Persetan mereka dengan yang selalu mengikutiku. Mereka tak pernah memberiku ruang untuk hidup lebih tenang. Mereka terus saja menghimpit dan menampakkan diri dengan wujud yang tak jelas. Kenapa?? Kenapa kalian ada dan terus saja ada?? Jika memang kalian hadir karena Dosa 10 tahun lalu, silahkan datang dan berpestalah. Tapi biarkan sejenak aku tertidur tanpa mereka yang selalu menghantui.
“Dosa 10 Tahun yang lalu?? Apa sebenarnya yang terjadi??”
Nanti akan aku ceritakan ke agan-agan semua. Sungguh memuakkan jika harus mengingat itu kembali. Mungkin dari agan sudah bisa menerka dan membaca apa yang aku maksud. Tapi biarlah nanti, jika semua sudah mereda akan aku ceritakan versi lengkap dari semua kejadian yang mungkin menyebabkan mereka ada.
Belum puas aku menikmati Pagi yang malas ini, Handphone berbunyi. Pesan singkat dari kawan seperjuangan. Kawan yang akrab dengan Kuntilanak dan 3 Tuyul nya….
Mick… Futsal yookk… lapangan Tidar ntar malam jam 7… tak tunggu di kost ku yo….
Damn! Si kampret … Sigit… teman ku asrama. Masih ingat kah agan-agan di cerita yang lalu tentang 3 arwah anak kecil yang berkejar-kejaran di asrama dan berbicara dengan salah satu anak asrama? Dan juga tentang wanita berbaju putih yang bergelantungan di pohon depan jendela kamar tanpa mau di usir keberadaannya? Teman ku Sigit inilah yang merasakan itu semua. Tampaknya dia telah menemukan kost yang lebih nyaman dari aku. . Dia dan teman-teman lainnya sudah lebih dulu mendapatkan kost, dan aku paling akhir.
Sigit memang paling berani dan sensitive terhadap semua yang berbau mistis. Bukan hanya kuntilanak pohon dan tuyul iseng kemarin saja teror yang dia terima. Di tahun 2004 di awal kami semua masih maba, menjelang magrib Poltek dan brawijaya layaknya pasar malam. Banyak maba yang mencari kebutuhan ospek. Ya tau sendiri kampretnya senior kayak gimana. dari sela-sela keramaian itulah terselip sebuah penampakan misterius.
Dulu orang berjualan perlengkapan ospek berada di sepanjang jalan veteran depan brawijaya, sepanjang jalan masuk ke asrama dan trotoar MT Haryono. Wilayah dalam Brawijaya sendiri Steril dari pedagang. Tapi hal lain di temuinya, selepas magrib saat pulang dari arah kantor rektorat brawijaya dan berjalan menuju kawasan poltek . diantara gedung C dan gedung Administrasi Niaga tampak ramai pedagang dan Maba riuh berbelanja kebutuhan Ospek. Padahal sudah di tekankan bahwa lokasi itu harus bebas pedagang. Mereka tumpah ruah hingga memenuhi teras gedung Administrasi Niaga. Tanpa berfikir macam-macam Sigit meneruskan langkahnya dan betapa terkejutnya bahwa didapati semua pedagang dan maba yang berada disitu tanpa ekspresi , pucat dengan wajah yang dingin. Beberapa diantaranya menatap kearah Sigit dengan tajam seperti penuh kebencian.
Keramaian yang tercipta tampak semu hingga beberapa langkah kemudian dia berfikir ada yang tak beres dengan kejadian barusan. Tak ayal saat dia menoleh kebelakang suasana kembali lengang dengan hanya beberapa cahaya lampu yang menerangi. Mungkin itu yang di sebut Pasar Hantu. Keramaian semu yang mereka ciptakan hanya untuk menunjukkan kalau mereka ada….
Hufffttt…. Tapi yaudah lah…. Mungkin ajakan Futsal akan membuatku sedikit rileks dan jauh dari arwah-arwah itu. Lagian tak ada sejarahnya juga kan ya ada kuntilanak jadi kiper… kalau pun ada, aku nggak yakin dia bisa nepis tendangan aku….. ahhh taik lah…..