Bapak : "Sabtu ini kamu pulang kan nak"
Aku: "Iya pak insya allah"
Bapak:"Harus pulang lo ya ada hal penting yang mau Bapak bicarakan dengan kamu"
Aku:"Tumben pak,,ada apa emangnya"
Bapak:"Bapak mau membicarakan tentang perjodohanmu dengan Pak Giman,,teman bapak"
Aku: "Hah,,gak bisa gitu juga pak,,seperti anakmu ini gak laku saja pakai acara perjodohan"
Bapak: "Pokoknya jangan banyak membantah,,toh ini semua juga demi kebaikanmu,,bukannya Bapak sudah bilang kalau akhir bulan lalu kamu tidak bawa calon istri ..kamu akan bapak jodohkan"
Aku:" Terserah bapak sajalah kalau begitu,,,aku usahakan untuk pulang.."
tut,tut,tut,,,
Kututup telepon itu,,pikiranku gelisah ternyata Bapak benar-benar berniat menjodohkan aku dengan anak temannya itu,,harus bagaimana aku menolaknya,,selama ini apapun keinginan bapak hampir pasti aku tidak bisa membantahnya,,aku terlalu sayang dengan orang tuaku satu ini,,apalagi Bapak punya riwayat penyakit jantung,,aku tidak mau mengecewakannya,,apa mau dikata,,apa memang sudah takdir ku menikah dengan cara dijodohkan,,apa ya mungkin jodoh itu bisa direncanakan,,bukankah jodoh itu kita gak tahu darimana dan kapan datangnya,,,
3 hari kemudian aku pulang ke rumah,,sesampainya di rumah kulihat di depan rumah ada sebuah motor bebek tua berwarna merah,,punya siapa ini perasaan belum pernah lihat ada yang bertamu pakai motor bebek seperti ini..selanjutnya aku menuju ruang tamu,,kulihat Bapak sedang berbicara dengan seorang lelaki paruh baya berkemeja batik...
"Kenalkan pak ini anak saya,,Igor,,yang saya ceritakan selama ini" kata Bapak
"Oh jadi ini anak Bapak yang paling kecil,,mas,,,(Lelaki itu mengulurkan tangannya untuk berkenalan)
"Eh iya pak,,saya igor anaknya Pak Tri"timpalku
"Saya Pak Giman,,,"
"Sudah kamu duduk dulu disini mau kemana juga kamu" tambah Bapak
"Sebentar pak aku mau ganti pakaian dulu"sahutku sambil menuju kamar
Pak Giman? Jadi lelaki itu yang diceritakan Bapak anaknya mau dijodohkan denganku.,,Kutaruh tasku di samping lemari kamarku,,berselang kemudian ku berganti pakaian dan segera menuju ruang tamu kembali"
"Jadi gini nak,,Bapak sudah bicarakan panjang lebar dengan Pak Giman,,Kamu rencananya mau Bapak jodohkan dengan Rasti anak Pak Giman,,minggu depan kamu main lah ke rumahnya Pak Giman" kata Bapak
"Rasti?...oh...Memang memang pak Giman ini tinggal dimana pak"
"Di desa kemiri sebelum balai desa ada masjid,,dekat dengan hutan karet jalan pintas menuju kota itulo mas" jawab Pak Giman
Sejenak dahiku mengernyit,,,desa kemiri,,dekat dengan masjid,,bukannya itu tempatku jatuh kemarin waktu melihat wanita misterius membawa tas anyaman?
"Oh ya ya aku tahu pak"
"Jadi begini mas igor,,Rasti itu anak saya.... sekarang dia masih merantau di Jakarta,,kemarin sudah saya telepon untuk membicarakan perjodohan ini,,dia setuju saja,,tapi ini semua juga tergantung kamu mas,,,ya kalau mas Igor setuju,,nanti minggu depan dia akan saya suruh pulang untuk berkenalan dengan mas igor" tambah Pak Giman
"hmmm gimana Pak,,Bapak saja yang memutuskan" tanyaku sambil melihat arah Bapaku
"Loh kok Bapak,,ya kamu setuju gak Bapak jodohkan,,Yang pasti tidak ada orang tua yang ingin anaknya sengsara,,tujuan bapak disini dengan pak Giman ya cuma ingin membahagiakan kalian2 itu,,anak-anak Bapak" jawab Bapak
"Ya sudah pak aku nurut saja"jawabku
Setelahnya kami bertiga larut dalam obrolan,,sebenarnya hatiku semakin tidak karuan mendengar semua ini,,tapi apalah daya,,aku memang tidak punya pilihan lain,,seandainya Nia masih ada disampingku mungkin aku masih bisa menolak rencana Bapak ini..Sampai larut malam aku memikirkan ini semua,,pernikahan,,sesuatu yang sangat penting untuk sebagian orang,,apa mungkin pernikahan tanpa rasa cinta sebelumnya bisa terjadi,,aku juga heran dengan anaknya Pak Giman,,kok dianya mau begitu saja,sedangkan dia belum pernah sedetikpun tahu wajahku seperti apa,,
Rasti itu orangnya seperti apa ya,,cantik gak ya,,wah kalau nantinya wajahnya seperti nenek lampir bisa mati berdiri aku,,aduh bodohnya aku kenapa tadi aku tidak minta Pak Giman saja memperlihatkan foto anaknya,,Wah kalau sudah begini bukannya ini sama saja dengan taruhan,,beruntung saja kalau aku dapat istri ini wanita yang cantik wajah dan hatinya,,lah kalau jelek terus hatinya jahat,,mati aku,,,,sebenarnya kalau untuk wajah ataupun fisik aku tidak masalah yang penting berhati baik saja,,toh aku juga bukan lelaki yang menarik kalau dilihat dari fisik,,sekalipun nantinya dia sudah gak perawan akupun juga tidak masalah karena aku juga sudah tidak perjaka lagi,,aku cuma berharap kalau memang dia jodohku mudah-mudahan hatinya baik dan tulus mencintaiku,,apalagi aku bukan cuma mau mencari istri tapi juga teman hidup sampai tua nanti,,,,sekarang aku cuma bisa berdoa semoga saja ini yang terbaik,,,dari yang baik.....