Hantu Di Sana Itu Istriku #26 - Cerita Seram Kaskus

Hantu Di Sana Itu Istriku #26

Malam Pertama Yang Menyedihkan
Tak ada hal istimewa yang bisa kugambarkan saat ini,tak juga ada hal yang berkesan yang bisa kusampaikan seperti halnya perasaan orang-orang setelah berhasil mengikat janji suci dengan pasangannya.Padahal 30 menit yang lalu aku baru saja melaksanakan satu hal yang mungkin bisa dibilang paling penting dalam hidup seseorang.Ya aku baru saja melesaikan akad nikahku dengan Rasti di kantor urusan agama daerah tempat Rasti berdomisili.

Acara akad nikahku tadi begitu cepat kurasakan berlalu,disaksikan kedua belah pihak keluargaku dan keluarga Rasti,bertindak sebagai saksi utamanya kakak Rasti sendiri.Tadi ketika aku mengucap dan menirukan akad nikah dengan didampingi penghulu begitu lancar tanpa ada kegugupan sama sekali.Tidak ada rasa khawatir akan adanya ucapan yang salah,semuanya terasa datar,hampa sekali kurasa.Mungkin perasaan gugup,grogi Cuma dialami orang-orang yang menikah dengan pasangan yang dicintainya.Dan mungkin aku juga akan merasakan hal itu jika wanita yang kunikahi itu Nia,,seandainya saja itu terjadi walaupun sekarang sepertinya semua itu sangat mustahil kurasakan.

Sekarang aku sudah resmi menjadi suami Rasti,nasi sudah menjadi bubur aku tak mungkin mengelak lagi.Tadi di barisan belakang para saksi pernikahanku kulihat gurat kebahagiaan terpancar dari keluargaku terutama Bapak ku.Tak bisa kupingkiri wajahnya begitu berbinar-binar seperti orang yang baru saja menemukan sebuah gurun harta karun,sangat bahagia sekali.Aku berusaha menutupi semua gundah di hatiku ini walau hanya dengan sekedar tersenyum tipis.

Rencananya hari ini acara akad nikah dan resepsi akan diadakan dan diselesaikan dalam satu hari,biar prakti dan cepat selesai,kata bapak ku.Segera setelah menyelesaikan semua urusan di KUA,kedua pihak keluarga yaitu keluargaku dan keluarga istriku Rasti langsung meluncur ke tempat acara resepsi yang diadakan di rumahku.Sepanjang perjalanan dalam mobil keluargaku bersendau gurau dan larut dalam kebahagiaan,sungguh berbahagia.

Tak terasa 30 menit perjalanan telah sampailah kami di rumahku,alunan music khas orkes jawa menyambut kedatangan kami.Suasana hari itu sungguh sangat sibuk dan meriah.Aku yang baru saja datang langsung disuruh ibuku untuk menuju tempat tata rias dan diharuskan segera mengganti pakaianku dengan pakaian penganten khas adat Jawa,sedangkan Rasti ditempatkan di ruangan berbeda untuk melakukan hal yang sama.Buru-buru aku menuju kesana,karena katanya sebentar lagi acara resepsi segera dilaksanakan.

Aku terduduk di ruangan itu,sementara seorang wanita tua berjilbab dibantu seorang asistennya sibuk mendandaniku dengan pakaian adat jawa beserta aksesoriesnya.Dari balik kaca ruangan kulihat ratusan orang sibuk dengan berbagai kegitan.Sekumpulan pemuda dan pemudi sibuk menyiapkan makanan dan minuman para tamu.sebagian orang tua sibuk memasak air dan sebagainya,sebagian lagi bersiap di posisi masing-masing untuk menerima para tamu undangan yang akan datang.

Tak begitu lama satu persatu tamu undangan mulai bermunculan,kursi tamu yang tadinya sebagian besar kosong sedikit demi sedikit mulai terisi.Tak terasa aku sudah selesai didandani bak seorang raja dengan pakaian kebesarannya.Ya,hari ini aku berkesempatan untuk menjadi raja sehari dengan ratusan mata para tamu undangan.Keringatku bercucuran,kali ini aku benar-benar tegang dan demam panggung dibuatnya.Kakak ku yang sedari tadi menemaniku mencoba membesarkan hatiku untuk lebih percaya diri,mungkin seperti ini yang dirasakan seseorang ketika untuk pertama kalinya menjadi pusat perhatian dari ratusan mata yang memandang.benar-benar grogi dan gugup setengah mati…