Hantu Di Sana Itu Istriku #32 - Cerita Seram Kaskus

Hantu Di Sana Itu Istriku #32

Ketahuan Minum
Kuakui selama ini aku memang bukankah orang yang suka banyak bicara.Boleh dikatakan aku memang orang yang agak tertutup dalam segala hal.Ketika aku mempunyai masalah,aku lebih memilih untuk memendamnya sendiri.Aku lebih suka menghabiskan waktuku sendirian jika aku lagi banyak masalah daripada aku harus bercerita kepada orang lain.Dan entah kenapa pada akhirnya aku akan mendapatkan istri dengan sifat yang hampir sama denganku.Sampai saat ini aku belum tahu seluk beluk tentang masa lalu Rasti.Setiap aku mengungkit masalah ini bisa dipastikan percakapan kami akan mengarah pada pertengkaran.Rasti seolah menutup rapat masalah kehidupan masa lalunya begitu juga keluarganya.Terdengar aneh memang jika sepasang suami istri untuk sekedar berkomunikasi dan terbuka saja tidak bisa,tapi itulah kenyataan hidup dari rumah tanggaku ini.

Menjelang tahun ajaran baru untuk para siswa sekolah seperti ini biasanya pekerjaan di kantorku semakin banyak,maklum saja perusahaan tempatku bekerja ini setiap harinya berkutat untuk memproduksi dan mencetak buku pendidikan untuk anak sekolah.Sama halnya yang terjadi saat ini,kesibukan pekerjaan dan dikejar deadline seolah tak pernah berhenti walaupun begitu kesibukan ini sedikit banyak membantuku meringankan beban pikiranku.Walau badan terasa capek luar biasa tapi setidaknya ini bisa menyita pikiranku untuk hal-hal yang baik dan lebih penting.
Malam ini mungkin aku pulang agak malam,bisa jadi sampai jam 9 malam,tak lupa juga kuberitahukan hal ini kepada Rasti lewat sms.Selepas maghrib aku sudah kembali ke meja kantorku untuk melanjutkan kembali tumpukan berkas-berkas kerjaan yang masih harus kuselesaikan.Sampai satu jam aku masih berkutat menata desain dari kerjaanku ini hingga akhirnya siap aku print untuk dijadikan proof.Sial baru juga keluar 3 lembar mendadak printerku berhenti bekerja,kuperiksa dalamnya,berselang kemudian barulah aku tahu ternyata cartridge nya rusak.Aku terduduk lemas menahan rasa kesal dihatiku.Lagi semangat mau lembur eh malah ini printer gak bisa diajak komporomi.Hmm apa memang lebih baik aku pulang saja sekarang.Percuma juga aku lanjut kerja,apalagi orang teknisi sudah pada pulang.Ya sudahlah aku pulang saja kalau begitu.

Setelah kubereskan meja kerjaku dan mematikan computer,aku segera berjalan menuju anak tangga dengan tak lupa menyapa rekan kerjaku yang lain yang masih sibuk dengan kerjaan masing-masing.Ditempatku memang untuk lembur tidak diwajibkan mau ambil berapa jam,yang penting deadline harus tepat waktu bagaimanapun caranya.Seperti halnya sekarang walau baru sebentar aku lembur tak mengapa juga aku pulang.

Sesampainya di parkiran motor,Kutengok sekilas jam tanganku..18.30.Tanganku memegang perut,tak dinyana aku merasa lapar.Kulihat warung makan tak jauh dari kantorku.Perutku sekarang begitu melilit keroncongan menahan lapar,ingin rasanya aku jajan diwarung itu,tapi pikiranku berkata lain.Aku sekarang sudah berumah tangga,tidak baik untuk boros terus menerus,apalagi sekarang mungkin Rasti sudah memasak masakan untuk ku makan sepulang kerja.Aku harus lebih bertanggung jawab sekarang dengan penghasilanku.

Tanpa berpikir panjang aku segera melaju menyusuri gelapnya malam dengan motor kesayanganku ini menuju rumah kontrakanku.Selang berapa waktu kemudian telah sampailah aku di depan pintu rumah,bergegas aku menuju ruang makan.Benar saja di meja makan sudah ada sop ayam dan beberapa lauk,segera kuambil piring di rak.Pikirku lebih enak lagi kalau aku makan sambil menonton TV di kamar.Dengan sepiring nasi ditangan aku menuju kamarku,gagang pintu itu kuraih,tanganku memuta-mutar gagang pintu,terkunci rupanya dari dalam.

“Ras..rasti buka pintunya ras”teriak ku dari luar kamar
“Be,,bentar mas,kamu sudah pulang to”jawab Rasti dari dalam kamar.

Lama juga baru dibuka kamar itu,..

“Kapan pulang mas”Tanya Rasti setelah membuka pintu kamar.
“Baru juga nyampai,ini aku mau makan sambil nonton TV”jawabku sambil melangkah masuk kamar

Dahiku mengernyit,hidungku mengembang sepertinya aku mencium aroma tidak sedap dalam kamar,bau apa ini batinku dalam hati.
“Ini kok aneh banget,bau apa ya Ras ini”tanyaku sambil meletakkan piringku.
“Ah gak ada bau apa-apa kok”jawab Rasti dengan tingkah sedikit gugup.Bau itu sangat tajam seperti halnya bau durian yang sudah busuk,aku berdiri dengan hidung terus mengendus endus mencari arah bau itu.Sepertinya ini bau dari samping lemari tempat tumpukan boneka-boneka si Rasti
Belum juga aku melangkah mendekati tumpukan boneka itu,tahu-tahu si Rasti sudah ada di depanku menghalangiku.
“Mas lanjutin makannya saja,gak ada apa-apa juga disitu”cegah si Rasti.

Aku malah semakin merasa penasaran dibuatnya,kuraih pundaknya kusingkirkan dari jalanku,langsung saja kubongkar tumpukan boneka-boneka itu hingga kudapati sesuatu yang sangat mengecewakan hatiku.
Astagfirullah 3 buah botol vodka kudapati diantara tumpukan boneka itu dengan 2 botol yang masih terisi penuh.Darahku seakan akan mendidih saat ini,aku benar-benar marah melihat semua ini.
“Apa apaan ini Rastiiiiiiiii….”teriak ku keras sekali dengan amarah memuncak.
“Apa sih,itu punya mas dodo yang dititipkan kemari”jawab si Rasti dengan tenangnya,ketika dia bicara terasa sekali aroma minuman keras itu dari mulutnya.
“Mas dodo,mas dodo apanya,,ini kamu yang minum kan.Kamu sudah gila ya,kamu itu mengandung.Kamu tidak kasihan kah dengan bayi di dalam perutmu itu”teriak ku sekali lagi.

Pyarrrrrrrrrr…….botol itu kubanting sekuat tenaga ke tembok kamar.Benar-benar gelap mata aku dibuatnya.Kemarahanku benar-benar memuncak sampai di ubun-ubun,rasanya ingin meledak saja kepalaku ini.Aku yang susah payah memeras keringat untuk kebutuhan rumah tangga,tega-teganya seorang istri malah membelanjakan hasil keringat suaminya dengan minuman keras,sumpah aku benar-benar dibalut kemarahanku saat ini,istri macam apa yang kudapatkan ini.Kudekati si Rasti yang sedari tadi cuma terdiam tenang seperti tidak merasa bersalah sama sekali.Tanganku sudah kuangkat tinggi-tinggi,ingin sekali kutampar wajahnya saat ini sebelum pada akhirnya mas dodo,kakak iparku meraih tanganku dan menahanku.Tanpa kutahu dari belakang mas dodo dan kedua mertuaku sudah ada di kamarku sekarang.mungkin mereka mendengar keributanku,apalagi saat botol minuman itu kubanting.

Aku meracau memaki-maki Rasti sejadi-jadinya,aku sudah tidak peduli dengan kehadiran mertuaku.Ingin rasanya aku pergi dari rumah sekarang ini,aku benar-benar tidak tahan dengan kelakuan Rasti yang tak ubahnya seorang preman.Kubuka lemariku.secepat kilat kuraih beberapa potong pakaianku.Aku ingin pergi sekarang dari rumah ini,aku sudah tidak tahan dengan pernikahanku yang bagaikan neraka ini.

Belum sempat kulangkahkan kakiku di depan pintu untuk pergi,tahu-tahu tangan mertuaku ada di kedua kaki,sembari bersimpuh menangis beliau memohon-mohon agar aku tidak pergi.Dengan wajah penuh kebencian kulihat Rasti di pojokan kamar sekarang malah asyik memainkan hapenya.Aku tetap bersikeras,kulepaskan kedua tangan ibu mertuaku itu,tak dinyana penyakit jantung ibu mertuaku kambuh.Sambil bergetar,nafas tersengal sengal,tangannya memegang dada kemudian jatuh pingsan.Aku yang sedari tadi emosi malah berubah menjadi kalut sekarang.

Spontan aku,Pak Giman dan mas dodo mengangkat tubuh ibu mertuaku,Tubuhnya panas sekali saat ini,karena panic kami memutuskan untuk membawa mertuaku ke puskesmas.Dengan mobil pinjaman punya Pak Umar kami pun melaju ke puskesmas terdekat.dalam hatiku aku sedikit merasa bersalah,karena amarahku mertuaku jadi jatuh sakit sekarang.Ahh semoga saja tidak terjadi apa-apa,aku sudah tidak memperdulikan Rasti dari tadi,sampai kusadari ternyata dia telah ada di samping ibunya ketika beliau sudah dirawat.Kata suster yang jaga,mertuaku terkena serangan jantung maka dari itu harus diberi tambahan oksigen untuk membantu pernafasannya,disarankan untuk opname sementara di puskesmas untuk mengecek kelanjutan kesehatan beliau,bila nanti sakitnya berlanjut disarankan untuk pindah ke rumah sakit.