Mereka Itu Ada!!, Rangkaian pengalaman menyeramkan di Kampus Perjuangan ITS #10 - Cerita Seram Kaskus

Mereka Itu Ada!!, Rangkaian pengalaman menyeramkan di Kampus Perjuangan ITS #10

Rapat, rapat, dan rapat. Hal itu yang aku lakukan setiap hari. Tanpa rapat hidup ini terasa seperti seorang pengangguran kelas kakap dikampus. Padahal kuliah di kampus sedang padat padatnya, tapi rasanya mending nggak kuliah daripada nggak rapat.

Memilih tempat untuk rapat di ITS memang tergolong mudah, bisa di depan perpus, plasa dr. Angka, depan teater A,B,C, gedung MWEB dan masih banyak lagi tempat yang strategis untuk dibuat rapat. Toh rapat juga tidak membutuhkan tempat yang enak, cukup ada tempat kosong 5x5 meter, kami sudah bisa mengadakan rapat yang dihadiri sampai 30 orang.

Saat itu memang bukan rapat kecil, tapi rapat komunal yang dihadiri oleh lebih dari 200 mahasiswa. Acara GERIGI 2012 kalau tidak salah. Dimana aku menjadi seorang Instructure Committee atau biasa disebut IC. Pada panitia (OC, IC, SC) bersama BEM ITS mengadakan rapat komunal untuk membahas persiapan acara GERIGI. Kebiasaan mahasiswa ITS, semakin malam rapat yang diadakan maka yang datang akan semakin ramai. Beda dengan jika kita mengadakan rapat pada sore atau siang hari, akan sama sekali tidak ada yang hadir karena berbagai macam alasan.



Quote:Teater A, merupakan ruangan yang besar yang bisa memuat hingga 350 orang didalamnya (tanpa kursi). Ruangan ini terpisah dari teater B dan C yang terletak di FMIPA. Teater A berada di sebelah BAUK, tepat di jurusan Teknik Fisika (kalau tidak salah). Dan ruangan ini merupakan ruangan favorit bagi mahasiswa untuk mengadakan rapat, dan disekitar ruangan ini merupakan tempat favorit bagi arwah mahasiswa untuk menampakkan diri.

“Ah aku datang agak telat aja” pikirku, saat itu memang baru selesai sholat maghrib sedangkan undangannya pukul 18.00.

Saat 19.00 aku datang, kulihat didepan teater A sudah sepi. “Mungkin seluruh mahasiswa sudah masuk.” akupun langsung menuju kedalam teater A.

Perlu diketahui pintu masuk teater A ada 2, yang pertama pintu depan. Kemudian kita melewati lorong sepanjang 3 meter dan barulah ada pintu kedua untuk masuk menuju ruangan utama.
Tanpa perasaan apapun, aku membuka pintu pertama.

Pintu kedua tertutup.

Terkunci.

Aku melihat didalam, lampu dalam keadaan menyala dan kudengar riuh ramai orang-orang. Aku mengetuk pintunya, tapi tidak kunjung dibuka.

“Yasudah yang telat mungkin nggak boleh masuk” pikirku.

Setelah itu aku buru-buru pergi ke kamar mandi disamping teater A untuk buang air kecil. Dan aku bertemu seorang mahasiswa yang sepertinya juga panitia.

“Mas, dikunci pintunya. Nggak bisa masuk juga ya?” tanyaku
“Iya mas” jawabnya singkat.
Setelah dari kamar mandi, aku menuju parkiran BAAK untuk bersiap pulang karena sia-sia saja jika aku menunggu. Toh ini cuma rapat komunal.
Sesampainya di parkiran, aku cek HP ku karena aku mendengar ada telfon dari seorang teman. (sebut saja Nisa)

“kamu gak dateng ta, ditungguin nih?” tanya Nisa
“Percuma kuncian, nggak bisa masuk” jawabku
“Lho enggak dikunci kok, pintunya lho buka. Ini kamu dimana?” tanya Nisa memastikan
“Aku tadi sudah ke teater A, tapi dari dalem kuncian”
“Kamu nggak dapet jarkom? Rapat dipindah ke Teater B soalnya kita nggak dapet kuncinya.”
“Tadi aku ke teater A ada rapat kok” kataku menjelaskan.
“Rapat darimana? Ruangannya lho dikunci”

Kemudian, siapa yang rapat di dalam teater A.


Dan akupun tersadar lagi.

Bukankah kamar mandi sebelah teater A sudah ditutup sejak lama?
Lalu, itu tadi siapa?