Bukan… itu bukan angin biasa… Aku merasa ada yang berlalu lalang di kamar ini. Di dekat ku… di sekitarku… bahkan mungkin dia sedang berbaring di sebelahku. Sial… aku tak bisa berbuat apa-apa dan terperangkap di ranjang busuk ini. Aku semakin tak berani berbuat apa-apa. Hanya bersembunyi di balik selimut sampai aku merasa pikiran dan hati ini kembali tenang. Tapi sepertinya sia-sia. Selimut tipis ini tak sanggup untuk meyakinkan ku bahwa semua akan baik-baik aja. Masih ku rasakan hembusan angin itu untuk beberapa saat. Seperti nafas seseorang di sebelahku, sangat jelas aku rasakan… Dia terengah-engah…
“Hhhh!…HHhhhh!…. Hhhhh!”
Aku masih tergeletak dengan selimut sebatas leher. Dan memandang keatas yang terlihat olehku hanya jaring-jaring besi penyangga kasur ranjang atas. Aku tak berani memandang sekitar. Keringat dingin, bulu kuduk yang sudah kurasakan merinding sedari tadi, dan terasa persendian lemas untuk bergerak. Aku tak berani bangun dari ranjang ini walau sekedar untuk melirik ke sebelah kanan atau kiri ku. Tenang…. Aku harus bisa tenang….
Hingga akhirnya nafas itu pergi…. sudah tak kurasakan lagi hembusan angin di sekitar wajahku. Aku harap dia yang baru saja datang, sudah beranjak pergi. Kau hanya meninggalkan tandamu tanpa memperlihatkan wujudmu. Aku masih belum berani untuk bangun atau melirik ke sebelahku. Aku takut dia masih disitu dan menampakkan wujud nya. Bahkan untuk sekedar memejamkan mata saja aku juga tidak berani. Tidak ada yang bisa menjamin saat ku buka mata lagi dia sudah tidak ada atau malah tepat berada di depan mata ku….
Apa?? Siapa yang baru saja datang??
Dia mengingatkan ku akan kejadian di Asrama saat ku dengar nafas yang terengah-engah dari dalam kolong tempat tidur. Hampir sama ku rasakan, tapi kali ini terasa begitu dekat…. Sangat dekat. Seperti kurasakan dia sedang bernafas di telingaku.
Okey… sepertinya aku aman sekarang…dia sudah pergi. Tak ada lagi suara nafas, tak ada lagi hembusan angin. Aku harus bangun dan melihat kondisi sekitar. Aku tidak mau tidur dalam kondisi yang membingungkan seperti ini.
Belum sempat aku membuka selimut untuk bangun, tiba-tiba kurasakan ada yang aneh dari ranjang diatasku.
“Kreeookkk!”
Jaring-jaring besi yang sedari tadi aku perhatikan, tiba-tiba tertekan kebawah. Seperti ada yang sedang menidurinya diatas sana.
Apaa??
Aku sendiri dan tak ada siapapun di kamar ini. Lalu yang diatas?? Jaring-jaring besi itu kembali tertekan ke bawah mulai dari bagian tengah, turun kebawah lalu kemudian di bagian atas. Sama persis seperti ada seseorang yang merebahkan badannya diatas.
“Kreeookkk…. Kreeeookk…”
Suara sudut-sudut ranjang yang tertindih. Tidak… tidak mungkin jaring-jaring besi itu tertarik kebawah dengan sendirinya. Pasti ada sesuatu di atas…. Ada yang menindihnya diatas…
Tapi siapa??
Apakah dia? Dia yang baru saja bernafas di telingaku… sekarang pindah keatas dan mengajak ku bergurau. Ini sama sekali nggak lucu… sama sekali nggak lucu. Aku tetap berusaha tenang dan tidak berbuat apa-apa. Aku hanya bisa melihat jaring-jaring besi itu bergerak-gerak terdorong kebawah dari berbagai arah
“Kreeookkk…. Kreeeookk…Krreoookk!!”
Dan tiba-tiba,
Braakkk…!
Jaring- jaring besi lurus kembali….kembali ke posisi semula. Seperti posisi sebelumnya. Dia…. Dia pindah lagi… entah kemana… entah masih di ranjang ini atau pindah ke sudut ruangan lainnya. Masih belum tampak oleh ku sosok apa yang sedang menerorku ini. Ku beranikan untuk bangkit dan bersandar di tepian ranjang. Dengan teliti ku amati setiap sudut ruang. Hingga ku tengok kolong tempat tidur tapi tidak ku temukan apa-apa
Secepat itu dia pergi? Atau dia hanya berpindah saja? dan masih menghantui ku? Mata ku masih dengan jeli menelanjangi setiap sudut ruang. Saat ku palingkan pandanganku kearah jendela di sebelah pintu belakang, barulah semua pertanyaan ku terjawab. Dengan jelas kulihat dia berjalan… perlahan… dengan gaun putih nya dan rambut panjang sebatas punggung. Dia melangkah di balkon belakang dari arah kamar mandi perlahan melintas di depan jendela ku dan mengarah keselatan. Entah naik ke jemuran atau lurus ke kamar mas Win…
Aku melihatnya jelas…. Sangat jelas… jadi itu…. Itu yang di maksud mas Win bahwa ada perempuan cantik yang “ngekost” di jemuran atas. Aku tidak melihat jelas wajahnya karena tertutup rambut panjang, dari bentuk gaunnya seperti gaun orang eropa kuno.
Apakah dia yang baru saja melintas melewatiku, bernafas di sebelahkan dan merebahkan badan nya tepat di ranjang atas ku? Dia yang baru saja mengajakku bergurau? Dari segala teror arwah-arwah penasaran yang aku alami, tak sekalipun pernah ku lihat dia... apalah dia datang hanya sekedar untuk menyapa? Dan apakah ini ada hubungannya dengan bunga kamboja dan dupa di depan kamar mas Win?
Anjrit!!! Terlalu banyak tanda Tanya di kepala ku…hingga tak sanggup logika otakku menjawab itu semua. Kehadirannya yang singkat baru saja, membuat ku susah untuk melewati malam yang buruk ini. Kantuk ku tiba-tiba hilang berubah menjadi rasa takut dan khawatir. Ku biarkan diriku terjaga hingga subuh menjelang sembari kuraih handphone di meja… ada hal yang harus aku tulis dan aku kirim kan….
“Git… jika di kostmu ada kamar kosong, kabari aku… Segera!”