Konsep ITS EXPO waktu itu ada outdoor dan indoor. Indoor (dalam graha) penuh dengan konsep tekhnologi yang sangat maju, dan konsep yang sangat kekinian yang mengikuti trend masa kini. Sedangkan outdoor (luar graha) full dengan konsep yang tradisional, budaya kuno dan segala sesuatu yang masih menganut “klenik” khas Indonesia. Tentunya dengan konsep tersebut, keserasian antara kemajuan tekhnologi dan sejarah serta budaya Indonesia membuat acara tersebut menjadi sebuah ajang pameran yang besar. Kebetulan saat itu aku menjadi konseptor outdoor.
Dekorasi dan lain sebagainya sudah dipersiapkan 1 hari sebelum acara di mulai di graha. Waktu itu, aku, dan beberapa temanku mempersiapkan dekorasi salah satu wahana rumah hantu dengan segala aksesorisnya yang menambah seram suasana disana.
“Lumayan seram juga” pikirku setelah aku selesai mendekorasi rumah hantu
Aku berkeliling graha untuk memastikan bahwa semua sudah siap, mulai dari display, serta membereskan alat alat yang masih berserakan di sekitar tempat pemasangan. Kulihat listrik masih belum terpasang dan kondisi di depan UPT sangat gelap sekali. Bayangkan saja, lahan parkir depan UPT bahasa yang seluas itu dan tidak ada penerangan sama sekali.
“Mungkin lampunya baru dipasang besok”
Criinggg.. Cringgg.. Criingg.. kudengar suara lonceng yang saling bertabrakan dari kejauhan. Semakin lama semakin jelas dan aku melihat ada andong yang masuk melalui sebelah pintu gerbang PENS. Andong itu ditarik oleh 1 kuda berwarna putih dan 1 kusir. Kondisi andongnya sangat bagus, sangat baik dan terawatt, walaupun andong tersebut bukan andong baru. Terlihat dari model dan bentuknya yang masih menggunakan roda 4.
Andong tersebut berhenti di depan UPT Bahasa. Aku menghampirinya, karena aku kira andong tersebut akan digunakan untuk display. Kulihat seorang kusir gondrong dengan rambut keriting berpakaian garis coklat hitam dengan menggunakan celana hitam.
“pak badhe wonten pundi? (pak mau kemana?)”
“mas nten mriki badhe wonten acara nggih?(mas, disini mau ada acara ya?)”
“nggih pak, lah dokar niki badhe di damel display ta? (iya pak, lah dokarnya mau dibuat display kah?)”
“kulo mampir mawon mas, mas rencangipun dipun ngendikani supoyo atos atos lek badhe ndamel acara. Mpun biayakan (saya mampir saja mas, mas teman temannya dibilangi agar hati hati kalau mau buat acara. Jangan seenaknya sendiri kalau bertindak)”
“nggih pak mangke kulo sanjang (iya pak nanti saya kasih tau)”
Karena sudah malam, aku pun merasa mengantuk dan ingin kembali ke R. Bromo di Graha. Ditengah perjalananku menuju graha, aku disapa oleh seorang panitia (aku lupa namanya) yang kebetulan dari kamar mandi samping kanan graha (depan jurusan SI) dan diapun bertanya.
“mas ngapain malem malem sendirian di UPT?”
“itu tadi ada dokar, aku kira buat display anak anak KK (konsep kreatif)”
“Mana ada dokar mas? Dari aku pertama dateng ke kamar mandi sampe selesai mas disana cuma berdiri aja kok nggak ada siapa siapa”
“Serius, tadi ada dokar sama kusirnya yang ngobrol sama aku. Pake kuda putih itu loo, yang rodanya 4”
“Mas, serius mas aku nggak liat siapa siapa tadi. Lagian dokar daerah ITS itu jarang dan pasti roda 2 semua”
Dan aku menuju ruang bromo dengan bertanya tanya…
Siapa bapak kusir dan andongnya tadi?