Perihal namaku,boleh dibilang banyak orang merasa heran.Aku yang notabene asli orang jawa tapi mempunyai nama layaknya orang batak.Ya memang kuakui igor itu sebenarnya bukan nama asliku.Itu hanyalah nama julukan yang akhirnya menjadi nama panggilanku sehari-hari.Igor itu singkatan dari ikan goreng.Nama panggilanku ini berawal dari kisah masa kecilku dulu.
Di masa kecilku,waktu SD dulu diantara teman-temanku tubuhku bisa dibilang paling kecil dan kurus.Di kelasku saat itu sedang populer setiap anak dijuluki dengan nama-nama hewan.Semisal temanku Beni yang dijuluki Paus karena badannya besar layaknya ikan paus,temanku Eko yang suka maen air dan hujan-hujanan dijuluki kodok,temanku Tarno yang bergigi agak tonggos dijuluki kelinci.Begitu juga aku yang bertubuh kecil dan kurus layaknya ikan asin dalam pepes akhirnya dijuluki ikan asin.Kemudian berganti nama lagi dijuluki ikan teri,bandeng dan lain-lain.Sampai satu saat temanku bernama Dicky menyeletuk memanggilku igor singkatan dari ikan goreng,hampir semua temanku di kelas tertawa.Hingga pada akhirnya di sekolah aku populer dengan nama igor.Nama itu akhirnya melekat dalam keseharianku dan terbawa hingga aku beranjak dewasa.
Hari ini boleh dibilang aku sedikit beruntung.Saat istirahat makan siang tadi tak kusangka aku akan bertemu lagi dengan Fani,sahabat baik Nia.Setelah berbincang agak lama dengannya tak lupa aku meminta nomor handphone yang bisa kuhubungi.Aku berpesan dengan Fani. Bila satu saat Fani ketemu atau tahu kabar tentang Nia untuk sesegera mungkin menghubungiku.Memang ini semua tidak menjamin aku bisa bertemu dengan Nia,tapi setidaknya mungkin ada sedikit harapan ke depannya nanti.
Malam ini aku lembur sampai jam 20.00.Badanku lelah sekali terasa,berkali-kali juga aku menguap mengusir rasa kantuk yang amat sangat.Sejam kemudian akhirnya aku pulang.Dengan malas kubereskan meja kerjaku dan beberapa dokumen di atasnya.Dengan gontai kulangkahkan kakiku menuruni tangga kantor menuju parkiran motor.
Suasana malam ini agak mendung disertai hawa dingin yang meyeruak seakan-akan masuk ke pori-pori kulit.Bergegas aku pulang,kalau bisa jangan sampai aku kehujanan di jalan nanti.Semoga saja hujan akan turun selepas aku sampai rumah,doaku dalam hati.Kulajukan motorku lebih cepat dari biasanya menyusuri jalanan perkotaan yang ramai.
Jalanan begitu ramai sore ini,berkali kali aku terjebak macet.Tak terasa hampir setengah jam lebih aku belum sampai menempuh separuh perjalanan.Sampai di batas kota lagi-lagi aku harus menghentikan laju motorku karena di depanku kemacetan panjang kembali terjadi.Suara klakson mobil dan motor di sebelahku saling bersahutan seolah berebut menunjukkan rasa tidak sabar kami.Aku menghela nafas,sendi tubuhku terasa linu menahan rasa lelah,hatiku bergumul dengan rasa jengkelku.Apa yang sebenarnya terjadi di depan sana,apa mungkin baru ada perbaikan jalan atau malah ada kecelakaan.Belum sempat aku berpikir panjang kudengar suara mobil patroli polisi di belakangku meraung-raung.Kepalaku menoleh ke belakang,kerumunan motor dan mobil satu persatu beralih ke pinggir memberikan jalan.Mungkin di depan baru saja ada kecelakaan hingga jalanan begitu macet,batinku dalam hati.
Benar saja setelah hampir 15 menit terjebak dalam macet kulihat disisi kiri setelah jembatan banyak sekali kerumunan orang dan polisi.Di bahu jalan kulihat juga sebuah mobil warna hitam dengan bemper depan yang ringsek.Rasa penasaranku membuncah,kupinggirkan motorku di jalanan yang agak longgar.Aku turun dari motor kemudian berjalan perlahan mendekati TKP.
Banyak sekali orang pada saat itu hingga aku sekedar ingin mengambil celah untuk melihat apa yang terjadi saja tidak bisa.Dari kasak kusuk orang-orang aku mendengar kalau korban kecelakaan kali ini seorang wanita muda yang bertempat tinggal tak jauh dari tempat kecelakaan.Suaminya bekerja di pelayaran dan jarang pulang kerumah.Dan saat kecelakaan itu terjadi wanita itu tengah mengandung 3 bulan anak pertamanya.Miris sekali aku mendengar cerita orang-orang itu.Tadinya wanita itu baru pulang dari memeriksakan kandungannya sendirian di klinik bersalin dekat daerah itu.Saat perjalanan pulang wanita itu hendak menyebrang jalan di jembatan,kemudian sebuah mobil dari arah berlawanan tiba-tiba oleng tanpa terkendali meluncur menghantam tubuh si korban hingga wanita itu tewas seketika.Menurut perkiraan orang-orang kemungkinan besar mobil itu mengalami rem blong.Kembali aku bergidik mendengar cerita orang-orang itu sambil terus mencari celah melihat si korban.Setelah berjuang sedikit pada akhirnya aku melihat seonggok badan manusia tergeletak di pinggir jembatan dengan beberapa Koran menutupi tubuhnya.Genangan darah berceceran dimana-mana sungguh miris aku melihatnya.
Beberapa aparat yang berwajib sibuk melakukan tugasnya masing-masing di sekitar tempat kecelakaan.Sekilas dari tubuhnya bisa kupastikan memang si korban ini wanita muda dengan rambut yang cukup panjang.Sekumpulan orang menangis di dekat jenazah,ada seorang wanita tua yang meraung-raung menangis histeris dekat si korban.Mungkin beliau, ibu dari wanita muda korban kecelakaan.Sungguh tidak kuasa aku melihat kejadian menyedihkan itu.
Sepanjang jalan itu begitu ramai terlihat,pantas saja kalau jalanan menjadi begitu macet sedari tadi.Hingga kemudian tak sengaja mataku memandang di sisi kanan jembatan dimana banyak sekali orang yang juga melihat kecelakaan itu.Pandanganku tertuju diantara dua anak muda yang berpenampilan layaknya anak punk yang duduk di pagar pembatas jembatan.Disamping anak muda itu kulihat sosok perempuan bergaun hitam berdiri tegak setengah melayang,tapi seolah-olah orang-orang di sekitarnya tidak melihat perempuan berpenampilan aneh itu kecuali aku sendiri.Sekejap kemudian perempuan itu seperti terbang tahu-tahu sudah berada di bahu jembatan sebelah kiri.Merinding bulu kuduk ku,jarak ku dengan perempuan itu sekarang cukup begitu dekat hingga bisa kulihat wajah dibalik rambut panjangnya yang terurai.Yang kulihat wajahnya begitu putih pucat pasi sama halnya dengan seputihnya susu.Tanpa hidung,mulut,mata dan sebagainya,nyaris datar tak bermuka.
Dengan kepala mengarah kepadaku,perlahan dari balik gaunnya kulihat tangan kanannya diangkat.Telunjuk jarinya menunjuk kearah korban kecelakaan itu.Entah apa yang diisyaratkan perempuan itu.Rasa jengkel selama ini terus diikuti wanita itu kini mengalahkan rasa takutku.Dengan rasa geram dan penasaran aku berusaha menyeruak kerumunan orang di depanku untuk mendekati wanita misterius itu.Belum sampai aku mendekatinya sekilas kulihat wanita itu berbalik arah berjalan perlahan menembus pagar pembatas jembatan.Dalam sekejap perempuan itu menghilang di balik jembatan.Aku berlari mendekat,segera kepalaku melongok melihat ke bawah jembatan mencari-cari sosok perempuan itu tapi yang kulihat hanya sungai dengan aliran airnya yang begitu deras.Wanita itu sudah menghilang entah kemana.
Beberapa orang yang ada disekitar kutanyakan perihal wanita itu.Tapi ketika kutanyakan raut wajah mereka malah terlihat kebingungan dan heran.Mereka merasa dari tadi tidak ada sosok aneh di sekitar mereka.Malah ada yang bercanda jangan-jangan itu arwah wanita muda yang mati ditabrak itu.Aku malah seperti malu sendiri menanyakan hal yang tidak masuk akal ini.Kini aku semakin bingung dibuatnya,apa maksud wanita itu tadi.Apa maksud tangannya menunjuk ke korban kecelakaan itu.Sepertinya perempuan itu memberiku isyarat,tapi isyarat apa yang dimaksud.Aku berjalan menjauh tempat kecelakaan itu mendekati motorku.Sempat aku berpikir yang bukan-bukan,apa jangan-jangan itu Nia.Spontan aku berpikir seperti itu karena aku merasa perempuan misterius itu terus mengikutiku setelah aku memutuskan Nia dulu.
Ah tidak mungkin dan jangan sampai itu terjadi.Walau sampai saat ini aku tidak tahu kabar tentang Nia,dalam hatiku aku berkeyakinan Nia masih hidup dan baik-baik saja.Apalagi kalau dipikir secara logika perempuan itu perwujudannya sama sekali berbeda dengan Nia.Nia itu tomboy,sangat tidak mungkin berambut panjang.Perempuan itu bergaun hitam sedangkan Nia sendiri selama ini yang aku tahu sangat membenci warna hitam.Tapi kalau bukan Nia terus siapa lagi. Bulu kuduk ku kembali merinding terbayang wajah perempuan tadi yang berwajah datar nyaris tanpa muka dan ekspresi dengan rambut panjang tergerai.Ahhhh…pikiranku semakin ngawur saja,sudahlah lebih baik aku meneruskan perjalanan pulang.….