Mereka Itu Ada!!, Rangkaian pengalaman menyeramkan di Kampus Perjuangan ITS #4 - Cerita Seram Kaskus

Mereka Itu Ada!!, Rangkaian pengalaman menyeramkan di Kampus Perjuangan ITS #4

“Itu sudah biasa yak” kata pak To, penjaga kampus yang memang rumahnya di kampus. Beliau pulang ke ponorogo setiap 2 minggu sekali dan selebihnya beliau nginep di kampus.
“Aku sudah mengalaminya sendiri yak, jam 12 malam telfon di sekertariat jurusan berbunyi. Dan setelah aku angkat, malah ada cewek ketawa kayak kuntilanak. Yaudah aku tutup. Itu Cuma minta kenalan aja. Paling sekali dua kali nggak apa apa.”

Lega mendengar pernyataan tersebut dari penjaga kampus. Setidaknya aku tidak perlu merasa diteror lagi untuk yang ketiga kalinya.

Tapi ini belum sepenuhnya berakhir, atau bahkan awal mula dari semua kejadian aneh yang akan terjadi di tahun tahun berikutnya.


Saat masa orientasi berakhir, saatnya mahasiswa menjelajah kemana dia akan pergi. Entah itu akan berkontribusi di himpunan, fakultas, atau institute. Dan aku lebih memilih berkontribusi di institute dengan mengikuti kepanitiaan yang ada di ITS. Mulai dari hari budaya ITS, kegiatan social kemasyarakatan, ITS EXPO, dan lain sebagainya.

Tentunya, dengan berkontribusi di ITS mengharuskan aku sering mengikuti serangkaian rapat, atau pertemuan diluar jurusan. Di gedung MWEB, di jurusan Elektro, di perpus pusat, di DR angka dan tempat tempat strategis lainnya untuk dijadikan tempat berkumpul dan rapat.

Dan aku sadar, sangat banyak tempat tempat di ITS yang terkesan seram dan menyimpan banyak cerita misteri di dalamnya. Salah satunya adalah perpus pusat.

Kali ini aku tidak akan menceritakan pengalamanku, tapi pengalaman beberapa mahasiswa yang sering ke perpustakaan yang katanya terbesar se Surabaya itu.

Sebut saja ada 4 orang mahasiswa yang sering mengerjakan tugas di meja selasar depan perpus, yang bernama anton, rizal, banu, dan faris. Mereka selalu bersama sama mengerjakan tugas mereka di depan perpus, karena mereka se jurusan.

Malam itu bukan malam yang biasa bagi mereka berempat. Karena biasanya yang mengerjakan tugas bukan Cuma mereka berempat, tapi banyak mahasiswa yang mengerjakan tugas dari jurusan lain. Namun malam itu hanya ada mereka berempat yang mengerjakan tugas. Dan waktu sudah menunjukkan pukul 22.00

Anton : zal kancani aku nang jedhing (temenin aku ke kamar mandi)
Rizal : ayo
Tidak ada yang aneh malam itu, perpustakaan tetap remang remang seperti malam malam biasanya. Dan tampaknya kedua orang yang masih ada di perpustakaan ini juga sudah terbiasa dengan suasana seperti ini.
Banu : ris, kok arek arek suwi yo (anak anak kok lama ya?)
Faris : paling ngeseng (paling buang air besar)

Tidak lamapun, anton dan rizal kembali lagi ke meja depan perpustakaan itu. Mereka kembali mengerjakan tugas mereka diselingi beberapa obrolan kecil. Tapi, anton dan rizal terlihat aneh. Mereka lebih sering menatap faris dan banu dengan tatapan kosong. Tidak ada kecurigaan sedikitpun dari faris dan banu hingga banu mendapatkan pesan singkat dari rizal.
Dari rizal

Nu, tolong barang barangku ringkesono. Aku langsung mulih, kesel awakku . sepurane ngerepoti (nu tolong barang barangku beresin. Aku langsung pulang, capek badanku. Maaf merepotkan)

Kalau sms ini dari rizal, yang didepan siapa?

Dan banu pun mengajak faris untuk pulang. Dan pamit kepada anton dan rizal yang ada di depannya.
Banu : kita pulang dulu ya, sudah malam.
Anton & rizal tertawa dan menjawab

“sudah malam, atau sudah tau?”