Siang itu aku masih berdiri tertegun memandangi jalan di depanku,,seakan tidak percaya dengan yang kulihat,,ya hari ini aku disuruh Bapak untuk ke rumahnya Pak Giman untuk sekedar berkenalan dengan anaknya,,Rasti yang baru pulang dari merantau di Jakarta,,Aku cuma terheran-heran saja tepat di depan rumah pak Giman itu dulunya tempatku terjatuh di waktu maghrib setelah aku terkaget melihat sosok wanita misterius,,,
"Loh kok masih disitu,,mari masuk ke dalam mas igor"kata Pak Giman menyadarkan lamunanku
"Eh iya Pak,,,"sahutku sambil melangkahkan kaki menuju ke rumah
"Silahkan masuk mas,,ya begini ini rumah Bapak,,,sederhana,,hehe"
"Ah sama saja pak,,rumah bagus atau gak itu gak ada masalah,,yang penting barokah,,dan tentram.."
"Dari rumah ya mas,,ini Rasti anak saya masih di pasar tadi mengantar Ibunya beli keperluan dapur,,tidak buru-buru ada acara lain kan"
"Enggak pak aku dari rumah memang rencana cuma main kesini,,oh ke pasar ya"
"Iya,,paling sebentar lagi juga pulang,,tunggu saja yah" tambah Pak Giman..
Benar saja tidak lama kemudian sebuah motor matic dikendarai seorang cewek dan ibu-ibu datang,,,kulihat dari kejauhan,,apa dia ya yang namanya Rasti,,,gumamku dalam hati,,
"Nah itu si Rasti mas,,anak saya"
Aku benar-benar terpana dengan apa yang kulihat,,gak kusangka cewek yang akan dijodohkan denganku ini begitu cantik,,,rambutnya panjang dan lurus,,hidungnya mancung,..bibirnya tipis,,,dengan tubuh yang ideal,,aku benar-benar terbuai dalam pandangan pertama...
"Assalamualaikum",,,
"wallaikumsalam" jawabku serempak dengan Pak Giman..kulihat ibu-ibu masuk ke rumah mungkin ini istri Pak Giman,,,
"Bu,,,ini mas igor anaknya Pak Tri teman bapak dari desa Ampana itu"
"Oh ini anaknya Pak tri ya,,,kapan datang mas,,"tambah ibu itu sambil mengulurkan tangan
"Baru saja bu,,,iya bu saya igor anaknya Pak Tri."jawabku sambil menjabat tangannya...Tidak lama kemudian cewek itu masuk ke dalam rumah,,jujur waktu itu aku merasa deg-degan melihat kecantikannya,..tapi dalam hati aku juga heran kenapa ini cewek beda banget dengan wajah dan perawakan Pak Giman ya,"
"Nah ini mas si Rasti,,,masnya pasti heran ya,,kok mukannya beda dengan saya,,terus terang Rasti ini anak tiri saya"kata Pak Giman
Oh pantas saja mereka begitu berbeda satu sama lain,,Pak Giman berwajah tirus sedangkan Si Rasti ini cenderung bulat..
"Oh iya pak,,"jawabku malu-malu,,,cewek itu mendekat mengulurkan tangannya
"Mas saya Rasti,,"
"Eh iya saya Igor"
"Ya sudah kalian duduk dulu disini,,Bapak masih ada urusan"kata Pak Giman sambil berlalu pergi,,,
Mendadak suasana menjadi canggung,,aku merasa kikuk saja berada di ruang tamu itu dengan cewek yang belum begitu aku kenal,,duh harus dari mana aku memulai percakapan ini,,tak terasa keringatku bercucuran saking tidak percaya diri,,kulihat dia memainkan Hp nya yang berwarna putih,,
"Mbak Rasti,,baru pulang dari Jakarta iya"kataku memulai percakapan
"Iya mas,,baru pulang quw,,kerja di warungnya Paman di Jakarta,,la mas sendiri kerja dimana"
"Oh aku kerja di kota,,desain grafis"
"Oh,,enak dong mas,,pasti gajinya gede..haha"tambah si rasti sambil tertawa
"Ah enggak juga,,sama saja,,mungkin lebih besar gajimu,,,btw kamu sudah tahu kah,,kamu disuruh pulang itu buat apa,,dan sekarang
kamu sudah lihat aku kan,,gimana menurut pendapatmu"tanyaku
"Iya mas aku sudah tahu,,mau dijodohkan dengan mas kan,,gimana ya mas,,aku sebenarnya cuma bisa nurut saja sih mas"
"Ya gak bisa gitu,,begini saja,ini semua juga kembali dengan keputusanmu,,kalau kamu gak mau,,aku dengan Bapak aku mungkin juga tidak akan memaksa"
"Ya gimana ya,,mas,,,lihat saja nanti lah"jawab si Rasti
Selanjutnya Kamipun terlibat pembicaraan yang mengasyikan yang tanpa kusadari sore hari telah menjelang,,,menurutku Rasti ini orangnya cepat akrab dengan orang,,kulihat juga ramah,,untuk fisik kalau aku boleh jujur diantara mantan-mantan aku dia yang paling cantik,,bisa jadi kalau aku tidak berlebihan mungkin dia yang paling cantik di kampungnya,,walau aku juga tidak tahu cewek-cewek lain di kampungnya itu seperti apa,,,sejenak aku terbuai dengan apa yang kulihat,,,dalam hati aku mau menikah dengan dia,,,apalagi dia nya begitu perfect menurutku,,aku terus saja senyum-senyum sendiri dengan motorku dalam perjalanan pulang di sore ini,,aku benar-benar jatuh cinta pada pandangan pertama hanya karena melihat kecantikannya,,tapi aku tidak sadar itulah awalku menanam angin,,
padahal aku tidak tahu jika satu saat nanti aku akan tertipu dengan kecantikan fisiknya ,dan itu menjadi awal dariku menuai badai dalam kehidupanku kelak,,,,