Aku Dan "Makhluk" Tak Diundang Di Kamar Kosku #5 - Cerita Seram Kaskus

Aku Dan "Makhluk" Tak Diundang Di Kamar Kosku #5

Jam tangan sudah menunjukkan 18:35, aku sudah berada di depan Kost Sigit. Di daerah Poharin ( Pondok Harapan Indah ) Si gura-gura. Rumah yang tidak terlalu besar tapi terlihat cukup nyaman untuk di tempati. Berada di kawasan yang cukup tenang namun tidak terlalu sepi meski hanya berjarak 50 meter dari Makam umum. Dan kelak aku juga akan terdampar di tempat ini dan merasakan kembali hal mistis yang lebih menyeramkan. Dan di tempat itulah nanti aku akan merasakan bagaimana rasanya tertidur dan tiba-tiba ada tua renta misterius di sebelahku. Ikuti terus ceritaku dan nanti kita akan sampai ke step tersebut.

Segala persiapan futsal sudah aku siapkan. Baju, celana, sepatu hingga balsam otot juga sudah aku siapkan. Aku bukan pemain yang mahir untuk posisi penyerang, tapi aku cukup bisa diandalkan di bawah mistar. Kelingking bengkok inilah bukti totalitas

“Woii… Mick…. Sek bentar tak bukakan pintu….”

Suara Sigit mengagetkan lamunan ku dari balik jendela kamarnya yang tepat menghadap ke jalan. Bergegas ku parkirkan motor dan masuk melalui pagar samping.

“Yo opo rek…. Jarang ketemu sekarang… Sehat?“
“Sehat… Alhamdulillah…. Yo opo enak a nang kene?”
“Mantab jaya… tapi gimana-gimana masih tetap enak di Asrama…. Temen e banyak…”
“Hehe… iya sih…. Tapi paling nggak wes ndak di ganggu tuyul maneh kan?”
“Disini wes ndak tuyul maneh…. Tapi bapak e tuyul…. Hahaha…”
“Heh… iya taa??”
“Hahaha… nggak-nggak…. Nih minumen dulu kopi e… tak ganti baju dulu…”


Seperti nya dia juga tidak setenang apa yang aku kira…. Tampak ada yang aneh.Aku mengenal Sigit lebih dari 3 tahun. Aku tahu kalau dia tidak bisa basa-basi untuk hal-hal yang tidak bisa dia tutupi. Dari guyonan dan cara bicaranya ada sesuatu yang terjadi mungkin di tempat ini. Tapi aku juga tak ingin untuk menanyakannya.

“kost mu gimana Mick… enak a?”
“Yaahhh biasa ae Git… tapi Serem…Pengap… Ibu kost e Galak….”
“Owh iya ta? Ibu kost e galak? Yang mana seh kost mu itu?
“Depan e Masjid Sumbersari agak keselatan. Pinggir jalan….”
“Owhh yang ada pohon e rimbun iku ta? Rumah e besar tingkat2 iku yo?
“Iya…”
“Jasik… nggak medeni disana? Malam gelap lho rumah iku… lek siang aja udah singit, apa lagi malam…”
“Iya Git… Apalagi Wawan game online terus…. Sendiri terus tiap malam…sampai ada sing aneh-aneh disana…”
“Aneh? Maksud e…”

Aku coba ceritakan semua tentang apa yang sudah aku alami, dengna harapan bisa memancing nya juga untuk bercerita tentang kost barunya ini yang aku merasa dia menyembunyikan sesuatu. Tapi tetap aja tak ada yang mau dia ceritakan. Tampak dia menutup rapat-rapat.
“Owh gitu… Cerita Asrama terulang lagi ini…. Yaudah… ayo ke lapangan…. Udah jam 7…”

Sedikit senyum simpul dan tatapan kosong mengiringi perjalanan kami ke lapangan futsal malam itu. Aku yakin Sigit juga memikirkan hal yang sama seperti apa yang aku pikirkan. Aku merasa kan tatapan gelisah akan adanya sesuatu hal. Sungguh tidak enak menjalani hidup dengan kekhawatiran. Setiap langkah yang kami lewati di liputi ketidak-tenangan. Bahkan saat futsal pun sesekali pikiranku kosong terisi oleh bayangan-bayangan menyeramkan yang pernah mereka perlihatkan. Kami adalah saksi hidup buat mereka yang pernah menampakkan diri. Kami adalah objek kejahilan mereka disaat mereka bosan tak ada hal yang mungkin bisa di permainakan di alam mereka sana. Dan kami mungkin adalah satu-satunya alasan mengapa mereka selalu ingin di perhatikan dan tak ingin di tinggal begitu saja… ada apa dengan kami? Ada apa dengan aku?

‘Bruukkkk!’

Ku rebahkan begitu saja tubuhku yang lelah dan penuh peluh di ranjang kamar kost ku. Lelah…lelah sekali… Aku pikir futsal dan ngobrol bareng teman-teman bisa menjernihkan pikiranku, tapi nyatanya saat pulang lagi ke kost ini semua kembali suram. Seperti tahanan yang menunggu eksekusi, dan tak tahu kapan eksekusi itu akan datang. Seperti aku sekarang yang tak tahu kapan mereka akan menampakkan diri lagi. Malam semakin larut, kantuk ku semakin tak terbendung. Seperti ada jutaan ton beban hidup bergelayut di kelopak mata ini. Selamat tingal malam. dan semoga besok akan menjadi hari yang jauh lebih tenang…