Pengalaman Berteman Dengan Anak Indigo #15 - Cerita Seram Kaskus

Pengalaman Berteman Dengan Anak Indigo #15

sekitar jam 2 pagi aku terbangun, aku melihat icha masih terjaga duduk disampingku. dia ternyata tak tidur menunggu keadaanku benar - benar membaik. dalam hati aku rasakan sebuah arti dari pengorbanan. apa ini yang disebut cinta, ataukah aku yang terlanjur terjerat ke dalam dunia yang berbeda bersama wanita yang tak pernah ada dalam benakku sebelumnya. sudahlah semua memang sudah menjadi jalan takdirku. aku harus menjalani dan melewati semua ini.
" gimana keadaan resa sekarang ? ".
" udah nggak apa - apa kok cha, kok icha belum tidur ".
" icha nggak mau tidur sebelum liat resa bener - bener bangun, icha nggak enak sama ibu dan icha nggak nyangka kalau bakal gini jadinya ".
" udah lupain cha, mungkin emang karena aku belum biasa aja, toh ini juga pilihan aku kan ". icha tak membalas perkataanku. dia hanya memperlihatkan wajah kecutnya lalu mengambil segelas air putih yang sudah disiapkan diatas meja kamarku. dia membantuku untuk minum.
" mending aku tutup aja yah mata batin resa, aku nggak mau bikin resa kayak gini ".
" udah cha, aku tetep dengan pendirian aku. aku kan udah janji bakal kuat - kuatin ".
" resa emang ngeyel anaknya sih, terserah deh icha mah nggak mau tau. icha mau tidur aja ah ". pengalaman tadi memang benar - benar membuatku syok tapi apakah aku salah jika aku berjuang demi orang yang aku sayangi. memang terlihat memaksakan diri, namun itu semua aku lakukan hanya untuk menunjukan bahwa aku bukan orang yang ingin dikasihani. aku hanya bisa menatap wajah icha yang semakin kelelahan. pantas dia seperti itu, banyak hal yang setiap hari membuat dia harus berjuang. meski dia orang yang terlihat ceria. namun kenyataannya dia menanggung banyak beban. akhirnya kulanjutkan untuk tidur. pagipun kembali tersenyum. ternyata icha sudah lebih dulu bangun namun dia dalam keadaan menangis. aku tak tau kenapa dia tiba - tiba saja menangis.
" icha, kamu kenapa kok kamu nangis sih ? "
" tadi icha dapet telepon dari mama ".
" hah, emang ada kabar apa dari mama ? kok sampe bikin icha nangis ? "
" jangan ngomong kalau ada kabar buruk cha ! "
" iya emang kabar buruk, ibu tau kalau icha buka mata batin kamu, icha dimarahin habis - habisan gara - gara ini, seharusnya icha nggak bileh ngelakuin ini sa ".
" emang kenapa, ini kan juga kemauan resa ".
" iya, icha juga udah jelasin tapi emang itu aturan dalam keluarga icha mungkin juga sama untuk semua anak kayak icha ".
" nanti malam ibu mau menghukum icha, icha nggak tau hukuman seperti apa yang mau ibu kasih ".
" hah ?? " aku benar - benar tak tau lagi harus berkata apa. aku baru pertama ini bertemu dengan wanita yang lain dari biasanya. memang jika dilogika harusnya seperti itu. namun kenyataannya aku memaksa masuk ke dalam dunianya. jauh sebelum icha mengenalku, dia juga pernah melakukan kesalahan, entah apa itu namun dia tidak menjelaskan apa kesalahannya. ibunya menghukum dia dengan cara menyiksa sosok penjaga yang ada di dalam tubuhnya. dan hasilnya icha yang jauh lebih tersiksa oleh sakit yang dirasakan penjagannya. sakit yang dia rasakan berbeda tak seperti umumnya. tak bisa aku jelaskan dan tak mungkin icha jelaskan padaku. kini bukan masalah manggung lagi yang aku khawatirkan karena aku percaya semua sudah 90 persen tinggal gladi resik saja. namun apa lagi yang akan terjadi malam nanti, jelas aku tak bisa membantu dia. aku tak berani menduga - duga karena dugaanku pasti meleset.hari ini kuputuskan untuk tidak latihan saja, aku memilih latihan terakhir di malam sebelum manggung saja. aku jelaskan niat dan maksudku menunda latian. cacian sempat keluar dari mulut rere yang sebenarnya dia adalah teman icha, namun kuterima itu dengan lapang dada karena sekarang aku tau. posisiku menjadi orang yang sangat egois. aku harus selalu bersama dia sampai dia tertidur duluan. aku harus ada saat dia mulai dihukum oleh ibunya. waktu berlalu terasa cepat. aku melihat kegelisahan diwajah icha. dia tak banyak bicara lagi, dia hanya merenung dan merenung. menunggu kengerian apa yang diberikan oleh ibunya nanti malam. saat siang kita bercanda di lantai atas, aku tak melihat kakak aku, mungkin dia sudah sibuk latian bersama teman - teman. icha mengajakku bermain. dia menunjukkan kemampuan dia menggerakan benda tanpa menyentuhnya. bukan berniat untuk pamer. namun aku tau maksud dia melakukan ini hanya untuk menghibur dirinya sendiri. dia sempat mengajariku cara untuk membaca fikiran orang. namun aku menolaknya, aku tetap memilih untuk menjadi manusia sewajarnya. dia tetap asyik memperlihatkan kemampuannya itu. terkadang aku seperti merasa dalam dunia imajinasi, aku sering melihat hal seperti ini di film - film. kukira ini hanya hayalan namun nyatanya ada di dunia nyata. saat aku kagum melihat icha bisa menerbangkan sesuatu. icha membuka rahasianya, dia menyuruhku memejamkan mataku sebentar, lalu membuka mataku kembali dan harus langsung melihat ke arah benda yang diterbangkannya. ternyata aku melihat benda yang tadinya terbang ternyata diangkat oleh sosok mahluk dari dunia sebelah. namun aku tak merasa begitu takut, memang sedikit merinding namun aku merasa dekat dengan mahluk itu. dia terlihat lucu seperti anak kecil, mesti dia berwujud seperti binatang juga.
" resa udah nggak takut ? '
" takut sih cha, tapi rela bagi - bagi hehehehe ". kujawab dengan candaan, dan kamupun tertawa bersama. ternyata disekelilingku kulihat banyak mahluk - mahluk itu. mereka berdampingan dengan manusia. hari ini icha menunjukkan segala rahasia tentang dunia sebelah. dia mengajakku melihat suasana desaku. dia menyuruhku untuk melihat keadaannya lebih dalam lagi dan wow menakjubkan sekali, aku tak merasa takut saat aku melihat hal - hal aneh itu. mereka juga penakut, terkadang icha sempat membentak mahluk yang coba mau mengganggu kita. di akhir perjalanan kita. icha berpesan padaku. malam ini dia harus menjauh dariku, dia tak boleh mendekat kepadaku atau bertanya apapun kepadaku. malam ini dia harus mengurung diri di kamar sampai pagi menjelang. dia benar - benar melarangku untuk mendekatinya karena jika aku memaksa, bisa saja hukuman itu juga terjadi padaku dan icha tak bisa menjamin keselamatan hidupku. sedikit ngeri tapi aku menyesal juga. aku tak bisa menjaga di saat yang genting seperti ini. namun apa dayaku ? mungkin ini maksud icha berbagi keajaiban di hari ini, dia ingin membuatku percaya bahwa dia tak akan kenapa - kenapa. hari ini memang waktu begitu cepat berlalu. malam sudah mulai berangsur datang. icha mulai mengunci diri di dalam kamar. aku memang tidak menjelaskan tentang kejadian ini kepada orang rumah. biar mereka tidak panik ataupun khawatir. aku tetap menunggu dia di depan kamarnya sambil terduduk. aku terus menunggu hingga berjam - jam berlalu. sampai jam 12 malam tetap tak kulihat perbedaan. keadaan rumah sunyi. semua sudah tertidur.saat pukul 1 pagi aku mendengar suara angin yang begitu kencang diluar sana, mungkin kukira akan segera hujan. tak hanya angin yang ribut, sesekali juga terdengar suara gemuruh langit yang berupa petir bersahutan. sampai tiba - tiba listrik padam. aku sedikit panik namun tetap berusaha tenang, aku tak bisa melihat apa - apa lagi. hujan lebat langsung menyapa, kini hanya terdengar berisik air yang berjatuhan ke bumi. saat aku tengah asik melihat layar di hpku untuk penereangan, aku melihat bayangan putih yang begitu panjang memasuki ke kamar icha melalui celah - celah yang terbuka. aku rasa mungkin inilah saatnya. kutunggu apa yang akan terjadi, namun selama satu jam berlalu tak kulihat ada suara - suara orang kesakitan atau apapun itu. hingga aku tak kuat lagi menahan kantuk dan tanpa tersadar aku sudah tertidur di atas kursi. pagi - pagi aku dibangunkan ibuku, namun aku melihat kamar icha masih terkunci. mungkin kurasa dia masih tertidur pulas dan lelah karena hukuman ibunya. kutunggu hingga jam 11 siang namun pintu tak dibuka juga, aku ketuk kamar icha berulang kali bersama ibuku. namun tak ada jawaban apapun dari dalam kamar, hingga aku tak sabar akhirnya kudobrak pintu kamar itu dan aku temukan ..........