Pengalaman Berteman Dengan Anak Indigo #8 - Cerita Seram Kaskus

Pengalaman Berteman Dengan Anak Indigo #8

" ada apa mas, kok kaya abis dikejar - kejar preman ? " tanyaku
" sori - sori bro, aku nggak tau harus memulai darimana ".
" emang ada masalah apa sih ndre ? " tanya andy.
" masalah icha yang semalem dan keadaan dia sekarang ! "
kita sejenak terdiam, kita menunggu kakakku tenang dan memulai ceritanya. saat keadaan sudah lebih tenang dari sebelumnya. kakakku memulai pembicaraannya.
" kalian tau apa yang terjadi semalam ? "
" apaan emang ndre, jangan bikin penasaran ah " sahut rere.
" jadi gini, semalam waktu icha bergegas menuju ke atas, di atas tangga, tiba - tiba icha melihat sesosok pocong dengan wajah yang legam dan matanya penuh kemarahan. kata icha sosok pocongnya tak seperti biasa karena tergambar jelas aura kejahatan dari sosok penampakan itu. icha beranikan diri untuk menaiki tangga dengan menutup mata. sampai di lantai atas ternyata icha tidak tau kalau anak - anak sedang berada di studio recording, fikir dia anak - anak sudah siap di dalam studio. makanya setelah percepat langkah dia menaiki tangga dia berhenti di depan pintu studio dan menoleh kebelakang memperhatikan pocong tersebut. ya, pocongnya masih berdiri tegap dengan mata menyorot ke arah icha seolah menggambarkan dendam yang sangat mendalam. saat dia coba mengacuhkan pocong tersebut, dia membuka pintu studio dan masuk ke dalam studio untuk melupakan ketakutannya itu, namun tak diduga saat dia membuka pintu studio. dia melihat sosok pocong lain yang berlumur darah dan mata memerah di belakang drum, dia melihat pula kepala yang tergantung di atas salah satu sound control. pocong itu perlahan membuka mulutnya dan menunjukan gigi - gigi tarinya seakan ingin memakan icha, sosok kepala itu melompat menghampiri icha dan seketika sudah berada di atas telapak tangan icha. icha kaget dan melempar kepala itu lalu dia menjerit keras dan berlari menuruni tangga ".
kita semua merinding mendengar cerita dari kakak aku, bisa sedikit aku bayangkan andai aku ada diposisi icha, pasti aku akan pingsan walau kenyataan pasti jauh lebih menyeramkan. pemilik studio yang daritadi menguping pembicaraan kita ikut angkat bicara :
" aku sebenarnya tau ini bakal terjadi saat kedatangan vokalis kalian disini, ya memang semua sosok yang icha lihat ada disini dan tempat kesukaan mereka adalah di tempat yang icha katakan. jika dikata terlihat mereka sangat membenci icha, itu karena di tubuh icha bersemayam sosok mahluk licik dan jahat yang ingin menguasai tubuhnya :ngeri ". pemilik studio memang orang biasa, namun dia punya banyak guru spiritual yang mengajarkan ilmu kebatinan, tadi tak aneh jika dia tau tentang hal yang ghaib. kita berlima mulai memikirkan langkah yang harus kita pilih agar keadaan studio menjadi tenang dan tidak terdengar sampai ke orang lain. kita memilih untuk merahasiakan ini. pemilik studio berjanji akan meminta gurunya untuk memindahkan mahluk - mahluk ke tempat yang icha tak bisa melihat. agar icha tidak membuat keributan dan bandku tetap fokus pada festival. aku lelah benar benar lelah, seharusnya kita memikirkan band dan latian, namun sangat kebetulan sekali kita mendapat hidangan berupa masalah tak kasat mata ini. kulupakan masalah hati dulu. aku berfikir bagaimana cara untuk menahan sosok penjaga icha agar tidak lagi memaksa icha. semua saling berfikir dan semua saling berharap agar keadaan tidak semakin memburuk.
" eh terus sekarang keadaan icha gimana mas ? " tanyaku.
" sampai di rumah icha langsung masuk ke dalam kamar, saat semua istirahat aku diam - diam mencuri dengar di dinding kamar icha. aku mendengar icha sedang berdialog, inti dari dialog tersebut adalah icha sudah tak mau diatur lagi oleh penjaganya, dia ingin menjaga kau sa, dengan cinta dia sendiri. bukan dari bantuan penjaganya ". saat aku semakin serius mendengar percakapan icha, tiba - tiba terdengar suara seperti benda yang terhantam keras, bruakkkkk. aku kaget dan aku coba mengetuk pintu icha. aku panik jikalau ada apa - apa dengan icha. dan benar saat icha membuka pintu aku melihat mukanya pucat seperti mayat dan kantung matanya sungguh hitam pekat. aku tak berani bertanya ada apa karena takut ngeliat muka icha seperti itu. icha pun hanya diam memandangku lalu menutup pintu lagi.