Malang Mysterio #6 - Ketemu Hantu Suster di Terminal Arjosari - Cerita Seram Kaskus

Malang Mysterio #6 - Ketemu Hantu Suster di Terminal Arjosari

Bus Restu Panda jurusan Malang – Surabaya yang kami naiki ini perlahan mulai memasuki terminal Arjosari , para penumpang di dalam bus ini lekas mengemasi bawaannya masing masing sebelum akhirnya berdiri menyemut di pintu depan dan belakang , sementara kulihat dari jendela tampak para tukang ojek mengejar ngejar bus ini dan berharap mendapatkan penumpang yang baru turun , termasuk kami.

Willy : ” kita pulangnya naik ojek ya bro ?! ”

Me : ” ngga , kita naik angkot aja ”

Niken : ” iya wil , lebih murah n nyantai ”

Willy : ” ya udah deh , tapi abis turun kita makan dulu ya ?! , udah tak tahan perutku ini ”

Me : ” oyi , gampang bro ”

Bus ini akhirnya berhenti juga dan kami bertiga lekas turun , sudah bisa ditebak para tukang ojek tadi mengejar ngejar kami walaupun sudah berkali kali kami menolak….. dengan setengah berlari akhirnya kami sampai di sebuah warung makan yang berada di dekat pangkalan angkot , segera saja kami masuk dan memesan nasi rawon berikut es jeruk.

Me : ” capek juga ya nik ”

Niken : ” tapi keren kan tadi ?! , stand temen gw rame kan ?!?! ”

Me : ” ternyata banyak juga ya yang demen foto penampakan hantu nik ?! ”

Willy : ” ah kalau aku sih maunya lihat penampakan cewe bugil aja ”

Niken : ” ha..ha.. dasar otak mesum lu wil ”

Pelayanpun datang menurunkan 3 piring rawon di meja kami , tanpa banyak kata kami langsung menyantapnya dengan lahap….. sejak dari pameran foto di Graha Pena sore tadi kami memang belum sempat makan malam.

Willy : ” eh ngomong ngomong enak juga rawon ini ?! ”

Me : ” jelas enak bro , di batak mana ada rawon ?! ”

Willy : ” Kalau aku biasa makan saksang vig , endes gurindes pokoknya ”

Niken : ” kalo gw mah demennya makan ketoprak guys !! ”

Me : ” pantesan muka lu kayak pemain ketoprak gitu nik..he..he..”

Niken : ” ahh biarin… suka suka gw dong ”

Acara makan malam selesai , kini kami mulai bersiap pulang ke kosan kami di daerah Tirto Utomo , dengan langkah santai kami berjalan menuju pangkalan angkot yang terletak di bagian belakang terminal ini….. tampak puluhan angkot berwarna biru saling berjejeran satu sama lain , tentu saja kami mencari cari angkot jurusan AL karena hanya itu yang rutenya sampai ke terminal Landungsari yang tak jauh dari kosan kami. ” eh itu angkotnya , ayo buruan naek !! ” ajakku penuh semangat… lekas saja kedua temanku ini masuk dan kemudian duduk di bangku deretan kanan yang berada di belakang.

Niken : ” kok sepi vig ?! , sopirnya mana ?! ”

Me : ” tungguin aja bentar lagi juga nongol ”

Tak terasa sudah 20 menitan kami menunggui sopir , kulihat layar ponselku sudah nyaris jam 9 malam dan sedari tadi tak ada satupun penumpang lain yang menaiki angkot ini , kami tak tahu sampai berapa lama harus menunggu sopirnya datang…….. namun penantian kami tak sia sia , tak lama kemudian kulihat seorang pria tambun berkumis berjalan ke arah angkot ini , pasti dia sopirnya.

Sopir : ” mudhun endi mas ?! ”

(turun mana mas ?!)

Me : ” landung pak ”

Sopir : ” ayo wes budhal saiki ! ”

(ayo dah berangkat sekarang !)

Mesin angkot mulai dihidupkan dan dengan tampang agak mengantuk pak sopir ini mulai menggerakkan angkotnya keluar dari terminal melalui jalur belakang , kami merasa lega akhirnya bisa pulang juga tapi rupanya kelegaan kami tak berlangsung lama……. baru saja angkot ini keluar dari terminal , pak sopir mendadak menghentikan laju angkot.

Sopir : ” mas , entenono sedelut… golek penumpang ben kebek ”

(mas , tunggu sebentar….cari penumpang biar penuh)

Me : ” ?!?!? "

Dengan enteng sopir itu keluar dari angkot dan berjalan menuju warung kopi di pintu keluar terminal , ia membiarkan angkotnya ngetem di sini dan berharap ada penumpang tambahan yang menaiki angkotnya…….. lebih buruknya lagi ia meninggalkan kami di tengah jalan kecil yang gelap gulita dan sepi , di kiri kanan kami hanyalah ada hamparan sawah saja , sementara di belakang kami agak jauh ada jalan masuk Perumahan Pondok Blimbing Indah (PBI) yang tampak remang remang…… berhubung keadaan di sini gelap gulita kuputuskan untuk menghidupkan lampu di ruang tempat kami duduk , namun setelah berkali kali kugeser saklar tetap saja lampunya tak mau menyala.

Me : ” lampunya mati nik ”

Willy : ” aduuh sial juga kita ini , sudah gelap begini lampunya mati pula ”

Niken : ” ngeselin tuh sopir , kita ditinggalin gitu aja…. duhh , masih lama ngga sih dia balik sini lagi vig ?! ”

Me : ” mana gw tau , ya nunggu dapet penumpang agak banyak nik ”

Niken : ” buset juga tu orang , gimana mau dapet penumpang kalau ngetemnya di sini ?! ”

Me : ” udahlah kita tungguin aja , udah ngga ada angkot yang lain….. ini yang terakhir ”

Dengan muka kesal Niken memandangi hamparan sawah dari jendela , sementara Willy terlihat sudah terkantuk kantuk…..aku sendiri sudah kelelahan dan terpaksa menikmati keadaan yang gelap ini sambil menghisap sebatang rokok , satu satunya penerangan di dalam angkot ini hanyalah dari lampu spedometer yang ada di kemudi yang tentu saja tak seberapa terang……. kuputuskan menjadikan layar ponselku sebagai penerangan ala kadarnya , biar kami bertiga ngga merasa merinding berada di keadaan yang gelap gulita ini.

Ketika tengah asik menghisap rokok , mendadak kulihat seseorang yang berjalan pelan ke arah angkot…. ternyata ada juga calon penumpang baru , sepertinya ia baru saja keluar dari komplek perumahan PBI itu…. dari jendela belakang kupandangi sosoknya yang serba putih , ternyata ia adalah seorang suster gereja , ia mengenakan baju lengan panjang , rok panjang , penutup kepala juga sepatu yang semuanya berwarna putih….. begitu masuk ke dalam angkot ini ia langsung duduk di kursi deret kiri dekat dengan pintu , nyaris berdekatan dengan Willy…. ia tampak duduk mematung dan tak sedikitpun menoleh kepada kami , sorot matanya terlihat kosong seperti orang yang depresi , pipinya juga terlihat tirus seperti orang sakit dan jika dilihat secara keseluruhan raut mukanya tampak begitu pucat , begitu juga tubuhnya yang tampak kurus kering….. entah ada apa dengan perempuan ini dan mau kemana tujuannya , aku dan Niken tak terlalu peduli dengannya dan sibuk dengan ponsel masing masing , bahkan si Willy tak menyadari keberadaannya karena ia baru saja tertidur beberapa menit yang lalu…… tak berapa lama setelah suster itu masuk angkot tiba tiba kucium semerbak wangi melati yang semakin lama semakin menyengat , begitu juga si Niken yang sepertinya mencium bau yang sama…… sesaat kami saling berpandangan satu sama lain , kami mulai merasa ada yang tak beres dengan keadaan ini……. kulihat suster itu masih duduk mematung namun kepalanya mulai tertunduk seperti orang yang mengantuk , instingku mengatakan bahwa bau melati ini berasal darinya dan ini bukanlah wangi parfum karena aromanya terlalu menyengat…. merasa aneh dengannya , aku dan Niken yang duduk di pojok belakang mulai berbisik bisik.

Niken : ” gw curiga vig ”

Me : ” curiga apaan ?! ”

Niken : ” itu suster aneh banget.. apalagi baunya melati vig ”

Me : ” sama gw juga mikir gitu ”

Di saat kami tengah berbisik bisik , mendadak suster itu menangis terisak isak tanpa sebab ….. ia menutupi mukanya dengan kedua tangannya yang gemetaran , jelas saja aku dan Niken makin merasa aneh dan bergidik sendiri.

Niken : ” vig , gimana nih ?! ”

Me : ” udah biarin aja , gw setel musik aja dari hape ”

Tanpa sungkan kuputar lagu dangdut ‘ Wulan Merindu ‘ nya Cici Paramida yang terdengar cukup nyaring dari speaker ponselku , anehnya suster itu tetap saja menangis terisak isak…… tak sedikitpun ia merasa terganggu bahkan taksekalipun ia menoleh ke arah kami , seolah olah kami dianggap tidak ada di dalam angkot ini…… sampai lagu ini berputar 3 kali mendadak suster itu berhenti menangis , ia menyeka matanya yang tampak sembab dan kemudian turun dari angkot , dengan lunglai ia berjalan ke arah depan sebelum akhirnya berdiri mematung beberapa meter di muka angkot ini …… dari dalam sini aku dan Niken tertegun melihat sosoknya yang berdiri membelakangi angkot ini , kami menebak nebak sendiri apa yang akan dilakukannya setelah ini…… tiba tiba ” wuuuzzz ” dalam sekejap suster itu terbang dan menghilang entah kemana , seketika aku dan Niken langsung terperanjat kaget setengah mati.

Niken : ” vig !!!! , ya allah !!!… itu suster tadi ?!?!… dia bukan orang ”

Me : ” udah biarin aja , yang penting udah pergi nik ”

Niken : ” iya… tapi gw masih ngga percaya ”

Kami saling berpandangan dengan tegang dan masih tak percaya dengan apa yang barusan terjadi…… begitu kondisi kami berdua sudah cukup tenang lekas kubangunkan si Willy , dengan gelagapan ia terbangun dan segera saja kami bertiga keluar dari angkot sial ini…. dengan berlari pontang panting kami masuk lagi ke terminal Arjosari dan melewati warung kopi di pintu keluar dimana sopir sial itu terlihat masih asik bermain kartu bersama temannya ” loh lapo kok mbalek maneh mas ?! ” (loh kenapa kok balik lagi mas ?!) tanyanya setengah berteriak tanpa sedikitpun kami hiraukan…….. sesampainya di pangkalan taksi kami langsung menghampiri salah satu taksi dan lekas kusuruh sopirnya untuk mengantarkan kami pulang…… sepanjang perjalanan aku dan Niken hanya terdiam dan masih cukup shock dengan kejadian tadi , sementara kami acuhkan si Willy yang terus bertanya tanya keheranan…… teman kami yang satu ini sama sekali tak mengerti apa yang barusan terjadi.