Pendik : " agak kecut bang "
Me : " kurang mateng nih bang "
sepotong kecil apel yang kugigit ini terasa agak kecut hingga membuat mukaku berkerut , namun pria itu hanya tertawa saja melihatku.... ia memang sengaja memilih apel yang belum masak dan menyuruh kami memakannya , ia ingin agar kami merasakan bahwa kehidupan ini juga bisa kecut.... bagi pria bernama Priono itu kecutnya kehidupan bukanlah hal yang asing , ia baru saja bebas dari penjara akibat fitnah yang ditimpakan padanya beberapa tahun lalu.... dibalik jeruji sel tentu saja hidup jadi terasa kecut , seperti apel ini.
Priono : " bayangin kalo lu harus nelen yang kecut kecut sampe bertahun tahun !!.. kuat ngga ?!? "
Pendik : " jelas ngga kuat bang "
Me : " males bayanginnya bang "
Priono : " tapi ya kayak gitu hidup ini , kadang kita dipaksa nelen yang kecut terus terusan , ngga ada pilihan lain "
raut muka bang Priono tampak getir saat ia kembali menceritakan masa lalunya yang kecut itu , kehidupan yang dijalaninya di ibukota ternyata adalah suatu jebakan setan.... ia didakwa merampok rumah pengusaha sekaligus divonis kepemilikan senjata api ilegal dan juga narkoba , ironisnya jebakan itu adalah ulah dari seseorang yang telah dianggapnya sebagai teman baik.
Priono : " kecut kalo elu punya temen tapi ternyata nusuk dari belakang , di jakarta orang pada pake topeng semua "
Me : " buangsat juga itu temennya bang "
Priono : " itu temen gw dari jaman susah , sama sama pernah laper bareng .... gak taunya bisa jebak gw kayak gitu "
Pendik : " emang kudu ati ati ya bang temenan sama siapa aja , apalagi di jakarta "
Priono : " emang gw yang bego , ternyata yang suka nipu itu bukan jin tapi justru manusia...ha..ha..ha.. "
Me : " ha..ha.. bener tuh bang "
di saat kami masih ngobrol mendadak datang beberapa sopir truk yang memesan mie rebus dan kopi , segera saja bang Priono bangkit dari bangku kayu lalu bersiap menjerang air di kompor gas..... memang sehari hari bang Priono membuka warung kopi di sekitar stasiun lama daerah Sukun ini , belum ada sebulan ia berjualan di sini dan selama itu pula bang Renggo sering mengajak kami kemari... antara mereka berdua terjalin persahabatan erat karena dulu pernah sekampus bareng , apalagi bang Renggo juga sering diajak bang Priono berlatih tenaga dalam di padepokan Romo Drajat.
Pendik : " bang renggo kok suwe nek tuku pulsa vig ?! "
(bang renggo kok lama beli pulsanya vig ?!)
Me : " babah ndik , tuku pulsa ndek mekkah paling "
(entah ndik , beli pulsa di mekkah paling)
Pendik : " ha..ha.. "
Hampir 15 menitan bang Renggo meninggalkan kopinya di meja hingga tak lagi panas , ia bilang mau ngisi pulsa di konter terdekat tapi sampai detik ini ia belum kembali juga.
Priono : " udah pernah rogo sukmo kemana aja bareng renggo ?! "
Me : " masih di sekitaran jatim sama jateng doang bang "
Priono : " belum pernah ke jakarta ? "
Me : " belum bang "
Priono : " kalo gw pas dipenjara tiap malem pasti rogo sukmo terus "
Pendik : " rogo sukmonya dari dalem sel ya bang ?! "
Priono : " iya , cuma pas rogo sukmo itu gw bisa ngerasa bebas.... biarin aja badan gw di dalem sel gak bisa kemana mana "
Me : " trus biasanya kemana aja bang ?! "
Priono : " gw udah pernah kemana aja kecuali afrika sama eropa "
Pendik : " yang menarik apa aja bang ?! "
Priono : " ada shangrila di tibet , di dasar laut jepang ada yonaguni , trus di irak ada istana jin jaman nebukadnezar , pernah juga ke pulau moai yang banyak patungnya itu.... muacem macem pokoknya "
Pendik : " wah ?!.. luar negeri semua bang "
Me : " pernah ketemu jin yang kuat ngga bang ?! "
Priono : " kadang sih ketemu jin anah buahnya dukun "
Me : " ngga pernah ngalamin yang ngeri ngeri gitu ?! "
Priono : " apa ya ?!... kalo hewan astral yang gede gede itu pernah ngadepin juga , trus tarung sama jawara banten juga pernah... malah kalah gw "
Me : " tarung pake psi ball ya bang ?! "
Priono : " iya , lempar lemparan psi ball gitu.... pas gw kena sukma gw langsung balik ke badan , muntah darah buanyak banget "
Pendik : " wah bahaya tuh bang "
Priono : " yang salah gw sih sebenernya , gw songong sok adu ilmu "
ngobrol bersama bang Priono terasa mengasikkan sekaligus membuka wawasan , pengalamannya soal Astral Projection cukup banyak dan hebatnya lagi ia melakukannya saat masih mendekam di balik jeruji penjara , kebebasan tak kasat mata itu menjadi penghiburan yang membuatnya tetap waras menjalani masa hukuman.
Priono : " ya untungnya gw bisa rogo sukmo kalo ngga udah stres gw dipenjara , orang kayak gw serba ngenes keadaannya.... sel gw itu udah kayak kandang babi , beda sama koruptor yang selnya enak "
Pendik : " koruptor kan menang duit bang , bisa dapet fasilitas enak "
Me : " koyok gayus tambunan iku ndik..ha..ha.. "
Priono : " eh ngomong ngomong renggo lama amat beli pulsanya ?! "
Me : " gak tau bang beli pulsa dimana dia "
Priono : " ya udah gw tinggal goreng pisang dulu ya ! "
Me : " oiya bang , enak tuh anget anget "
kini bang Priono mulai menyalakan kompornya lagi dan bersiap menggoreng pisang , melihat tampangnya yang brewok seharusnya ia lebih cocok menjadi mafia saja.
Pendik : " ayo vig , uklam uklam ndek rel sepur ?!... gurung nate tha kon ? "
(ayo vig , jalan jalan di rel kereta ?!...belum pernah tha kamu ?!)
Me : " gurung nate ndik "
(belum pernah ndik)
Pendik : " bang kita tinggal dulu ya ?! "
Priono : " loh mau kemana ?! "
Pendik : " jalan jalan bentar bang "
Me : " iya bang , mau nyari angin bang "
Priono : " ya udah , ati ati banyak anak mabok di sana ntar dipalakin "
Me : " iya bang "
daripada cuma duduk doang di warung kami memutuskan untuk jalan jalan sebentar di sekitar stasiun , ada begitu banyak jalur rel kereta yang saling berjejeran , begitu juga dengan gerbong gerbong usang yang mangkrak tak terpakai lagi , selain itu beberapa anak jalanan tampak tengah asik gitaran sambil mabok dan ngelem.
Me : " arek arek ngono iku kok betah yo ndik urip gak genah "
(anak anak kayak gitu kok betah ya ndi hidup gak jelas ?!)
Pendik : " lha ape piye maneh ?!.. ape sekolah yo gak duwe ragat vig "
(lha mau gimana lagi ?!... mau sekolah juga gak punya biaya vig)
cukup lama kami berjalan jalan di sekitar rel , sesekali kereta api lewat dan menimbulkan suara berisik , namun nyanyian anak anak jalanan itu juga tak kalah berisiknya " sekolah aku tak punya biaya , terpaksa kuharus mencari nafkah...hidupku hanyalah seorang pengamen.. pulang malam slalu bawa uang recehan " dengan suara parau mereka tetap bernyanyi riang tanpa beban , tong tong besipun mereka pukuli sebagai pengganti drum , beberapa bahkan tampak asik berjoget bak biduan dangdut.
Pendik : " lha iku seng nggitar lak bang renggo tho vig ?! "
(lha itu yang nggitar kan bang renggo tha vig ?!)
Me : " mosok tha ndik ?! "
Pendik : " iku lho ketutupan arek klambi abang "
(itu lho ketutupan anak baju merah)
kami baru menyadari jika bang Renggo ternyata ada di dalam kerumunan anak anak jalanan itu , ia tengah asik menggenjreng gitar sambil sesekali menggoyangkan kepalanya , rupanya ia ikut ikutan mabok bersama mereka.... pantas saja ia tak segera balik ke warung.
Pendik : " celuken vig ! "
(panggilin vig !)
Me : " ngenteni lagune ben mari disek ndik "
(nugguin lagunya biar abis dulu ndik)
ketika lagu berakhir aku langsung berteriak memanggil bang Renggo , sesaat ia tampak celingukan sebelum menyadari keberadaan kami yang berdiri di dekat rel , segera saja ia bangkit dari duduknya lalu berjalan kemari dengan langkah sempoyongan.
Me : " ngapain bos di situ ?! "
Renggo : " sori vig , tadi gw nelpon cewe gw di sini trus liat anak anak itu asik gitaran , iseng aja gw join eh malah keasikan.... ditawarin ciu lagi ampe berat gini pala gw "
Me : " ayo balik ke warung deh ! "
matahari hampir tenggelam di ufuk barat dan haripun mulai beranjak gelap , lekas saja kami beranjak meninggalkan stasiun ini dan kembali ke warung bang Priono.
Pisang goreng yang baru saja diangkat dari penggorengan telah tersaji di meja , dengan rakus bang Renggo menyantapnya sambil sesekali bersendawa.
Priono : " diajakin mabok lu nggo ?! "
Renggo : " iya no , pada minum ciu tuh anak anak punk "
Priono : " gw kirain lu tadi diculik orang nggo , ngga balik balik ke warung "
Renggo : " ha..ha.. emang sapa yang mau nyulik gw no ?!.. "
Priono : " ha...ha...ha.. "
sayup sayup mulai terdengar kumandang adzan maghrib di kejauhan , beberapa sopir truk yang nongkrong di warung inipun bersiap siap melanjutkan perjalanannya... kini suasana jadi sepi karena hanya kami saja yang ada di warung ini.
Priono : " kalo misalnya malem ini gw ngajakin rogo sukmo bisa ngga ?! "
Renggo : " ngajakin kemana no ?! "
Priono : " ke tempatnya dukun top di cianjur , kliennya pejabat sampe gembong narkoba "
Renggo : " ki joko bodo ya no ?! "
Priono : " bukan , yang ini dukunnya gak pernah masuk tipi nggo... tapi saktinya luar biasa , ki joko bodo gak ada apa apanya "
Renggo : " tau dari mana lu no ?!.. "
Priono : " dari temen gw pas di penjara nggo , kan dia pernah jadi anak buahnya bentar "
Renggo : " bahaya ngga tuh ?! "
Priono : " kayaknya bahaya nggo , dia punya pasukan jin yang buanyak banget.... trus suka ritual yang serem serem juga , apalagi ini pas kamis legi nggo "
Renggo : " lu udah pernah ke sono ?! "
Priono : " dia punya ruang bawah tanah yang nembus sampe loji belanda , gw cuma sempet masuk bentar doang trus keluar lagi , soalnya gak punya nyali kalo sendirian "
Renggo : " kan lu punya grup astraler di jakarta ?! "
Priono : " gak ada yang mau gw ajakin , itu grup astral cuma pelesiran doang kerjaannya "
Renggo : " gw jadi penasaran no , apa gw ajakin steve sekalian ya no ?!... biar kalo ada bahaya kita bisa ngatasin "
Priono : " steve ?!.. bukannya dia narik angkot kalo malem no ?!
Renggo : " ya paling sampe jam 9 doang narik angkotnya no "
Priono : " kalo gitu suruh aja dia langsung ke rumah lu pas abis narik angkot "
Renggo : " oke no "
sambil makan pisang goreng aku menguping apa yang dibicarakan bang Priono , rencananya melakukan Astral Projection ke tempat dukun sakti di Cianjur terdengar cukup mengerikan , apalagi dukun itu tak cuma memiliki kesaktian tinggi tapi juga memiliki pasukan jin dalam jumlah banyak.... entah apakah aku dan Pendik boleh ikut serta kesana malam ini.
Me : " gw sama pendik boleh ngikut ngga bang ?! "
Priono : " ini bahaya sebenernya "
Me : " tapi gw penasaran nih bang "
Pendik : " iya bang , terlanjur denger ceritanya tadi "
Renggo : " dah ngikut aja deh , kan ada steve juga "
Priono : " tapi pada dibelakang aja ya biar aman "
Me : " oyi bang "
untung saja kami diperbolehkan bang Priono untuk ikut serta , rencananya jam 9 malam nanti kami akan berkumpul di rumah bang Renggo dan melepas sukma dari sana.
Waktu telah menunjukkan jam 10 malam lewat saat kami berhasil melepas sukma dari tubuh masing masing , segera saja bang Priono menyuruh kami semua memegangi kedua tangannya lalu " wuuuuzzzz !!!! " sekejap kemudian keadaan menjadi blur sekian detik sebelum akhirnya normal kembali , ternyata kami tiba tepat di mulut terowongan kereta api yang cukup gelap , sementara sekeliling kami hanyalah hutan lebat tanpa ada satupun bangunan.
Priono : " ini terowongan lampegan namanya "
Renggo : " katanya kita ke loji belanda no ?! "
Priono : " terowongan ini bagian bawahnya nembus sampe ke loji nggo "
Renggo : " kita nembus bawah tanah nih ?! "
Priono : " iya tapi kita masuk terowongan dulu "
kini kami mulai memasuki terowongan yang ternyata cukup panjang ini , ketika tiba di tengah tengahnya bang Priono menyuruh kami untuk mendarat di rel kereta.
Priono : " kita nembus tanah sekarang ya ?! "
Renggo : " ayo no cepetan ! "
tanpa buang waktu kami semua mulai menembusi tanah yang kami pijak , sesaat keadaan menjadi gelap dan rasanya seperti tenggelam di pasir..... hingga akhirnya kami terjatuh di sebuah ruangan yang tampak gelap gulita , segera saja bang Priono menciptakan psi ball yang berkobar kobar di telapak tangan kanannya dan terlihatlah seisi ruangan ini..... ternyata ada sesuatu yang mengerikan di sini.