Hantu Di Sana Itu Istriku #34 - Cerita Seram Kaskus

Hantu Di Sana Itu Istriku #34

Kesurupan Lagi
Kuakui suka tidak suka kenyataan hidupku ternyata tak seindah yang kubayangkan dulu.Aku yang berasal dari keluarga broken home dari dulu sangat mengimpikan satu saat aku menikah ingin rasanya punya keluarga kecil yang harmonis dan penuh kasih sayang dalam rumah tanggaku.Tapi kenyataan hidup berkata lain,istriku sekarang si Rasti ternyata sama misteriusnya dengan perempuan bergaun hitam yang mengikutiku selama ini.Sungguh aku ingin mengetahui seperti apa masa lalunya dulu,berapa kali aku mencoba memancing cerita dengan keluarga mertuaku tapi yang kudapatkan malah seolah-olah ada yang ditutupi dariku.

Gusar sekali aku dibuat keadaan ini,terkadang aku ingin sekali mengakhiri semua omong kosong ini.Pernikahan yang seharusnya sakral tak ubahnya Cuma status diatas kertas.Sejak aku mengetahui kebiasaan buruk si Rasti entah kenapa aku semakin ilfill dibuatnya.Sampai-sampai untuk sekedar nafsu dan menyetubuhinya layaknya hubungan suami istripun aku sudah tidak berminat lagi.Apalagi setelah kejadian kemarin,aku dan Rasti di dalam kamar tak ubahnya musuh yang dipaksa bersama,tak juga kami berbicara satu sama lain.Sudah 2 hari ini kami seperti patung,jujur aku masih kesal.Dan herannya lagi si Rasti seolah tanpa rasa bersalah tak juga berbasa basi untuk meminta maaf atas perbuatannya minum minuman keras.Sekarang aku sungguh menyesal dengan semua ini,tapi apalah daya sekarang yang bisa kulakukan,nasi sudah menjadi bubur,tak mungkin untuk ku merubahnya menjadi nasi kembali apalagi untuk mengubah menjadi beras.Ingin rasanya saat ini aku ke pantai yang mungkin tidak ada orang,aku ingin berteriak sekeras-kerasnya,aku ingin melepaskan semua kekesalan dan amarah di hatiku ini.

TV dalam kamarku itu masih menyala sedari tadi,padahal sekarang sudah larut malam. Rasti sudah tidur sedari tadi.Sedangkan aku masih saja tiduran di lantai dekat TV dan memainkan hapeku tapi dengan pikiran yang melayang-layang entah kemana.Saat asyik bermain game yang ada di hp tanpa sengaja pandanganku mengarah melihat Rasti yang lagi tidur,tumben kali ini dia tidur dengan posisi kepala yang terlihat.Belum habis aku bergumam dalam hati mendadak mata Rasti terbuka melotot merah menyala ganti memandangku.Aku tersentak,yang membuatku ngeri mata Rasti yang sebelah kanan melotot layaknya orang yang sedang marah sedangkan yang kiri masih menutup rapat.nafasnya masih teratur layaknya orang yang tidur dengan nyenyaknya.Aku bergeser perlahan ke kiri.Aneh mata Rasti yang terbuka dan melotot terus mengikuti pergerakanku.Aku beranjak bangkit dan duduk,kali ini aku bergeser agak jauh ke kanan.Lagi-lagi mata Rasti terus memandang gerakanku.Aku terdiam mematung,kami beradu pandang walau kuakui sebenarnya aku sudah merinding dari tadi.
Semilir angin malam dari arah jendela mengagetkanku sekaligus seolah memberi tahu bahwasanya jendela kamarku belum kututup,Aku beranjak bangun untuk menutup jendela dan menutup gordynnya namun belum sempat aku berjalan tak dinyana aku melihat sesosok wanita itu telah berdiri di balik kaca jendela.Seketika aku mengucap istigfar,walau pun aku merinding kali ini kuberanikan diri untuk tidak takut.Kejengkelanku selama ini terus diganggu makhluk itu membuatku seakan-akan tidak memperdulikan lagi ketakutanku.Baru ingin kuhampiri makhluk itu sudah menghilang lagi entah kemana.

Kubuka pintu kamarku,dari balik pintu kutengok kanan kiriku.
“Woiii siapa kamu,keluar saja sekarang kalau berani,jangan Cuma bisanya ganggu saja”kataku dengan nada setengah meninggi menahan,seperti halnya orang gila yang bicara sendiri.
Suasana dalam rumah hening sekali,tak juga kudengar suara mencurigakan ataupun penampakan sesuatu lagi setelah aku berbicara seolah setengah menantang tadi.Kembali kukunci kamarku,belum sempat aku membalikan badan,kudengar dari belakangku tiba-tiba Rasti tertawa terbahak-bahak sembari cekikikan.Rasti kini telah terduduk di pinggir kasur dengan Rambutnya yang panjang terurai acak-acakan menutupi sebagian besar wajahnya.Badanku merinding tidak karuan melihatnya,spontan saja aku berteriak.
“Siapa kamu,tolong jangan ganggu keluargaku terutama istriku”teriak ku karena aku yakin ini bukan si Rasti nampak jelas dari nada tertawanya yang aneh.

Hiihihihihihihihihihih….Rasti malah tambah kencang tertawa cekikikan,dengan tatapan kosong mengarah kepadaku.Selanjutnya Rasti berlari ke arahku dengan cepat sekali,aku menghindar ke samping,kupikir dia akan mencekik ku lagi,ternyata tebakanku salah.Rasti terus saja keluar menuju pintu utama rumah yang terkunci,pintu itu digedor-gedor seakan dia ingin keluar rumah saat ini.Setengah berlari sambil merinding aku membukakan pintu rumahku,ketika kumembuka pintu ternyata mertua dan mas dodo sudah di depan pintu rumah.
Melihat Rasti yang menyeruak keluar sambil terus cekikikan spontan saja mertuaku dan mas dodo menangkapnya,tapi sayang tenaga Rasti saat itu jauh lebih kuat dari biasanya,mertuaku jatuh terjengkang begitu juga mas dodo.Rasti masih saja berlari dan kami terhuyung-huyung mengikutinya dari belakang.Ternyata dia menuju kebun di samping rumah,sampai di depan pohon kelapa kopyor setinggi 10 meter Rasti terdiam berdiri disana,tak butuh waktu lama dia memanjat cepat pohon itu,cepat sekali dia gerakannya tak ubahnya seekor monyet.Terheran-heran kami dibuatnya saat itu,sampai di atas pohon sambil Rasti tertawa cekikikan lagi.Kami bingung dan takut dibuatnya dan tak tahu harus berbuat apa.Dia terus saja tertawa cekikikan seperti itu setelah 5 menit diatas kami melihat Rasti turun kembali dengan cepat dan berlari lagi ke arah rumah,belum sampai di depan pintu kami yang sedari tadi dengan tergopoh-gopoh berlari mengejar melihat Rasti jatuh lunglai dan pingsan di depan pintu rumah.

Cepat-cepat kami menghampirinya kemudian mengangkat tubuhnya ke dalam rumah.Lemas lunglai badan Rasti,hampir semua pakaiannya kotor dengan tanah bekas memanjat kelapa tadi.Ibu mertuaku masuk kamar kemudian membersihkan dan mengganti pakaiannya.Aku dari luar kamar dengan Pak Giman dan mas dodo masih saja membicarakan kejadian tadi.Benar-benar fenomena aneh dan tak masuk akal,bagaimana bisa seorang perempuan muda seperti Rasti bisa begitu lincahnya memanjat pohon kelapa.Masih terbayang dibenakku betapa mengerikannya pemandangan itu melihat istriku diatas pohon sambil tertawa cekikikan seperti halnya kuntilanak di film horror.Aku masih mengangguk anggukan kepalaku mendengar rencana dari Bapak mertuaku dan mas dodo yang saat ini berusaha untuk mencari solusi dari masalah kesurupan si Rasti yang akhir-akhir ini makin menjadi.