Hantu Di Sana Itu Istriku #24 - Cerita Seram Kaskus

Hantu Di Sana Itu Istriku #24

Menjelang Pernikahan
Aku masih saja duduk dengan gusar sambil mengamati keadaan sekitar,,orang-orang desaku sudah mulai sibuk menyiapkan segala sesuatu untuk pernikahanku,,harap maklum beginilah suasana desa,,kalau ada satu warga punya hajat atau pesta hampir semua warga turun tangan untuk membantu,,budaya gotong royong yang mungkin semakin jarang terlihat di kota ini nampaknya masih dipegang teguh oleh warga sekitar tempatku tinggal,,beberapa orang sibuk membuat tenda untuk para tamu,,ada juga yang membersihkan parit kemudian diratakan dengan tanah untuk memperluas halaman untuk pesta resepsi,,para wanita sibuk mempersiapkan makanan dan minuman untuk mereka yang bergotong-royong,,begitu riuh ramai suasana rumahku saat ini,,,,segala sesuatu pernak pernik resepsi pesta sudah nampak di rumahku,,ya rencananya acara resepsi akan diadakan di rumahku,,bukan di rumah Rasti

Tinggal 4 hari lagi aku menikah,,tidak seperti halnya orang-orang yang seakan tidak sabar menjemput kebahagiannya dalam pernikahan,,yang aku rasakan saat ini aku tidak beda halnya dengan seorang terpidana yang bersiap menjemput hukuman mati,,seolah-olah ada bom waktu yang harus kutanggung dan aku tidak tahu kapan bom tersebut akan meledak,,sungguh pilihan sulit...,,tentu pilihan sulit seperti ini cuma berlaku untuk orang-orang yang benar-benar sayang dengan orang tuanya,seandainya aku bisa lebih berani membantah keinginan orang tuaku mungkin aku tidak akan mengalami posisi sulit seperti ini yang seolah-olah tidak mengijinkan ku untuk sekedar memilih...

Hari menjelang sore,satu persatu warga yang bergotong royong di rumahku beranjak pulang ke rumah masing-masing,,tak lupa kusalami satu persatu sembari mengucapkan terima kasih telah membantu,tak lama kulihat Ibu Tiriku berjalan mendekatiku,,membawa sebuah bungkusan besar diselimuti kain warna putih dengan motf bunga-bunga.

"Nak,ini makanan yang tadi ibu masak,, kamu antar dulu ya ke rumah Rasti,,"kata ibuku sembari mengulurkan bungkusan itu.
"Oh,,iya bu nanti kuantar,,sebentar lagi"jawab ku pelan sembari menerima bungkusan itu

Tak lama berselang ketika semua warga sudah pulang,,aku menuju sepeda motorku yang terpakir di sisi luar tenda resepsi,,segera kustarter motorku dan bergegas ke rumah Rasti..sore hari menjelang maghrib,,suasana tak begitu cerah,,diujung jalan kulihat segumpal mendung menemani perjalananku,seolah menambah gundah suasana hatiku yang tidak ada habisnya.,,

Sejurus kemudian aku hampir sampai di rumah Rasti,,dari kejauhan kulihat kok banyak orang berkerumun di rumah Rasti ada apa ini,,kupercepat laju motorku,hingga pada akhirnya ku sampai di halaman rumah Rasti,,,disitu banyak sekali orang-orang berdiri sampai di luar rumah Rasti,,seperti ada tontonan apa saja,,

Bergegas kumerangsek diantara kerumunan orang-orang,,Astagfirullah,,pekik ku dalam hati,Kulihat Rasti di ruang tamu menggelinjang tidak karuan,,dengan mata merah melotot berteriak-teriak tidak jelas,,4 orang pemuda masing-masing memegang kaki dan tangannya,,menahan tubuh Rasti yang seolah-olah memberontak ingin melepaskan diri,,,

ArgggrgggHHHHHH,,,ARhhhhh,,pokoknya kalau sampai anak ini nikah sekarang sebelum umur 20 tahun,,tanggung sendiri akibatnya..."teriak si Rasti kencang sekali,,dengan mimik muka menakutkan,nafas memburu mata merah melotot

Aku berjalan mendekat,,belum juga aku sampai di tempat Rasti berteriak tidak karuan,,4 orang pemuda yang tadi memegang Rasti terlempar satu persatu,,begitu besar kekuatan Rasti seolah itu tidak mungkin dilakukan oleh seorang wanita,,,aku pun spontan langsung memegang tangan rasti diikuti warga yang lain ikut membantu,,ditengah-tengah kebingunganku tentang apa yang terjadi,,kulihat di samping Rasti ada seorang nenek tua berkerudung hitam,,komat-kamit entah mengucapkan kata apa dengan segelas air berisi bunga ditangannya,,tak lama kemudian air itu ditumpahkan ke telapak tangannya,,diusapkan ke wajah Rasti dan tak lama kemudian Rasti pun lemas dan jatuh pingsan...

Tanpa banyak kata kuangkat tubuh Rasti dibantu orang-orang untuk kupindahkan ke kamar Rasti,,wajahnya begitu pucat seolah-olah sangat kelelahan,,tak lama dari belakang di ikuti ibu Rasti,,yang kemudian menghampiri Rasti kemudian memeluknya..
.
"Nak,,sadar Nak,,ya Allah,,qm kenapa lagi nak,astagfirullah,"kata Ibu Rasti sambil terus meneteskan air mata dan memeluk Rasti.
"Sudahlah Bu,,biarkan dulu Rasti istirahat"kata Pak Giman sembari melepaskan Rasti dari pelukan ibunya.

Pak Giman beranjak keluar,,akupun menyusulnya diluar ingin tahu sebenarnya apa yang terjadi.
"Sebenarnya Rasti kenapa pak"tanyaku pelan.
"Gak tahu mas,,kesurupan mungkin,,untung tadi ada Bu Haji yang ngobatin"jawab Pak Giman..
"Hah,,ke,,ke,kesurupan,maksudnya pak,,kesurupan gimana"
"Kejadiannya cepat sekali tadi sore,,dia itu tadi rencananya mau mandi gitu,eh gak tahunya baru sampai dapur,,jatuh pingsan,,saya bangunin tadi,,eh Rastinya tahu-tahu udah mengeram gitu mas dengan mata melotot,,trus dia teriak-teriak gak jelas,,spontan saja saya langsung teriak minta tolong warga" kata Pak Giman
"Kok bisa ya pak,,emang sudah seringkah begini si Rasti"
"dibilang sering sih bisa jadi mas,,yang saya ingat dia pertama kali begini waktu lebaran lalu,di jakarta Pamannya juga pernah cerita dia kesurupan"sambung Pak Giman.

Aku cuma bisa menggangguk-anggukan kepalaku mendengar cerita dari Pak Giman,,tak lama berselang kudengar suara orang mengeluh dari dalam kamar,,mungkin Rasti sudah siuman,,segera kuberingsut masuk kedalam,,kulihat Rasti sudah membuka mata dan minum segelas air yang dituangkan ibunya.

"Ti,,kamu tadi kenapa ti,,kok teriak-teriak gitu"tanyaku sembari mendekati tempat tidurnya.
"Gak tahu mas,,tahu-tahu tadi waktu aku dikamar kepalaku berat banget,,jadi pusing malah,,terus aku mau mandi saja,,sapa tahu bisa lebih enakan,,eh gak tahunya nyampe dapur,,semuanya udah gelap,,dan aku udah gak inget apa-apa lagi"
"Kamu tadi teriak-teriak gak jelas,,ditonton banyak orang lo,sebelum ini kamu ngerasa ada sesuatu yang aneh gak,,atau mungkin lihat apa gitu'tanyaku.
"Eng,enggak sih mas,,tapi,,aku beberapa hari ini mimpi buruk terus mas,,aku merasa tiba-tiba aku sudah berdiri di sebuah jalan kosong gitu mas,,terus ada cewek pakai gaun,,warna apa gitu aku lupa,,tapi anehnya itu cewek cuma diem aja,,bediri di dekatku tanpa ngomong apa-apa mas'

Tenggorokanku tercekat,,cewek,,,wanita,,,gaun,,kenapa ini makhluk sekarang juga menghantui si Rasti,,batinku

"Lah,,terus kamu inget apa lagi Ras"tanyaku lagi..
"Ya cuma gitu aja mas,,cuma mimpi itu,,cuma heran aja,,kok bisa mimpi yang sama ..tiba-tiba beridiri di jalan yang kosong sama sekali gak ada orang atau kendaraan,,dengan cewek yang sama,,dalam mimpiku itu aku juga gak tahu kenapa juga aku gak tanya dia maksudnya apa gitu kok berdiri di dekatku terus cuma diem aja,,aneh aja mas"
"Ahhh mungkin itu cuma mimpi buruk gak ada artinya apa-apa,,ya sudah mendingan kamu istirahat saja,,aku mau pulang dulu"kataku
"Iya mas,,salam buat Bapak Ibu di Rumah"

Mendengar cerita si Rasti kembali bulu kuduk aku merinding,,ah lebih baik aku pulang saja,,hari semakin petang,,kalau kelamaan disini,,bisa-bisa aku gak pulang karena ketakutan,,segera ku berpamitan ke Pak Giman dan istri,,cepat-cepat kustarter motorku,,kupercepat laju motorku menembus kegelapan malam di desa Rasti dengan segumpal pertanyaan yang semakin hari semakin menghantui,,,,,