" icha udah baikan ? ". tanya pemilik studio itu.
" sudah dong om, maaf yah kemaren icha merepotkan om dan anak - anak ".
" iya cha, nggak apa - apa kok. disini tuh icha udah om anggep kayak anak sendiri, sama kayak yang lain kita adalah keluarga cha ". lega aku melihatnya, icha sudah tak memberikan tanda kekhawatiran pada semua anak - anak. kita berjalan bersama - sama menuju lantai 2. kita duduk dulu untuk sebentar bercanda sebelum memasuki studio. seakan kita sudah lama ditinggalkan icha, jadi perlu bercengkrama dulu sebelum memulai latian ini. masuk ke dalam studio dia masih biasa dan tak memberikan tanda - tanda yang menghawatirkan.latihan dimulai, kita seakan yakin bahwa latian ini akan sempurna. dan memang benar dugaan kita, latian berjalan lancar dan 2 lagu sudah siap untuk dipersembahkan di festival besok. sejam berlalu dan masih menyisakan 1 jam latihan. kita masih semangat berlatih. tanpa sadar pemilik studio menonton latihan kita dari kaca luar. dari dalam terlihat sang pemilik studio sesekali bergoyang mengikuti hentakan nada yang kita mainkan.kita tertawa melihat tingkah pemilik studio yang sudah berumur setengah abad namun masih memiliki semangat seperti anak muda. icha pun ikut tertawa melihat kelakuan pemilik studio. namun tak lama kemudian aku lihat raut wajah icha yang semula mengembangkan senyum jadi berubah menjadi muram, dia nampak serius memperhatikan pemilik studio. saat jatah dia bernyanyi dia hanya terdiam. pliss jangan terjadi lagiiiiii .........
dan benar saja dia terus menatap pemilik studio itu, sampai musik kita hentikan dia masih mematung menatapnya. tiba - tiba dia bersuara " kalian lihat daritadi disamping pemilik studio ada sosok kepala yang memperhatikan kita bermain. saat pemilik studio bergoyang ke kanan - dan ke kiri kepala itu tersenggol. sosok kelapa yang tadinya hanya terlihat biasa buatku namun setelah tersenggol dia berubah seakan menampakan kemarahannya ".
" kalau kalian nggak percaya liat aja kesana " sambil menunjuk ke arah pemilik studio. kita semua hanya bengong dan berfikir bagaimana kita bisa melihat hal seperti itu, tak mungkin !!
tiba - tiba icha menghampiriku dan menyentuh pundakku, dia mengusap kedua mataku dan menyuruhku melihat ke arah pemilik studio. sialllllll aku melihat kepala yang icha maksud, berlumur darah dan hancur di bagian atas sebelah kanan. aku langsung ketakutan dan melempar bassku. melihat keadaan ini pemilik studio dan anak - anak kaget. pemilik studio masuk dan menanyakan tentang keadaan di dalam. tak cukup itu saja.
bruakkkkkkkk... terdengar suara cymbal dipukul keras oleh rere. rere nampak emosi melihat kekacauan ini.
" udah lah cha, mending sekarang kamu balik ke kosan kamu dan nggak usah bantu kita lagi !! yang ada cuma bikin band kacau dan membuat semua ketakutan !! " sepertinya emosi rere sudah tak bisa diredam lagi, akhirnya terucap kata yang harusnya tak perlu terucap. icha tak menghiraukan kata - kata rere, dia hanya mencoba membantuku mengambil bass yang terjatuh. aku yang masih merasa kaget dan takut setengah mati berbalik ke arah rere untuk menenangkan dia. namun apa yang terjadi, ya Alooh aku melihat lagi