Hantu Di Sana Itu Istriku #31 - Cerita Seram Kaskus

Hantu Di Sana Itu Istriku #31

Perempuan Di Dekat Sumur
Sore hari menjelang malam,,kuliihat di ufuk barat awan gelap mulai menyingsing menyusuri hari menandakan gelap sebentar lagi menjelang,,aku masih saja di warung kopi bersama rekan-rekan kerjaku.Sudah sedari tadi sebetulnya aku pulang kerja tapi karena terlalu asyik mengobrol dengan teman-teman aku sampai malas untuk pulang ke rumah,,dua gelas kosong bekas kopi dihadapanku,tak terasa hanya mengobrol saja daritadi aku sudah menghabiskan 2 cangkir kopi,,ditemani beberapa cemilan kecil menambah suasana hangatnya percakapan sore itu,,hingga pada akhirnya satu persatu temanku berpamitan pulang ke rumah yang pada akhirnya aku pun memutuskan untuk pulang ke rumah kontrakanku.

Sampai di rumah tanpa berlam-lama aku langsung menuju kamarku untuk mengambil handuk dan segera pergi mandi,kamar mandiku sendiri terletak diluar rumah dengan sumur disampingnya,kamar mandi itu Cuma satu tapi dipakai beramai-ramai entah keluarga mertuaku ataupun aku dan Rasti.segar sekali kurasakan air membasahi badanku,menghilangkan segala peluh dan lelahku seharian beraktivitas.sejenak pandanganku tertuju dengan kran kamar mandi,,loh kok patah ini gagangnya,,perasaan tadi pagi masih utuh,,kuputar-putar kran itu,,tak juga keluar air,,,lama aku mengotak atik benda itu…apa mungkin pompa air di sumur sudah rusak ya.


Tok,,tok,,,tok,,,terdengar bunyi pintu kamar mandi diketuk dengan keras
“Siapa,,,aku masih mandi,,sabar bentar”sahutku spontan saja dari dalam kamar mandi
Tak juga aku mendengar orang menyahut dari luar,,mungkin itu tadi keluarga si Rasti yang juga ingin mandi tapi tidak tahu kalau ada aku yang masih mandi di dalam,kulanjutkan dengan mengambil kembali gayung mandiku,,tak terasa setengah air bak kamar mandi terkuras habis kupakai,,,
“Tok,,,tok,,tok,,,,lagi-lagi pintu kamar mandiku diketuk seseorang dari luar
Ah siapa juga ini,,sudah dibilangin masih kupakai kamar mandinya masih saja ngeyel ni orang.

“Bentar-bentar,,gak sabaran banget sih”kataku dengan nada menggerutu setengah kesal.Segera kuraih handuk di gantungan kamar mandi,,bergegas kubalut badanku dengan handuk itu dan segera kubuka pintu kamar mandiku.loh,,,kok gak ada orang,,siapa tadi yang mengerjai ku dengan berkali kali mengetuk kamar mandi,,,kutengok kanan kiri tak juga kujumpai satu orang pun,,mendadak semilir angin seperti sesuatu yang lewat menghampiri badanku,,,terasa hangat dan aneh,,,aku terkaget,,,dan langsung spontan berlari ke kamar,,aku mengucapkan istigfar,,menenangkan hatiku,,kukendalikan pikiranku agar tidak berpikir yang tidak-tidak.Segera kuberganti baju,dan menuju pos kamling desa ini.

Malam ini aku mendapat giliran tugas jaga pos kamling di desa Rasti.Ya setelah resmi menjadi suami Rasti dan berdomisili disini,mau tidak mau aku juga harus ikut dalam kegiatan desa ini.Dari mulai kumpulan bapak-bapak tiap malam senin wage,kerja bakti tiap dua minggu sekali termasuk tugas jaga pos ronda ini yang pada akhirnya mewajibkanku untuk jaga tiap rabu malam.Pak Tugi dan Pak Umar masih asyik bermain kartu di ruang tengah pos kamling sementara Pak Joyo dan Pak Kamto daritadi sibuk berbincang sedangkan aku sendiri dengan tangan dibelakang kepala tiduran sambil memainkan handphoneku.
Tepat jam 11 malam tiba gilirannya kami diwajibkan untuk berkeliling desa untuk mengecek keadaan,siapa tahu ada orang yang berniat jahat ataupun mencuri di kampung ini.Aku dan Pak Joyo berjalan ke arah barat sedangkan Pak Tugi dan dua lainnya berjalan ke arah timur desa.Rumahku dan mertuaku sendiri posisinya ada di bagian ujung barat desa.Dengan masing-masing memegang senter di tangan,aku dan Pak Joyo berjalan perlahan sambil mengobrol.Tak terasa 20 menit sudah kami berjalan tidak juga kami temukan sesuatu yang mencurigakan.Sekitar 20 meter di depanku sebentar lagi aku sudah sampai di rumahku sebelum pada akhirnya kami harus kembali ke poskamling lagi.Kulihat Pak Joyo berjalan menjauh ke sisi kananku sedangkan aku masih menyoroti keadaan rumah tetanggaku di samping kiri.Seberkas bayangan di pucuk pohon kelengkeng besar menarik perhatianku,oh ternyata itu burung hantu.Maklum saja kalau di desa yang bersuasana asri hewan-hewan seperti itu masih banyak didapati.Aku melanjutkan langkahku sebelum akhirnya kulihat Pak Joyo dengan tergesa-gesa menghampiriku.

“Mas igor,,sini,itu di sumur dekat rumahmu ada orang berdiri,malam-malam gini siapa keluargamu yang mau mandi mas”Tanya Pak Joyo.
“Gak tahu pak mungkin mertuaku mau pipis atau gimana”jawabku sekenanya.
“Tadi sempat kusenter mas,tapi kemudian aku gak enak sendiri,nanti dikiranya gak sopan orang mau ke kamar mandi disoroti senter kayak maling saja”.

Perasaanku sudah tidak enak mendengarnya apalagi teringat tadi aku dikerjai pintu kamar mandiku diketuk terus ma orang yang gak jelas.

“Ayo pak kita lihat”kataku sembari memegang pundak Pak Joyo untuk kembali menengok keadaan.Pak Joyo berjalan di depanku dengan aku di belakangnya sembari kadang menengok ke depan di balik tubuhnya.Sampailah kami ke sekitar sumur rumahku itu.
“Mana pak gak ada orang gitu”tanyaku pelan.
“Loh tadi ada kok berdiri disini,mungkin sekarang lagi di kamar mandi”jawab Pak Joyo sambil tangan menunjuk ke kamar mandi
Aku berjalan pelan menuju kamar mandi itu,kepalaku kudekatkan ke pintu sembari kuketuk dari luar.
“Ada orang,siapa ya..”tanyaku sambil terus mengetuk pintu kamar mandi.Tak juga kudengar suara gemericik air ataupun sahutan orang dari dalam.Kubuka pintu kamar mandi itu,klik..kutengok kedalam tidak ada siapa-siapa.Pak Joyo berjalan perlahan meninggalkan sumur,akupun kemudian mengikutinya.
“Tadi itu orang berdiri di situ mas,yang aneh tadi itu waktu kusenteri dari kejauhan kok perasaaku seperti cewek pakai pakaian item2 gitu,tapi Cuma perasaanku lo,jaraknya lumayan jauh tadi jadi gak bisa mastiin,atau mungkin istri mas yang disitu tadi mau kencing,setelah kita datang dia udah selesai”Kata Pak Joyo menjelaskan.
“Bisa jadi pak hehe”jawabku berjalan sambil mengusap-usap kepala belakangku yang sebenarnya menyingkirkan bulu kuduk ku yang mulai berdiri.

Jam 12 kurang kami sudah sampai kembali ke pos ronda dan tak lama kemudian kami bubar untuk pulang ke rumah masing-masing.
Kustarter motorku untuk pulang ke rumah,agak cepat juga kulajukan.Dinginnya udara malam menyeruak hingga terasa di sendi-sendi tulang badanku.Sampai di jalan masuk kontrakan aku memelankan laju motorku.Sejenak aku tidak berani menatap sumur samping rumahku.Hingga tak terasa aku kembali merinding,Di depan pintu kamar aku merogoh kantong mencari kunci tapi sekarang aku merasa ada seseorang mengawasiku dari sumur itu,perlahan kuberanikan diri untuk menoleh,astaga sosok perempuan hitam berdiri tegak di samping sumur seraya melambaikan tangannya.Kakiku bergetar hebat badanku merinding seketika halnya landak yang mendirikan semua bulu-bulu tubuhnya.Secepat kilat aku dobrak pintu rumah,seketika itu juga kudorong masuk motorku ke dalam rumah.Cepat-cepat kukunci pintu rumahku,dengan nafas tersengal-sengal menuju kamar tidurku.Walaupun agak berisik tadi di luar ternyata si Rasti tak juga bergeming dan terbangun,saat ini dia masih juga tertidur dengan pulasnya lagi-lagi dengan selimut menutupi badannya.Tanpa berpikir panjang akupun menyusulnya untuk tidur disampingnya….