Aku Dan "Makhluk" Tak Diundang Di Kamar Kosku #6 - Cerita Seram Kaskus

Aku Dan "Makhluk" Tak Diundang Di Kamar Kosku #6

Hari demi hari aku lewati dengan normal… iya normal…. Seperti orang lain lewati setiap harinya. Tidur nyenyak, makan enak. Tak ada lagi gangguan-gangguan yang datang. Sepertinya mereka tau apa isi hatiku dan pergi jauh untuk selama-lamanya. Hidup seperti inilah yang aku mau. Kerja semangat dan istirahat cukup. Tak ada ke khawatiran, tak ada rasa was-was. Tak ada berita buruk lagi dari wawan, si manusia malam. Aktivitasnya pulang pergi dari kost tiap malam tak pernah surut, hingga kadang ku biarkan pintu kamar kost tidak terkunci. Karena dia malas untuk membawa kunci dan aku juga tidak mau jika waktu tidurku harus terganggu lagi seperti waktu itu. Jadi kubiarkan saja pintu tertutup tanpa terkunci. Toh tidak ada barang berharga juga disini.

Hanya saja kost lebih sepi dari biasanya, musim liburan kuliah membuat banyak penghuni kost yang pulang kampung. Termasuk mas Win temanku ngobrol tiap malam. Yang sudah mudik ke tulungagung 2 hari yang lalu. Tanpa pamitan, dia cuma sempat mengirimkan sms yang tidak aku mengerti maksudnya.

“Mick, aku pulang ke tulungagung dulu ya… titip kamar… dan tolong pot kembang kamboja di depan kamarku di masukkan aja. Ntar kehujanan.”

Pot kembang?? Ada-ada aja… apa istimewanya sih pot kembang sampai harus di masukkan kamar segala. Kan tanaman lebih bagus di luar. Biar terkena sinar matahari dan air hujan. Tapi yaudahlah… aku nggak mau banyak berfikir. Hanya tinggal memasukkan aja kan beres.
Pot kembang yang di maksud sekilas tak ada yang aneh sih, hanya pot plastik biasa seukuran timba bahan bangunan berwarna hitam. Yang di dalamnya terdapat tanaman kamboja kerdil dengan beberapa helai bunga yang baru aja mekar. Unik juga mas Win ini, meski tampang preman tapi hati selembut dan sewangi bunga kamboja. Hehehe..

Tapi bentar deh… Bukan…. Ini bukan bunga biasa… Dupa?? Buat apa?? Ada bekas abu dupa di atasnya dan beberapa batang sisanya masih tertancap. Buat apa mas Win membakar Dupa? Sebatas pewangi? Tapi aku tak pernah mencium bau dupa jika mas Win membakarnya. Apa wangi melati semerbak tempo hari itu berasal dari dupa ini?? Nggak mungkin…. Bau dupa dan melati berbeda… lalu untuk apa dupa ini?? Mas Win ini terkadang penuh dengan hal-hal aneh yang tidak aku mengerti. Mulai dari posisi kamar yang tersembunyi, beberapa helai rambut panjang yang dia kumpulkan di kamar, hingga bekas dupa di pot ini. Beberapa fakta yang terasa janggal buatku…

Tak ada teman ngobrol membuatku sering tidur lebih awal dan bangun menjelang subuh tiba. Tak ada kegiatan yang bisa aku lakukan selain ngegame di computer yang lama-kelamaan terasa membosankan. Tertidur sekitar jam 20.00 dan bangun jam 4.00 begitu terus setiap hari… hingga akhirnya malam itu tiba… malam yang nggak pernah di harapkan semua orang… malam yang menunjukkan bahwa hidupku masih belum aman…

Dingin yang teramat sangat menusuk tubuhku membangunkan ku di tengah malam, kulirik jam dinding masih menunjukkan 01.15. Sial… kenapa dingin banget malam ini. Angin terasa berhembus masuk tanpa penghalang, rasanya seperti tidur di tengah lapangan. Aku bangun sejenak dan mengambil botol minuman di meja sebelah lemari dan agak heran saat melihat pintu depan terbuka.

Kok terbuka?

Aku selalu memastikan pintu selalu tertutup sebelum tidur…

Wawan??

Nggak mungkin, dia selalu bilang kalau pulang ke kost tengah malam. Jangan-jangan Maling??

Pikiran ku sontak mengarah kesana. Kamarku kemalingan. Tapi ini juga nggak mungkin, tak ada barang berharga yang hilang. Computer ada, handphone dan dompet juga masih ada di meja. Tak ada barang berharga hilang. Angin? Aku masih belum yakin angin bisa menggerakkan gagang pintu dan membukanya perlahan.

Dengan dipenuhi tanda Tanya ku tutup kembali pintu itu. Dan kurasakan sekujur tubuh merinding dan keringat dingin mulai keluar. Tengah malam dengan kondisi kost yang sepi, dingin menusuk dan ku dapati pintu terbuka dengan sendirinya menjadi alasan kuat rasa takutku kembali muncul. Nyali ku menciut saat tiba-tiba kurasakan hembusan angin kecil berhembus di leher ku seperti ada yang baru saja melewatiku…

A...Apa ini??? angin apa ini?? Siapa yang meniupku??

Segera aku rebahkan tubuhku di ranjang bawah dan ku tarik selimutku sebatas leher. Ndak…. Itu hanya angin biasa… itu hanya angin yang masuk dari sela-sela lubang fentilasi. Itu bukan siapa-siapa. Aku berusaha terus untuk menenangkan pikiranku yang mulai kacau. Dan sekali lagi aku merasakan hembusan angin itu tepat di pipi sebelah kanan ku. Seperti ada orang yang baru saja melintas di sebelahku…
Bukan…. Ini bukan angin biasa… bukan….!!! Sial…. Itu pasti…..

Itu pasti mereka….. mereka datang lagi… Mereka belum benar-benar pergi…

Aku… aku nggak sendirian malam ini….