Aku Dan "Makhluk" Tak Diundang Di Kamar Kosku #15 - Cerita Seram Kaskus

Aku Dan "Makhluk" Tak Diundang Di Kamar Kosku #15

Jujur… tak ada baiknya lari dari masalah. Tapi tak ada pilihan lain buat ku. Jika Kuntilanak, dan roh-roh yang terus menerorku itu adalah sebuah persoalan, maka aku lebih pilih lari sejauh mungkin… pergi… dan tak pernah berfikir untuk menyelesaikan nya. Karena memang aku tak tau bagaimana harus menyelesaikannya. Mereka seperti bayangan… datang dan pergi tanpa di undang…. Seperti pulpen jailangkung yang pernah aku mainkan… memanggil mereka tanpa pernah memulangkan mereka.

Ditambah lagi teman kost yang masih belum tahu di mana rimbanya. Mas Win belum balik, padahal liburan semester sudah habis. Kemana orang ini? Ada banyak hal yang ingin aku tanyakan? Ada banyak topic yang ingin aku ceritakan? Bunga kamboja, Dupa, kuntilanak jemuran sampai sosok penindih ranjang diatasku.

Rasanya Ingin ku tikam dia dengan semua pertanyaan-pertanyaan aneh dan membingungkan ini. Aku rasa dia tahu banyak hal mengenai semua penampakan dan ganggaun-gangguan yang aku alami.

Tapi tak kunjung kutemui Mas Win hari demi hari. Dia seperti hilang, dan tak tau akan muncul kapan. Beberapa kali ku sms juga tak ada balasan, telp pun tak ada hasil. Biarlah… aku tak mau di repotkan oleh masalah yang aku sendiri tak tahu bagaimana menyelesaikannya. Lebih baik aku fokus dengan kepindahan ku ke kost sigit. Setidaknya hal ini akan membebaskanku dari semua penunggu iseng di tempat ini.

“Bro… beneran kamu mau pindah ke kost e Sigit….?”

Suara Wawan mengagetkan ku. Ni kunyuk emang nggak kira-kira datang dan perginya.

“Iya nih… ini nyicil packing Wan…”
“Trus aku piye bro nasib nya…”
“Katanya kamu mau pindah juga ke kost e Antok…”
“iya sih bro…. lebih deket ke warnet disana…”
“nahhh… enakkan berarti….”
“yaa… iya sih…. Tapi bro… beneran nggak sih kamu pindah karena kejadian kuntilanak malam itu?”


Aku berfikir sejenak dengan pertanyaan Wawan. Anak ini memang terkadang memberikan pertanyaan yang simple, namun membutuhkan jawaban yang sama sekali nggak simple buat ku. Banyak alasan kenapa aku harus pindah. Tapi Wawan cukup mengenalku, dia sangat tahu bahwa aku bukanlah orang yang mudah berpindah-pindah kost tanpa penyebab yang jelas. Aku masih belum menjawab apa yang di tanyakan Wawan.

“Aku tuh kenal kamu bro… aku tahu banget tentang cerita-cerita asrama kemarin. Bahkan kamu bertahan 3 tahun lebih tinggal bersama 'mereka' yang mengganggu… demi sahabat kan?”
“Entahlah Wan… aku Cuma pengen hidup tenang. Semoga di kost yang baru udah nggak ada lagi kejadian-kejadian yang kayak gini…”
“Yowes lah lek ada apa-apa cerita o yaa…… ntar tak bantuin ya bro pindahannya…”
“Thanks yo Wan….”

Wawan…
Entah…. kadang aku berfikir seandainya Wawan itu cewek, pasti udah aku pacarin…

Hari yang aku janjikan untuk membersihkan kost baru sudah aku laksanakan. Cukup miris rumah senyaman itu memiliki gudang super kotor. Kata Sigit memang kamar itu tak pernah di pakai hampir 2 tahun lebih. Memang sengaja tidak di kost kan, dan hanya untuk di pakai menyimpan barang2 yang tak terpakai.

Namun sayang, aku tak mendapatkan fasilitas seperti yang anak kost lain dapatkan disitu. Hanya sebuah kasur kapuk yang lusuh dan gorden bekas yang aku temukan di tumpukan buku bekas. Gak masalah… toh hanya sementara. Kasur yang lusuh pun bisa menjadi alas tidur yang nyenyak jika pikiran kita tenang tanpa ada intimidasi dari pihak manapun. Apalagi Intimidasi dari makhluk yang tak kasat mata.
Sambil ku usap keringat ku, aku berkata dalam hati…

“Ini akan jadi tempat yang nyaman buat ku… sangat nyaman….”

Tempat yang nyaman??

Tempat yang nyaman itu hanya Mitos buat ku…

Mitos??

Nanti agan akan tau apa yang terjadi selanjutnya… tetaplah membaca… tetaplah masuk kedalam setiap cerita-cerita ku… tapi sebelumnya tutuplah jendela dan pintu rapat-rapat. Pastikan sudah tertutup dengan sangat rapat… Sebelum Si jenggot panjang itu masuk dan berdiri di belakang Pintu….

Si… Si Jenggot Panjang?? Maksud nya???

Sore itu aku mulai berkemas dan memindahkan barang-barang ku dari kost lama ke kost baru. Wawan menepati janjinya, membantuku sembari mengeluarkan kelakarnya yang konyol itu. Pembual paruh waktu. Aku tak tau berapa ukuran otak Kiri nya, yang jelas dia terlahir dengan rasa panic, takut, dan cemas yang sangat buruk.

“Bro…. jangan lupa bro…. DVD bokep nya jangan lupa”
“Bokep??”
“Ya iya lah… siapa tau di kost Sigit ada kuntilanak yang lebih cakep… lebih semok… susu nya besar…. Lumayan kan bisa mbok ajak nonton bokep bareng… ”
“??? Ndiasmu!!!”

Sayang banget aku harus pindah kost dan tidak sekamar lagi dengan Wawan. Obat stress yang tak pernah kehabisan bahan untuk menghibur sahabatnya. Terkadang tingkah konyolnya itu membuatkau tidak merasakan berada di sebuah Teror yang menyeramkan. Dia selalu bisa merubah keadaan yang sulit menjadi mudah dan menyenangkan.
Ditengah kami bercanda tanpa di duga aku melihat seseorang melintas di koridor belakang kamar ku. Mas Win…. Itu Mas Win… dia datang… akhirnya dia menampakkan batang hidung nya untuk menjawab semua keanehan selama ini aku alami. Aku harus menemuinya untuk meminta kejelasan.

“Mas… Mas Win…. Mas….”
“Hei… Mick….”
“Mas…. Ada apa sebener e?? Bunga kamboja, Dupa, sampai Penghuni jemuran…”
“Duduk o dulu…. Udah duduk dulu”

Mas win meletakkan tas nya dan melirik sejenak pohon kamboja yang aku letakkan di pojok pintu kamarnya.

“Memang apa sing kamu lihat?”
“Dia datang mas…. Masuk ke kamar ku… seperti bernafas di telingaku saat aku mau tidur. Trus tiba-tiba menindih ranjang atas di kamarku, dan aku melihat jelas dia jalan di koridor situ berjalan kearah selatan. Entah ke jemuran atau ke kamar mas win ini. Setelah itu aku wes ndak ngeliat lagi…. Ada apa sebener e mas??”
“Wes… nggak usah panik… dia cuma mau kenal mungkin….”
“mau kenal?? Tapi aku mas yang nggak mau ngenal dia… 3 tahun lebih aku di teror roh penasaran di Asrama. Pindah ke kost ini dengan tujuan mendapatkan ketenangan. Tapi tetap aja ada yang mengganggu. Memang nya siapa mas dia sebener e?”
“Trus sekarang kamu mau pindah toh?”
“iya mas…. Ke Poharin… trus pertanyaan ku tadi gimana?”
“yaudah… pindah o… yang kamu lihat malam itu… aku sing bawa….”
“bawa?? Maksud e opo mas??”
“Udah… biar dia tetap tinggal disini… biar aku yang jaga…”
“Jadi… Kamboja dan Dupa itu untuk….”
“Iya…. Biar dia tetap tinggal dan bertahan disini… biarkan saja… jangan pernah mengganggu nya…”
“Aku nggak ganggu mas… tapi dia yang ganggu aku…”


Jadi yang di jemuran itu…. Kamboja dan bekas dupa yang di bakar… nggak mungkin…. Gila…. Nggak mungkin…. Edan kowe mas…
Gendeng koen!!!