Mereka Itu Ada!!, Rangkaian pengalaman menyeramkan di Kampus Perjuangan ITS #3 - Cerita Seram Kaskus

Mereka Itu Ada!!, Rangkaian pengalaman menyeramkan di Kampus Perjuangan ITS #3

Setelah kejadian terror telfon itu aku jadi lebih berhati hati dalam mengangkat telfon pada malam hari, terlebih lagi saat dikampus. 8 bulan berlalu, saat itupun aku sudah meninggalkan jabatanku sebagai komting angkatan di jurusan karena kesibukan. Namun masa orientasi di kampusku belum selesai, masih ada sisa 4 bulan yang harus dihabiskan untuk ospek. Kejadian kejadian aneh yang aku alami sudah berkurang, bahkan aku sudah mulai terbiasa dengan gangguan gangguan seperti meja batu bergoyang goyang sendiri, bayangan hitam di parkiran motor pada malam hari, dll.

Saat itu aku sendirian pukul 19.00 di kampus bersama dengan teman temanku untuk mengerjakan tugas menggambar teknik dikampus. Mahasiswa diberikan tugas untuk merancang bangunan air minum dengan menggunakan kertas millimeter A1 dan gambar harus dilakukan secara manual.
Tentunya dengan ukuran kertas yang besar dan meja yang terbatas, banyak dari kami menggunakan space yang tidak digunakan sebelumnya, seperti depan kelas, mushola, selasar (deretan meja di depan kelas) dan meja meja di taman. Tak jarang juga teman teman memilih mengerjakan di kos/rumah masing-masing demi memperoleh space yang nyaman untuk mengerjakan tugas.


Aku mendapatkan spot untuk mengerjakan tugasku di depan TL 101 (tempat dimana aku mendapat terror telfon pertama kali). Tidak ada yang menyeramkan disana, tidak ada yang aneh juga. Mungkin karena aku focus dengan tugasku yang ini karena tugas ini sangat berpengaruh pada nilai mata kuliah tersebut. Terlebih aku masih maba, jadi aku harus serius mengerjakan tugas ini dan memperoleh nilai yang bagus.

Telfon berdering, kulihat “ismi TL” menelfon. Tanpa curiga aku angkat telfon itu, suara aneh yang aku dengar di telfon itu. Suara rel kereta api yang dilewati kereta. Sesaat kemudian aku tutup telfonnya.

“aneh, iseng amat”
Telfon kedua, tetap dengan nama yang sama. Aku angkat, suara yang terdengar tetap berisik seperti rel kereta api. Akupun membiarkan hp ku menempel di telingaku dengan tujuan menghabiskan pulsa yang telfon. Sampai aku sadar.
Aku melihat Ismi duduk lewat 2 meja didepanku,
Dan dia sedang sibuk mengerjakan tugasnya.

“Ismi,”
“Ha? Apa yak”
“Kamu telfon aku?”
“Enggak kok, ini baterai nya abis”

Dia menunjukkan hp nokia berwarna putih seri E yang memang benar benar mati karena kehabisan baterai.
Lalu, siapa yang menelfon?
Aku masih mendengarkan suara di seberang telfon itu, masih sama seperti sebelumnya. Suara rel kereta api. Hingga akhirnya

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.. *cklek”

Telfon itu diakhiri dengan lengkingan seorang wanita yang berteriak kemudian menutup telfon.
Semoga aku tidak mengalaminya lagi.