"jangan pake tangan, dasar cowok jorok" ucap risa sambil memberikan sapu tangan yg pernah dia berikan dulu.. saya mnerimanya tanpa mengatakan apapun, dan Risa langsung memeluku, dia menangissss
"maafin kami ya zal, kami menyesal, sekarang ayo kita pergi " saya melihat teman2ku, irawan,andi,somad,beberapa teman cewek, mereka melihatku dengan tatapan kasian, saya berdiri "jangan sekali2 kalian melihatku kayak gitu !! aku gak suka, aku lebih suka berantem satu2 sama kalian disini dari pada kalian liat aku kayak gitu!" saya mencengkram kerah baju irawan "sekarang aku tau kalian udah nganggap aku anak gak normal kan? !"
irawan hanya membisu, saya merasa meledakan kemarahanku. dan dari belakang ada yang menepuku, saya menengok dan bammmm,,, tinju andi mengenai mukaku, saya tidak merasakan sakit, saya cuma tersenyum, andi memukulku lagi kali ini dibagian pipi, saya saya tidak bergeming, hanya tertawa, melihat tangan andi kesakitan. saya tertawa, dan dari arah samping plakkkk, Risa menamparku... saya jadi benar2 tersadar dari kemarahanku, saya melihat risa menangis, saya menghampiri andi, dan meminta maaf....
"ndi, maaf ya. dan makasih udah berusaha nyadarin aku", andi memegang pundaku.. "sekarang udah tenang kamu?" saya mengangguk..
Irawan : "zal, kita itu temen, kami gak menatapmu dengan kasian, kami khawatir, dan gak ingin ada hal buruk menimpamu... irawan memegang bahuku, diikuti teman2ku yang lain..
saya : "trimakasih ya , dan tolong jangan bahas ini lagi, besok kalau sudah waktunya aku bakal cerita kekalian,,,"
saya menghampiri Risa, "ris,, maaf ya " plakkkk, kali ini risa menamparku dan rasanya sakit... "sakit risss" saya meringis. kamu buat aku khawatir tau gak!?, "iya maafin ya" ujarku pelan
"yaudah, cabut yukk, annggep aja kejadian tadi gak ada" ucap risa yg mengajaku pergi dan diikuti yang lain...
mereka tau sekarang, kini mereka mungkin sudah tau.. mereka mendengar dan melihat kelakuanku, teriak histeris sendiri tanpa sebab, entah lah, saya terlalu malu untuk mengungkitnya, yang jelas saya sadar bahwa mereka lebih dari sekedar teman... mereka adalah keluarga buatku...
kami sudah di terminal, saya juga gak pamit sama temen2, saya gak mau mereka tau lebih dalam tentang kehidupanku. saya pura2 naik bis, dan saat bis mau berangkat, saya pura2 ambil barang yang ketinggal, sebelum turun saya memasukan selembar uang 50ribuan kepada kernet bis itu sambil berkata "pak saya gak ikut bis ini, jangan sampe temen saya yg lain turun buat nyusul saya ya" bapak itu seperti paham dan mengangguk, dan disinilah saya... saya berharap Risa menyampaikan pamitku kepada yang lain..
dan hal yang tak terduga terjadi .........
Saya : "Risaaaa.. ngapain disini kamu?"
Risa : " apasih, harusnya kamu seneng ada yang nemenin, dasar jutek :P "
Saya : "trus temen2 gimana?, yang mamitin aku siapa?, nanti mereka malah nyari2 kita lohh"
Risa : "udahh, kamu gak usah bawel, aku uda pamit, kalo aku gak ikut malah mereka yang ngotot ikut kamu, mau rame2? :P "
Saya : "hisshhh kamu ini banyak alasan ya ris, aku pulangnya masih besok, kapok kamu gak Pulang, "
Risa : "bodoo, aku udah ijin weeeee "
saya melengos...
Saya :"yaudah mo gimana lagi, kita bentar lagi berangkat, naik bis, rumah ibuku lumayan jauh, jadi dari sini sekitar sejam perjalanan "
Risa :" horeeeee " dia ketawa2 kayak anak kecil,
Saya :"tapi ris ada syaratnya "....
Risa : "apa zal?"ekspresi muka risa berubah..
saya mendekatinya dan menaruh kedua tanganku dipundaknya, saya menatap risa..
Saya : "kamu harus berjanji, apapun yang kamu lihat tentang aku, jangan beritahu siapapun.. kamu boleh anggap aku aneh, dan silahkan menjauhiku jika kamu anggap saya terlalu aneh "
Risa memegang dua tanganku, dan melepaskanya dari pundaknya, dia menggenggam tanganku erat sekali, dan balik menatapku..
Risa : "aku yang milih nemenin kamu, aku janji gak akan ninggalin kamu,aku akan menjaga privasimu zal"
saya masih menatap risa dan merasakan ada sesuatu yang hangat di dada, entah apa itu. kalian pernah merasakanya? sesuati yang hangat dan berdesir di dadamu,,
Kami sudah berada dalam bis, yang menuju ke tempat saya dibesarkan, saya sedikit deg2an, 3 tahun sudah saya berusaha melupakan tmpat itu, dan kali ini saya dengan sengajja menuju kesana, ke sebuah tempat bersejarah dalam hidupku, saya masih ngantuk dan berusaha memejamkan mata sambil menyumpal telingaku dengan headset, sambil mendengarkan lagu dari Bryan Adam-Evrything i do untuk menyamarkan suara risa yang dari tadi ngoceh gak jelas di sepanjang perjalanan,
Risa : "zal... "
saya masih asik merem dan mendengar lagu, ckiiittttt, perutku dicubit, headsetku ditarikk Risa.
Saya :"aduuhhh risss, sakit tau, kalo perutku bolong gimana?, ada apasihh brisikkk aja dari tadi"
risa : "sukurinnnn, salah sendiri diajak omong malah kayak orang budeg, nyebelin tau gak " ckiiitttt saya dicubit lagii,
Saya : "hihhhhh, ni anak.. biru2 nihhh "
Risa :"zal...."
saya : "hemmmm... apa lagi sihh risa "
Risa : "nengok sini dulu lahhhh"
Saya : "apa?" saya memonyongkan bibir bawah saya, dan... bibir saya di cubit... iya dicubit -_-
Risa : "ihhhhh, lagi serius juga di becandain dari tadi, zalll... kamu belum cerita lohh, ibuk kamu gak serumah sama kamu kah?"
Saya hanya tersemyum, dan mengusap rambut risa pelan,
Saya : "kamu akan tau ris, sebentar lagi kamu tau "
risa hanya diam, tampak pipinya yang memerah....
.
.
kami turun dari bis, dan harus berjalan sekitar 300 meter untuk menuju makam ibuk, saya berdiri sejenak sebelum melanjutkan jalan, sekedar memejamkan mata sebentar, mengumpulkan keberanian dan menguatkan niatku ...
saya : "ayok ris, kita jalan bentar ya, gak jauh kok" , risa hanya menurut dan berjalan disampingku.
dan sampailah kami, di pintu masuk makam...
Risa : "loh zal, ini ?"
saya hanya mengangguk dan tersenyum, saya membeli bunga di dekat makam tadi dan sekarang membawanya beserta risa masuk kedalam kompleks makam..
Risa : "zalll.."
Saya : "risss, diem bentar ya, aku mau konsen dulu"
saya membuka tas, dan memakai cincin bermata batu pembrian kyaiku dulu, yg hanya berfungsi sebentar untuk menutup mata batinku.. cincin ini hanya bisa menutup mata batinku sebentar saja..
kami sampai di makam ibuk, sekarang nisanya sudah di perbaiki, sudah ada keramiknya, nampaknya dirawat dengan baik, hanya ada beberapa rumput liar tumbuh diatasnya..
saya berjongkok sambil mencabuti rumput liar diatas makam ibuk.
"assalamuallaikum buk, pangling gak sama anakmu?, sekarang rizal udah gede banget kan? iyalahh rizal kan jagoan, ibuk apa kabar disana?, ibuk pasti lagi antri didepan pintu surga kan? sambil menikmati nikmat kubur tentunya, bukkk jangan galak2 disana ntar malaikatnya takut " saya berusaha melucu, tapi saya malah menangis, dan melanjutkan ocehan saya "bukk, rizal bentar lagi sma, rizal rangking 1 juga loh, sama kayak pas masih sd rizal juga rangking 1 terus kan, bedanya disini dulu rizal gak punya temen, sekarang rizal punya banyak temen di jogja bukk, mereka baik sama rizal bukk, oh iya, kenalin buk ini Risa, temenku sekelass, dia pinter juga, tapi masih belum bisa ngalahin rizal sih buk" saya menatap risa yang tersenyum."bukkk, rizal sekarng sendirian dirumah, bapak lagi tugas di aceh, bapak kan super herro, bapak ikut mbasmi konflik disana" saya menaburkan bunga diatas makam ibuk. "bukk, doain rizal ya, jaga rizal dan awasi rizal dari alam sana, rizal kangen buk, tapi rizal ikhlas.... selamat tinggal ibuk, rizal janji kalo uda lebih gede dari sekarang bakal sering nengok ibuk, assallamuallaikum" ....
saya beranjak dari makam ibuk, saya menggandeng tangan risa sampai di gapura depan makam, saya menoleh kebelakang dan membatin "bukkk.. terimakasih"
Risa : "zalll,, maaf yaa, aku bener2 gak tau zal kalo ternyata kamu begini, kamu anaknya tertutup banget sampe ak sebgai temenmu gak tau sama sekali tentang kamu, aku ..."
Saya :"risa, apa aku harus mengatakan semua yang terjadi padaku sama orang2?, aku memang harus melewati semua ini, kamu cukup menjadi temenku itu sangat berarti buat aku ris, dulu, yang namanya teman cuma jadi angan2 buatku, sekarang aku punya kamu dan teman2 lain2, aku bahagia sekarang ris makasih "
Risa hanya tersenyum sambil menyeka setitik air mata diujung matanya..
Risa melirik ke jam tanganya,
Risa : "zal, ini udah jam 3, kalo pulang sekarang kita sampe jogja malem, apa mau nginep dimana?"
Saya :"kita gak pulang malam ini, aku masih ada urusan di rumah lamaku"
Risa tampaknya masih memikirkan kejadian barusan, dia lebih banyak diam sepanjang perjalanan.
kami hanya berjalan kaki karena memang tidak terlalu jauh rumahku yg lama dr kompleks makam ibuk, di sepanjang perjalanan banyak orang melihatku, yaaa mungkin mereka masih mengingatku, para tetanggaku dulu juga menyalamiku, mereka masih ingat ternyata, si anak aneh rizal, saya berusaha cuek dengan tatapan aneh mereka, dann... rumah itu sudah kelihatan, saya berdebar-debar.. mungkin jarak saya dengan rumah itu tinggal beberapa meter..
Risa : "kok berhenti zal?, rumahmu mana?"
Saya : "risa, kamu tunggu disini ya, tolong jangan tanya kenapa, nanti aku akan cerita semua tentangku ke kamu ya."
saya meminta risa menunggu di sebuah warung makan yang entah sejak kapan ada warung disitu, seingatku dulu tidak ada...
saya sampai dirumah itu, rumah dinas TNI yg berada di paling pinggir kompleks TNI AD, hemmm tidak banyak berubah, hanya cat nya saja yang tampak baru, rumah ini tampaknya belum ada penghuni barunya, saya hening, membaca beberapa doa, dan memakai cincin bermata batu, cincin ini bebeda dengan yang tadi, ini adalah batu galih kelor, dia memiliki aura untuk memukul makhluk gaib..
Saya tersenyum,, hemmm... rumah ini
tampak ayunan itu masih ada, dengan tali2 tua yang mulai mengendur dan usang, saya membuka hendel pintu.. ahhh terkunci, saya mengelilingi rumah itu, beberapa makhluk yang dulu senang menggangguku terkejut melihatku mereka malah ketakutan karena merasakan ilmu batin saya yang menguat, saya tarik salah satu dari mereka, saya tatap lekat2 wajah makhluk berbulu lebat itu, dia kepanasan, ampunn den,ampunnnnn.. saya gak bicara apapun saya lepaskan dia, meskipun mereka yang membuat ibu saya meninggal, tapi saya diajarkan ikhlas dan tidak dendam oleh kyai.. saya masih mecari sesosok makhluk lagi.. dimana dia? sariiii! saya memanggilnya dengan bahasa batinn..
"kamu sudah besar sekarang rizal " saya menoleh senang..
Saya : "Sari" dia tampak sama seperti pertama kami bertemu, dia masih berwujud anak berumur 6 tahun.. dia berjalan mendekatiku dan seiring dia berjalan wujudnya berubah menjadi semakin besar, dia menampakan wujudnya seolah seumuran denganku tapi .... "Risa" saya bergumam..
Sari :"kenapa rizal?, kamu keliatan terkejut?"
Saya : "enggak sari, kamu mirip temanku dengan wujud ini, sangat mirip" kataku seolah tidak percaya apa yang kulihat, Risa dan Sari, kalian apakah kembar? pikirku singkat.
SAri : "betul kan apa kataku, kamu akan punya banyak teman yang baik"
Saya :"sari, 3 tahun aku gak ketemu kamu, aku nagih janjimu yang katanya kita akan selalu bisa bertemu"
Sari : "iya rizal, dan disinilah kamu sekarang,aku sudah menepati janjiku untuk bertemu denganmu, terimakasih rizal, untuk doa2mu yang untuk kami yang tinggal disini"
Saya : "sariii... ikutlah dengankuu, kita akan jadi teman selamanya"
Sari : "aku akan selalu jadi temanmu rizal, disini " dia menyentuh dadaku,
Sari :"aku sudah lama mati rizal, sudah 90 tahun, dan kamu membuat aku seolah masih hidupp.. seolah aku masih bersama diriku yang lain semasa hidupnya, rizal, jalanmu masih panjang, jika kamu terus bersamaku kamu hanya akan berakhir dengan hidup seperti mati,, kunjungi aku lagi kapan2 dan jangan putuskan doa2mu untuku agar tenang saat aku harus kembali ke alamku"
saya dan sari berjalan kehalaman belakang dan berdiri di sebuah cermin besar bekas lemari usang yang di taruh di belakang rumah..
Saya : "tapi sari, aku ......"
Sari : "rizal, kamu sudah memiliki teman kan?"
saya : "iya " kataku sambil menghadap cermin besar itu dan melihat bayanganku dan sari...
Sari : "dan teruslah hidup bersama mereka rizal, jalanmu akan semakin sulit besok, tapi bukankah aku pernah bilang, kamu akan jadi orang besar kelak?"
SAya memejamkan mata, berusaha mencerna nasihat sari ..... dan begitu kubuka mataku, ada tiga bayangan! yg pertama adalah bayanganku sendiri, dan bayangan 2 orang sari,
"Rizal!!!" salah satu bayangan di cermin itu seperti berteriak, ahhh ternyata itu Risa, dia mendekap tanganku seperti ketakutan...
sari melanjutkan perkataanya.. "kamu Risa ya, kamu mirip denganku.. kini kamu tau, tolong jaga rizal ya, tolong jaga dia melebihi aku menjaganya" , Risa masih memeluk tanganku, tapi dia mengangguk seperti mengiyakan permintaan sari..
dan sari menghilang.. entah kemana.. saya kemudian memapah risa meninggalkan rumah ini, tampaknya dia syok melihat sari lewat pantulan bayangan di cermin itu ....
saya berjalan meninggalkan rumah tua itu, dan lagi2 sari berada di ambang pintu rumah sambil melambaikan tangan dengan wujud anak kecilnya.. saya tersenyum dan berbicara menggunakan bahasa batin.. "Terimakasih Sari "
=== Cerita Selanjutnya ===