di jalan kami terus saja membicarakan hal itu dengan rasa sakit dan lecet disana sini di tubuh kami, masih dengan bulu kuduk yang merinding.Saat itu Bowo bilang bahwasanya setelah mengantarku dia akan menginap saja di rumah saudaranya di dekat terminal,karena tidak berani pulang sendiri lewat jalan itu.Dalam hatiku aku sungguh tidak enak merepotkan sahabatku itu,tapi rasa cemasku kembali muncul ketika aku teringat tentang bisku,aku takut terlambat.

Kusuruh Bowo untuk agak mempercepat perjalanan,sampai selanjutnya kemudian telah sampailah kami di terminal.Langsung saja aku bergegas terburu-buru menuju tempat agen bis yang kubeli tiketnya.Saking tergesa-gesanya aku tidak sadar meninggalkan Bowo yang masih sibuk mencari parkiran buat motornya.Kulirik jamku...20.15,berarti aku terlambat sekitar 15 menit,semoga saja bisnya belum berangkat.Sesampai di sana,tak dinyana lemas sudah aku karena ternyata bis yang sedianya aku tumpangi ternyata sudah berangkat.Gusar sekali aku dibuatnya.Aku berjalan lemah menuju bapak-bapak tua yang menunggu loket tiket agen bus tersebut.Aku menjelaskan soal keterlambatanku dan berharap mendapatkan kompensasi.Mungkin saja bisa diganti tiket yang baru.Tapi ternyata dugaaanku salah,dengan dalih itu kesalahanku sendiri pihak agen tidak mau tahu.Kalau mau meneruskan perjalanan ya tidak ada jalan lain selain membeli tiket baru dan tiket lama dinyatakan hangus.Kesal dan geram memenuhi hatiku,sungguh keterlaluan sekali makhluk itu.Benar-benar menambah kesulitan hidupku saja.Kalau saja tidak ada makhluk itu tadi mungkin aku tidak akan ketinggalan bis.

Seandainya makhluk itu orang mungkin sudah sedari tadi kupukul dan kuhajar saking jengkelku.Tapi apa mau dikata musuh,ya bisa kubilang musuhku ini makhluk tak nampak,aku bisa apa.Dengan lemah kurogoh kantong celanaku mengambil dompet untuk membeli tiket yang baru dan menunggu bis berikutnya datang...

Kejadian itu begitu membekas di benak ku,kekesalanku benar-benar memuncak saat itu.Hingga pada saatnya nanti aku benar-benar tak menyangka ternyata makhluk itu sebenarnya bermaksud memberikanku sebuah isyarat....