Hantu Di Sana Itu Istriku #25 - Cerita Seram Kaskus

Hantu Di Sana Itu Istriku #25

Penampakan di Pohon Mangga
Siang hari ini begitu panas terasa,peluhku jatuh bercucuran,tak terasa baju di badanku ini lengket dan sedikit basah.Sedari tadi aku hilir mudik memcari keperluan resepsi.Suasana rumah begitu ramai menjelang 2 hari pernikahanku ini.Hampir sebagian besar orang di desaku tumpah ruah dan hanyut dalam kegiatan gotong royong menyiapkan acara resepsi pernikahanku.Di sebelah barat kulihat beberapa orang sibuk menghiasi tenda dengan kain warna warni,,ada juga yang memasang tiang bambu berhiaskan janur kuning khas orang jawa di depan jalan masuk resepsi,para ibu-ibu ramai riuh bersendau gurau di dapur umum diselingi asap yang mengepul diantara masakan mereka.Sungguh hiruk pikuk suasana hari ini seperti halnya suasana pasar dengan kesibukan penjual dan pembelinya di pagi hari.

Aku berjalan mendekat menghampiri mas dwi tetangga desaku,dibantu dengan beberapa orang yang sedari tadi sibuk membuat tulisan dari stereofoam atau gabus untuk menghiasi pelaminanku.Tangannya yang kurus sibuk merangkai satu persatu gabus di kain dekorasi pelaminan itu hingga membentuk tulisan”Selamat Berbahagia untuk Igor dan Rasti”
Aku terduduk,dan menghela nafas di belakang orang-orang yang sibuk merangkai tulisan itu.Kedua tanganku tertelungkup menyangga dagu,,alis mataku mengernyit,mataku nanar menatap tulisan itu.Selamat berbahagia,selamat berbahagia,berkali-kali tulisan itu seolah menari-nari di otak ku seolah menyindir diriku sendiri.Ya Allah semoga benar kebahagiaaan akan terjadi dalam pernikahanku nanti walaupun semuanya seakan terlalu cepat,sedangkan untuk hatiku sendiri sebetulnya ingin berteriak kencang,,,aku belum siap.

siap tidak siap inilah hidup.Aku jadi teringat perkataan Nia dulu,,hidup itu Cuma ada dua pilihan,antara ya atau tidak.Jika kamu memutuskan iya untuk satu hal berarti kamu harus siap dengan segala konsekuensinya entah baik atau buruk.Jika sesuatu itu baik untuk dirimu dan orang lain tapi kemudian kamu memilih tidak,teruskan saja karena itu hakmu untuk menjawab tidak dan tetaplah kamu jadi pecundang dalam hidupmu dan silahkan berteman dengan bekicot,hewan yang lebih memilih pasrah dan nyaman berlindung diantara rumah di punggungnya,,daripada harus merasakan bagaimana puas dan nikmatnya rasa sakit saat kamu berani menantang dunia dengan pilihanmu.

Tak mau berlama-lama melamun dalam kegelisahan kuputuskan untuk beranjak berdiri kemudian berbaur dengan orang-orang yang sedang bergotong royong.Keriuhan dan gelak tawa mewarnai kegiatan kami di hari itu hingga tak terasa detik demi detik,menit demi menit,jam demi jam waktu berganti hingga sorot matahari semakin terasa pudar dan hari sudah menjelang sore,satu persatu warga berpamitan untuk pulang ke rumah masing-masing.

Di desaku ada kebiasaan bagi kami,menjelang acara pernikahan biasanya para warga sekitar akan begadang sampai pagi di tempat yang punya hajat,begitu juga yang terjadi di tempatku.Kulihat sekilas jam dinding di ruang tamu..19.00..satu persatu warga desaku kembali bermunculan,aku yang sedari tadi duduk di teras rumah berdiri menyalami mereka satu persatu.
Hampir semua lelaki di desaku hadir di malam ini,entah muda dan tua semua berkumpul bersama,mungkin ini moment yang jarang sekali didapat di perkotaan,,terasa sekali arti dari kebersamaan.Beberapa pemuda mulai mengeluarkan dan menghantar cemilan kecil dan minuman dari dapur umum untuk para warga yang hadir malam ini,keriuhan canda tawa kembali bergulir dari para warga seolah mengusir sepi suasana desaku.

Tak lama kemudian masing-masing warga sudah berkelompok untuk kegiatan masing-masing mengusir kantuk dengan berbagai permainan.Ada yang membentuk lingkaran untuk bermain kartu,ada yang sibuk bermain karambol dan lain sebagainya.Saat itu aku memutuskan untuk ikut dalam permainan catur,salah satu dari permainan kegemaranku,kebetulan Pak Yono tetangga rumah mengajak ku bermain catur,beliau pria separuh baya berprofesi sebagai petani dengan perawakan tubuh ceking dan berambut kriting dengan kulit hitam legam seolah terlalu lama ditempa terik matahari,beliau benar-benar penggemar catur dan harus kuakui dibalik penampilannya yang sederhana beliau mempunyai otak yang cerdas,kalau sudah melawan Pak Yono sering tidak terasa sampai larut malam menjelang,walaupun aku yang sering kalah aku tetap saja menikmatinya.

Ruangan tengah di bawah tenda rumahku yang digelari tikar dan karpet begitu padat orang,aku dan Pak Yono memutuskan untuk mengambil tempat di sudut sebelah timur rumahku,dekat dengan pohon mangga tua yang sudah lama tertanam disitu,pohon mangga itu sudah sedemikian berumur sampai nampak batang-batangnya kekar bagaikan lengan binaragawan,dahan dan daun-daunnya begitu lebat dan rindang,kadang aku sering menghabiskan waktu membaca buku dibawah pohon itu sambil menikmati keteduhannya.Apalagi malam ini bulan purnama begitu terang bersinar,cocok sekali untuk bermain catur.
Pak Yono menggeser kursinya ke depan mendekat meja catur yang telah kami persiapkan,aku duduk menghadap ke barat membelakangi pohon mangga.Benar saja tak lama kemudian kami pun hening dan terhanyut dalam permainan yang sangat mengandalkan konsentrasi otak ini,begitulah catur sedikit saja lengah dan salah langkah,,skak mat bisa jadi rajamu yang notabene nyawamu akan dimangsa dengan empuk oleh lawanmu..game over..

Tak terasa aku sudah ke empat kalinya ini menata kembali bidak-bidak caturku,,rasa penasaran dan jengkel karena terus saja kalah membuatku semakin gusar,,terus menerus sampai pada akhirnya tengah malam menjelang tak terasa terlewati,,kulihat orang-orang yang sedari tadi di ruangan tengah sebagian besar sudah seperti mayat bergelimpangan,ketiduran dengan posisi tak beraturan dan saling tindih,,,tinggal beberapa orang yang masih asik bermain kartu,,dan di sudut barat Cuma tinggal aku dan pak Yono sekarang.

Aku masih saja termanggut manggut dengan tangan kanan menyangga daguku memikirkan langkah bidak caturku,,lama kuberpikir bagaimana kali ini melumpuhkan ratu bidak catur pak Yono,,tanpa kusadari dari tadi mata Pak Yono terbelalak melihat sesuatu di belakangku,,kuangkat wajahku dari tanganku yang sedari tadi menyangga,kulihat bibir hitam pak Yono terkatup bergetar seolah ketakutan,wajahnya yang hitam menjadi pucat pasi tidak karuan.

“Ada apa pak Yon”tanyaku seraya melambaikan tanganku di depan mata Pak Yono.

“I,,,iii,,itu mas di belakangmu,,di,,dii,,pohon mangga ada perempuan item lagi duduk2 dahan”

Tanpa menunggu lama seketika bulu kuduk ku seolah berdiri semua,aku terkesiap,pelan pelan kutolehkan muka ke belakang…astagfirullah,,aku kaget setengah mati tak terasa badanku terjengkang jatuh dari kursi,kulihat di pohon mangga itu seorang perempuan hitam legam memakai gaun duduk dengan kaki diayun-ayunkan di dahan pohon,rambutnya panjang terurai menutupi wajahnya,tanpa kami sadari mungkin sedari tadi wanita itu telah ada disitu memperhatikan kami bermain catur.Spontan aku berlari tunggang langgang ke ruang tengah menyusul Pak Yono yang ternyata sedari tadi sudah berlari mengamankan diri.

“Aduh,,setan,,,ada apa,ada apa”kata Pak Rojak yang sedari tadi tertidur menjadi terbangun karena tanpa sengaja kutindih badannya.

“Edan Jak,disana ada setan perempuan duduk-duduk di pohon mangganya mas igor”tukas Pak Yono sebelum aku sempat menjawab dengan jari telunjuk mengarah pohon manggaku.

Seketika suasana yang sebenarnya mulai hening dari tadi mendadak menjadi ramai kembali,,yang tadinya tertidur menjadi terbangun dan penasaran.Pak Rojak dan warga yang lain tanpa dikomando serempak mengambil senter masing-masing.Dari kejauhan kulihat mereka sibuk mengarahkan senternya ke semua bagian pohon mangga itu

“Mana gak ada apa-apa kok”Tanya Pak Rojak.

“Ta,,tadi ada kok pak,,bukan saya saja yang lihat,,tadi pak Yono juga lihat”jawabku

“Ho o bener kok tadi aku yang liat,,itu perempuan duduk-duduk di dahan itu,hiii,,,item semua badannya,pakai gaun,,kakinya digerak-gerakin gitu,,aduh merinding aku”jawab Pak Yono sambil mengusap-usap batang leher belakangnya.

Tak lama kulihat Pak Agung,tetanggaku yang lain keluar dari dapur umum sambil memegang bungkusan garam.Dia berjalan mendekati pohon itu,,sambil komat kamit entah mengucapkan apa,disebarkan garam-garam itu dibawah pohon mangga sembari kadang dilempar diantara sisi dahan pohon itu.

“Sudah,aman sekarang,gak mungkin lagi ada gangguan kayak gitu lagi”Ujar Pak Agung sembari berjalan mendekatiku terduduk bersama Pak Yono.Para warga yang lain sejenak sibuk berbicara dengan asumsi masing-masing tentang penampakan yang kulihat dengan Pak Yono.

Aku dan Pak Yono Cuma bisa menghela nafas panjang dengan mata saling berpandangan heran.,Melihat dan mengingat kejadian tadi Cuma akan menambah rasa takutku yang sudah-sudah.Kupalingkan pandanganku dan kubalikan badanku ke tengah ruangan,,lebih baik aku mencoba tidur saja….dalam hatiku Cuma bergumam,,tambah berani saja ini makhluk misterius.