Hantu Di Sana Itu Istriku #27 - Cerita Seram Kaskus

Hantu Di Sana Itu Istriku #27

lanjutan MP
Aku masih saja duduk terdiam di ruangan itu dengan segala gundah yang kurasakan.Tak terasa kulihat deretan kursi tamu semakin penuh saja.Hingga tiba saatnya dari dalam kudengar suara sang pembawa acara yang bersuara berat dan ngebass memulai acara resepsi pernikahanku…alunan music khas jawa semakin keras kudengar memberi tanda dimulainya acara itu.Jantungku terus saja berdebar,apalagi kulihat dari kejauhan dibalik kaca ruangan kulihat si Rasti yang kini\ berdandan lengkap dengan pakaian pengantin sudah berjalan menuju pelaminan didampingi oleh beberapa domas(sebutan untuk beberapa anak perempuan untuk mengiringi pengantin),yang itu artinya sebentar lagi waktunya untuk aku keluar dan memulai prosesi pertemuan dua pengantin sesuai adat jawa.


Benar saja sampai juga giliranku untuk menuju pelaminan.Dengan langkah kaki yang sangat berhati-hati aku berjalan diiringi beberapa keluargaku di belakang.Lelehan peluh tak terasa membasahi dahiku,saat ratusan mata tamu seolah-olah semua tertuju padaku sungguh aku tidak bisa memungkiri saat ini aku sangat gugup dibuatnya.Hingga kemudian telah sampailah aku di tengah-tengah jalan sebelum pelaminan,didepanku kulihat Rasti yang sedari tadi telah berada di pelaminan dituntun untuk menuju tempatku berada.Sekarang kami berdua berdiri berhadap-hadapan,seorang wanita tua menyiapkan beberapa ubarampe pernikahan seperti air dan sebuah telur.Tak lama kemudian aku dituntun untuk memecahkan telur itu dengan kakiku,sresshhhh…tanpa menunggu lama telur itupun pecah,kemudian dengan petunjuk wanita itu si Rasti duduk membungkuk diperintahkan untuk membasuh kakiku dengan air yang telah disiapkan kemudian mengelapnya.Aku sendiri sebenarnya tidak tahu makna dari prosesi ini,,,aku Cuma menurut saja dengan wanita yang sedari tadi sibuk mengarahkan aku dan Rasti untuk mengikuti prosesi ini.

Selang beberapa waktu selesainya acara prosesi itu,kami berdua disuruh berdiri sejajar kemudian dari belakang sebuah kain merah ditutupkan di bahu kami berdua.Ujung masing-masing kain itu dipegang oleh Bapak ku yang sekarang tepat berada di depanku dan Rasti,dan kami berdua pun akhirnya melangkah mengikuti Bapak ku menuju tempat pelaminan.Aku sangat berhati-hati dan sedikit kikuk juga aku mengikuti langkah Bapak ku,aku takut kalau tidak serempak bisa jadi Rasti atau aku malah terjatuh salah satunya nanti,dan akhirnya aku bisa bernafas lega saat akhirnya kami berdua sampai juga di pelaminan dengan selamat tanpa ada kendala satu apapun.Sekarang aku baru merasakan ternyata prosesi saat resepsi adat jawa benar-benar merupakan prosesi yang penuh dengan ketegangan,mungkin sangat ribet untuk sebagian orang,tapi itulah budaya dan adat di Jawa.

Tak terasa perlahan tapi pasti satu demi satu acara dalam resepsi pernikahanku telah selesai diselenggarakan.Hingga hari tak terasa sudah siang menjelang sore,sampai sudah di penghujung acara.Lega rasanya melihat semuanya akan berakhir dan selesai,sedari tadi kakiku sudah kesemutan,badanku capek sekali kurasa,aku ingin cepat-cepat berganti baju dan beristirahat.Entah sudah berapa kalinya aku menjabat tangan para tamu yang beranjak pulang dengan senyum yang mengembang walau sebenarnya itu setengah kupaksakan.

Hampir semua tamu kini telah beranjak pulang ke rumah masing masing,kini tinggal sebagian orang di desaku dan keluarga yang masih bertahan.Mereka mulai membereskan sedikit demi sedikit pernak pernik acara resepsiku.Ada yang membereskan sampah bungkus snack yang berserakan di tanah,ada yang sibuk mulai menata kembali kursi-kursi,ada juga yang sibuk membongkar tenda.Di desaku bilamana telah selesai dilaksanakan hajat biasanya mereka akan membongkar dan mengemasi semua peralatan pesta walaupun sampai malam,jadi besok paginya mereka tinggal mengangkutnya.Aku duduk terdiam di kursi mengamati mereka bekerja dengan Rasti di sebelahku yang sedari tadi mengeluh ingin cepat-cepat berganti baju.Aku sendiri sebenarnya juga sama,ingin cepat-cepat melepas pakaian adat ini karna saking gerahnya kurasakan,tapi sebentar lagi masih ada keluargaku yang meminta sesi foto di pelaminan dengan kami,aku dan Rasti terpaksa masih memakai baju pakaian itu.

Sore hari menjelang maghrib,suasana rumahku masih saja ramai dengan aktivitas orang-orang.Aku yang merasakan begitu lelahnya tubuhku bergegas masuk ke dalam kamar.Begitu aku masuk ke dalam kamar,kulihat Rasti sudah tertidur dengan sudah berganti baju biasa.Saking sibuknya tadi sampai aku tidak menyadari kalau Rasti mungkin sedari tadi sudah di kamar ini.Bergegas kuganti bajuku dan mengambil wudhu karena maghrib sudah menjelang.Secepat kilat kuselesaikan kewajibanku sebagai umat muslim,karena terdorong ingin cepat-cepat beristirahat aku tidak lagi memperhatikan kekhusyukan sholatku.Selesai sudah,,langsung saja aku rebahkan tubuhku di kasur dan tak lama kemudian aku tertidur.

Sayup-sayup kudengar suara orang-orang masih riuh dari luar kamarku,perlahan kubuka kedua mataku.Samar-samar dengan perasaan masih malas kulihat jam dinding kamarku..20.30.Kubalikan badanku,kulihat di sampingku Rasti sudah duduk menonton acara TV.Tanpa berkata sepatah kata aku beranjak menuju ke kamar mandi untuk mencuci mukaku.Berselang kemudian aku dengan handuk kecil di tangan mengusap-usap wajahku berjalan keluar.

“Baru bangun mas”Tanya si Rasti pelan namun dengan mata tetap tertuju pada TV.

“Iya Ras,kamu sudah sedari tadikah bangun”jawabku sambil berjalan mendekati tepi kasur dan terduduk.

“Belum lama kok,,aku juga baru saja terbangun,itu mas nasi ma tehnya diminum dulu”jawab si Rasti sambil menunjuk sepiring nasi dan teh di ujung kamarku.

“Enggak ah,,aku gak lapar,,kamu aja yang makan ya”jawabku

“Aku juga gak makan mas,kalau makan malam gini aku takut gemuk”

“Ya sudah terserah kamu saja”jawabku singkat sambil kembali merebahkan badanku.

Tak lama berselang,tangan Rasti melingkar di perut dan memeluk ku.Kemudian dia mulai mendekatkan bibirnya di pipiku,terasa hangat sekali nafasnya kurasakan.nafsuku menggelora dan naluri ku sebagai lelaki normal terusik,tanpa ba bi bu kami pun hanyut dalam suasana romantis selayaknya suami istri lakukan di malam pertama pernikahan.Wajar saja waktu itu nafsuku menjadi
menggebu-gebu karena aku lelaki normal,apalagi sekarang Rasti sudah sah menjadi istriku.Ketika aku ingin membuka baju Rasti,kulihat Rasti malah bergeser ke pinggir kasur,tangannya reflek mematikan lampu kamar.Oh mungkin kalau gelap begini maksud si Rasti biar tambah romantis.Sekarang yang kulihat Cuma samar-samar,,Cuma ada sedikit cahaya lampu dari luar kamar yang menembus ventilasi udara di dinding atas kamar.Kulihat Rasti membuka bajunya,tanpa banyak kata aku langsung memeluk dan menciumnya untuk melanjutkan malam pertamaku.

Saat aku memeluk erat tubuhnya dan kepalaku berada di samping lehernya,kulihat ada sesuatu yang aneh di punggung Rasti..kupicingkan mataku mengamati sambil memegang punggung Rasti,,reflek aku langsung menghidupkan lampu kamarku,,,astagfirullah,kulihat hampir sebagian besar punggung Rasti bagian belakang penuh dengan tattoo.Badanku lemas seketika,nafsu yang sedari tadi memenuhi pikiranku mendadak menjadi hilang tak berbekas sama sekali.kulihat di punggung Rasti ada tattoo seorang wanita telanjang diselimuti seekor naga dengan dua buah dadu dan bintang-bintang di atasnya.Aku memang seorang desain grafis yang bekerja tidak jauh dari gambar,tapi ini berbeda,sangat berbeda.Bagi kami umat muslim sangat dilarang dan haram hukumnya untuk merajah tubuh dengan tato,tapi sekarang faktanya aku malah beristrikan seorang yang punggungnya penuh dengan tato.Sungguh tak terkira kecewanya hatiku dengan apa yang kulihat saat ini….sangat kecewa…kulihat Rasti Cuma tertunduk lesu dengan kedua tangan tertelungkup mnutupi wajahnya.