Dia bercerita banyak tentang kondisi keangkeran sekolah ini.Hampir di setiap sudut dan banyak kejadian yang sempat terjadi.Entah memang benar-benar fakta, rekaan dia semata atau seperti hal nya Urban Legend yang tumbuh subur dari mulut ke mulut. Dan yang paling banyak di sebut Suryono adalah nama pak Parno…. Penjaga sekolah.Pria paruh baya yang sudah mendedikasikan hidupnya lebih dari 10 tahun di sekolah itu.Sebagai tukang kebun dan penjaga sekolah, hampir tak ada waktu untuk istirahat.Siang bergelut dengan sampah dan malam nya harus siaga menjaga keamanan sekolah.
Pak parno adalah orang yang paling sering mendapatkan gangguan dan penampakan mengenai sekolah ini.Watak yang pendiam dan relatif tidak banyak omong menjadi santapan lezat untuk pada makhluk halus yang ingin menunjukkan eksistensinya.Kata Suryono ada 6 tempat di sekolah ini yang menyimpan banyak misteri dan penampakan. Kantor Kepala Sekolah, Laboratorium, Perpustakaan, Aula , Ruang kelas 3-III dan Ruang kelas lantai 2.
Apa aja yang terjadi di tempat-tempat tersebut?? Mari kita masuk lebih dalam…. Jauh lebih dalam agar kalian tahu seperti apa sekolah ku ini…
Ruang kepala Sekolah…
Sekolahku tidak lah luas dan termasuk sempit untuk ukuran sebuah bangunan sekolah SMP Negeri yang pernah menjadi SMP terbaik di Sidoarjo.Lahan yang tidak begitu luas memaksa sekolah harus mengorbankan lapangan upacara mendapatkan jatah yang sempit dan kami para siswa harus berdempet-dempetan dan meluber ke pelataran gedung pemda setiap upacara hari senin. Jika agan masuk ke sekolahku ini lewat jalan depan maka agan akan melewati kantor Tata usaha di sebelah kiri dan jika lurus masuk maka agan akan sampai di ruang kepala sekolah.
Ada yang aneh dengan ruang kepala sekolah?
Tidak ada gan… sama seperti pada ruang kepala sekolah pada umumnya. Dari jendela yang berteraliskan besi pipih model tahun 80an, kita bisa memandang isi dari ruang kepala sekolah. Meja, kursi, Komputer, lemari berkas dan sofa panjang tempat kepala sekolah menerima tamu. Sofa itu pun klasik, terbuat dari kayu dengan ukiran khas bali di lengkapi ornamen burung dan Buto di sepanjang ukiran. Diatas rangka kayu ukuran itu di padukan dengan busa tebal dan kain Oscar berwarna abu-abu muda dengan posisi sofa membelakangi pintu masuk ke ruangan tersebut.
Di sofa itulah sering di datangi tamu yang tak di kenal saat malam mulai larut.Berpakaian serba hitam dan menunduk dengan rambut terurai sebatas bahu.Entah dia manusia atau bukan, kemunculan pertamanya di tempat itu sangat misterius.Pak parno baru saja mengunci pintu ruang kepala sekolah dan memadamkan semua lampu. Namun baru beberapa langkah ia menjauh terdengan ketukan dari dalam raung kepala sekolah. Pak Parno mencoba mendekatkan wajahnya ke jendela namun gelap dan tak terlihat apa-apa.Dia hidupkan lampu koridor agar cahaya bisa masuk kedalam ruangan.Barulah terlihat sosok tersebut duduk meringkuk di pojok sofa.
Dan konon sosok tersebut selalu ada setiap menjelang tengah malam Jumat Legi.Berdasarkan primbon jawa Jumat legi adalah waktu di bukanya sekat antara alam nyata dan alam ghaib. Sangat memungkinkan jika malam jumat legi semua yang tak kasat mata menjadi tampak nyata di depan kita….
Laboratorium…
Dari ruang kepala sekolah kita masuk lebih dalam lagi. Setelah melewati koperasi dan ruang computer maka kita akan bertemu dengan Laboratorium. Ruangan paling gelap di sekolah ini.Posisinya yang berada di paling pojok dan berdempetan dengan tangga menuju ruang kelas lantai 2.Tembok belakang Laboratorium langsung berbatasan dengan halaman TK Trisula.Kata anak-anak dulu ada di ruang laboratorium ada pintu kecil yang bisa tembus ke TK Trisula.Namun akhirnya Pintu itu di tutup permanen dengan alasan keamanan.
Apa yang terjadi di Laboratorium?
Jujur, aku tak pernah punya pengalaman apa-apa dengan laboratorium, tak ada cerita apa-apa juga tentang pak Parno yang ada kaitannya dengan laboratorium.Namun cerita ini berawal sekitar 3-4 tahun sebelum aku masuk ke sekolah itu. Dulu karena keterbatasan ruang , Semua Kelas 1 masuk siang. Yang otomatis pulang sore sekitar jam 5an. Dan pelajarang Biologi serta Fisika sering di ajarkan jam 3 keatas. Kabarnya pernah satu kelas memakai ruang laboratorium sekitar jam 3 sore dan berakhir jam 5an. namun menjelang jam 5 sore kelas sudah di pulangkan oleh guru biologi saat itu. Ditengah proses menerangkan sebuah materi, tiba-tiba wajah guru tersebut berubah menjadi pucat…. Sangat pucat… yang kemudian membubarkan kelas dan keluar laboratorium dengan ekspresi ketakutan.
Tak ada yang tau penyebab apa yang dialami oleh guru biologi itu. Hingga beberapa hari kemudian dia mengundurkan diri dengan alasan yang tidak jelas. Kabar yang berhembus mengatakan karena akan pindah ke luar kota. Namun setelah di desak oleh kepala sekolah apa penyebabnya, akhirnya dia menceritakan apa yang baru saja dialaminya di laboratorium. Saat dia tengah menerangkan di depan kelas, dia melihat sesuatu muncul di pojok lemari etalase peralatan lab. Lemari yang tepat berada di belakang meja-kursi tempat siswa-siswa duduk.
Guru itu bilang, dari sela-sela peralatan lab yang tersusu rapi dia melihat sesosok kepala yang terpenggal dengan penuh ceceran darah dan bekas luka yang menyeramkan. Mata dari kepala itu menatapnya dengan penuh kebencian dan seolah-olah tak senang ruangan itu penuh dengan manusia.Semakin di tatap maka semakin terlihat sangat menyeramkan.Itulah kenapa dia mendadak pucat dan meninggalkan Lab dengan wajah yang sangat ketakutan.
Setelah kejadian itu laboratorium tidak pernah digunakan lagi di kelas sore. Jika di butuhkan maka kelas sore diijinkan masuk pagi hanya untuk mata pelajaran yang membutuhkan ruang lab. Sehingga mulai siang sampai pagi keesokan harinya, lab akan selalu tertutup rapat. Tapi versi yang lebih mengerikan aku dengar dari Suryono. Tepat menjelang magrib setelah kelas sore bubar, seorang siswa penasaran dan mencoba mengintip dari kaca laboratorium. Dia amati seluruh ruangan tak ada yang aneh, tapi begitu pandangannya dia geser lebih kekanan tepat di depan wajahnya… di depan mata kepalanya sendiri dia bertatapan langsung dengan sosok kepala tanpa tubuh itu dengan wajah yang mengerikan… tatapan yang sangat dekat… hanya di pisahkan kaca… sangat dekat…
Perpustakaan
Sekolah ku punya 2 akses pintu masuk. Dari pintu depan dan dari pintu samping. Dari pintu depan kita bisa menemui ruang kepala sekolah hingga laboratorium. Dari pintu samping kita akan melewati tempat parkir guru, mushola dan kemudian lurus hingga bertemu dengan pintu masuk perpustakaan. Di angkatan ku lah mushola di renovasi. Dari mushola yang kecil dengan bentuk bangunan lama, tinggi mushola sama dengan tinggi jalan. Jadi cepat kotor dan jika hujan kadang air meluber masuk ke dalam mushola.Yang kemudian di renovasi menjadi mushola yang lebih baru dan lebih tinggi dari permukaan tanah.
Kantin sekolah tepat berada di belakang perpustakaan.Yang bisa di akses dari jalan samping perpustakaan, melewati rumah penjaga sekolah dan belok kiri kearah kantin. Di samping perpustakaan ada aula, tempat kuntilanak gantung bersemayam…
Kuntilanak gantung??
Nanti kita akan sampai ke part itu… tetaplah membaca. Jika agan membaca bersama teman sekarang, pastikan dia benar-benar teman agan. Namun jika agan sendiri sekarang, pesan saya hanya satu…. Pastikan agan memang benar-benar sendiri…
Perpustakaan di sekolah ku memiliki cukup banyak koleksi buku.Ruangannya yang luas, namun tidak diikuti dengan pencahayaan yang cukup. Cahaya hanya bisa masuk dari sela-sela jendela belakang yang mengarah langsung ke kantin dan juga dari jendela depan di sebelah pintu masuk tepat di belakang pengurus perpus. Aneh, mungkin cuma di sekolahku yang hanya memiliki satu karyawan perpus dan menangani semua urusan perpustakaan.Mulai dari peminjaman dan pembelian buku-buku baru.
Mustofa , Aku masih ingat nama pengurus perpus itu. biasa kami memanggilnya kak Mus. Orang yang tak pernah tersenyum. Entah memang benar-benar jarang tersenyum atau ada sesuatu yang memaksanya untuk jarang senyum.
Lalu apa aneh nya??
Mesin Ketik…. Di tahun itu segala surat dan kebutuhan administrasi perpus di tulis dengan mesin ketik. Bahkan sekolahku masih ada mata pelajaran Mengetik dengan mesin ketik.Tak jarang aku mendengar suara kak Mus mengetik surat-surat saat sedang membaca di perpus.Suara mesin ketik yang khas, terkadang menjadi pertanda kalau perpustakaan sudah buka. Tapi akan menjadi pertanda lain jika suara mesin ketik itu terdengar disaat jam 2 malam…. Di saat semua orang sudah tidur dan disaat semua jendela dan pintu perpus terkunci dengan rapat.
Lalu siap yang mengetik??
Suryono bilang dulu pengurus perpus ada 2.Kak Mus dan seorang ibu tua.ibu itu sudah lama bekerja di perpustakaan, dan mengurusi semua kebutuhan administrasi dan dokumen2 perpus. Dan kak Mus mengurusi masalah peminjaman dan penyusunan buku di rak-rak.Hingga suatu hari Ibu itu tak masuk hingga beberapa hari.Baru setelah 5 hari sekolah mendapat kabar bahwa meninggal dunia kecelakaan.
Jadi menurutmu siapa orang yang mengetik jam 2 malam itu?
Ruang Kelas Lantai 2
SMPN 2 Sidoarjo mempunyai sebuah bangunan lantai 2 yang berisi dari lebih dari 5 ruang kelas. Saat kelas sore, ruangan itu di pakai anak PGRI. Anak swasta dulu kami menyebutnya.Yang mitosnya relative lebih nakal dan tidak sepintar anak Negeri.Tapi ntah lah… aku tak pernah meneliti sejauh itu.Tangga menuju lantai 2 ini tepat berada di sebelah ruang lab.Tangga kematian… begitu anak-anak menyebutnya waktu itu.Struktur tangga yang curam dan lantai nya yang masih terpasang ubin kuno warna abu-abu, sering memakan korban terjatuh maupun terkilir.Tapi anehnya tangga ini memiliki pintu besi seperti penjara. Tapi buat apa??
Jika kita sudah berada diatas melewati tangga kematian itu, kita akan melihat pemandangan layaknya rumah sakit. Sebuah koridor panjang dengan bangsal-bangsal di sebelah kiri.Saat ada kegiatan malam di sekolah, lantai 2 tak pernah terpakai.Bahkan lebih tepatnya di hindari untuk di pakai.Akses jalan menuju kesana pun seperti enggan di lewati saat kegiatan malam di sekolah.
“ada cewek cakep lagi kesepian diatas…”
Itu gurauan pak Parno jika di Tanya apa pernah melihat penampakan di lantai 2. Aku juga tak tau jenis apa cewek yang di maksud pak Parno. Karena ketika ditanya lebih detail pak parno selalu bergurau. Tapi mungkin apa yang di alami anak sore ini bisa menjawab apa sebenarnya yang berada di balik gurauan pak Parno. Tepat pukul 5 sore menjelang magrib kelas PGRI selesai.Semua anak berhamburan pulang dan mulai meninggalkan sekolah.Namun seorang siswa kembali lagi karena topi nya tertinggal.Begitu langkahnya mendekati tangga tanpa sengaja dia menoleh keatas, di koridor lantai 2 terlihat sesosok berbaju putih lusuh kecoklatan berjalan perlahan dari arah tangga kearah kelas paling ujung. Berjalan perlahan-lahan… dan tiba-tiba berhenti lalu menghilang…
Tak hanya sekali itu penampakannya, ada yang pernah melihat dia duduk di tangga dengan wajah dan mata yang memerah lalu kemudian menghilang. Kata pak parno, mereka tak pernah mengganggu… hanya sesekali menampakkan diri lalu kemudian menghilang… hanya diam dan menghilang…
Aula
Ada berbagai macam cerita di sekolah ini, tapi menurut suryono Aula lah yang menjadi legenda.Tempat yang sangat terlihat ke uzurannya.Aula sekolah ku cukup luas.Seukuran 2 lapangan badminton.Di sisi sebelah barat ada semacam panggung setinggi 1meter.Untuk keperluan pementasan saat ada acara penerimaan siswa baru.Aula sering di gunakan untuk sarana olahraga atletik dan pernah juga dibuat tempat latihan Anggar kontingen sidoarjo.
Bangunan tua yang masih terlihat kekuatannya.Lantai sudah dilapisi keramik 10 x 20 yang tertata rapi sepanjang lantai.Di sudut ruangan terdapat tumpukan matras, dan beberapa peralatan atletik lainnya dan lumayan lengkap. Jika ada sebuah acara seperti lomba melukis, lomba paduan suara dan lomba olahraga saat 17 agustus tempat ini akan ramai riuh. Mulai dari pagi hingga menjelang sore.Namun saat malam mulai menelan hari, suasan sangat lengang dan pintu tertutup rapat.
Tak pernah ada kegiatan di malam hari, bisa diliat dari fiting lampu yang di biarkan kosong dan semua pintu yang terkunci rapat.Seperti ada sesuatu yang disembunyikan di dalam, dan di tutup rapat-rapat.. Pintu Aula saling berhadapan dan menghubungkan ruang kelas ke kantin.Tak ada yang berani masuk kedalam atau sekedar melintas kearah kantin saat malam hari. Itu semua karena,
“Kuntilanak Gantung…”
Begitu kata Suryono dengan ekspresi wajah berubah menjadi tegang.Sepertinya dia sangat tahu tentang hal ini. Bukan dari cerita maupun desas-desus. Aku merasakan dia pernah melihat sendiri apa yang baru saja dia katakan. Dan tau asal-usul di belakang itu semua…
“apa itu Sur? Kok kamu tau?”
“Fendy anak 3-V melihat sendiri Kuntilanak gantung ada langit-langit Aula”
“Beneran Sur??”
Fendy adalah anak karate, aku tau anak itu karna aku juga anak karate waktu kelas 1. Tapi karena aku sadar minat dan bakatku bukan disana, aku putuskan untuk berhenti. Sudah menjadi agenda harian anak karate berlatih di Aula setiap minggu pagi. Sebenarnya tak banyak hal yang perlu disiapkan dalam setiap latihan. Asalkan aula bersih itu saja sudah cukup. Namun minggu itu berbeda, ada latihan gabungan dari beberapa sekolah lain. Sehingga Fendy dan kawan-kawan mempersiapkan segala sesuatu seperti banner, pengeras suara hingga dekorasi penyambutan yang di kerjakan dari sabtu sore sepulang sekolah hingga sabtu malam.
Sekitar jam 7 malam persiapan hampir selesai, Fendy merebahkan sejenak tubuh nya yang lelah dilantai beralaskan tikar tepat di sebelah sisi panggung Aula. Di biarkan nya teman-teman lain memasang banner yang sudah di persiapkannya sedari sore. Tidak ada salah nya jika dia beristirahat sejenak setelah beberapa jam bergelut dengan semua perlengkapan.
Saat malam sudah menunjukkan pukul 21.30, Fendy terbangun oleh suara tangisan. Tangisan seorang wanita yang tampak jelas bergaung di dalam Aula. Di lihatnya sekeliling teman-teman yang membantunya tadi sudah pulang terlebih dahulu karena menganggap Fendy sudah pulang duluan. Dan kondisi Aula tanpa cahaya. Hanya da pantulan cahaya dari luar Aula yang masuk dari kaca pintu Aula.
Tangisan itu semakin lama semakin terdengar jelas. Dia pun berfikir mulai ada yang tidak beres dengan tempat ini. Dan mencoba mencari tahu dengan senter di dekatnya. Setiap sudut dia periksa dari mana arah tangisan itu berasal. Namun tak dapat dia temukan. Tapi tangisan sangat terdengar jelas. Hingga akhirnya di dapat dari mana sumber tangisan itu. Suara yang lirih namun jelas, meratap pedih itu berasal pojok langit-langit aula yang hanya berjarak beberapa meter dari pintu keluar. Suara dari sosok yang tergantung diatas dengan kaki dan telapak tangan yang berwarna pucat. Tak terlihat bagian wajahnya karena tertutup bayangan gelap. Yang terkena pantulan cahaya lampu luar hanya bagian bawah saja. Tangisan yang mengaung mengiris perih, rintihan dari sebuah ketersiksaan…
Cerita miring yang beredar saat itu, kuntilanak yang menampakkan dirinya itu pernah juga di temui berjalan gontai di sekitar kantin dan memutar menuju ruang kelas lantai 2….
Ada apa sebenarnya disana? Kenapa begitu riuh oleh mereka yang tak kasat mata? Ada apa dengan sekolah ku?
Aku, Suryono bahkan mungkin yang lain tak akan pernah bisa menjawab. Semua terkubur begitu saja sejalan dengan lulusnya kami. Ada perasaan berat mengingat kenangan ku tak terhitung dengan tempat itu. Kesampingkan sejenak kondisinya yang banyak akan hantu-hantu penasaran. Aku masih mengingat hari pertama masuk sekolah. Bertemu teman – teman baru dan memulai step kehidupan yang lebih dewasa…
bagaimanapun juga… aku masih tetap merindukan tempat itu….