risa yang saya kenal adalah cewek yang sangat cerewet tapi kali ini dia hanya diam,
ingin rasanya saya memecah kebisuan dan menganggap semua ini sudah berlalu, tapi egoku tidak bisa menampik kejadian itu,
entah apa yang membuat risa memintaku untuk mengantarnya kekampus.saya yakin ada maksud yang ingin disampaikan risa,
dan tak terasa kami sudah sampai di parkiran kampusnya risa, universitas swasta yang cukup besar menurutku,
"mas udah makan?" risa mulai berbicara kepadaku, kami tengah berjalan, saya tidak tau akan dibawa kemana oleh risa.
saya :"udah kok" jawabku yang masih saja terkesan dingin..
risa :"mas udah shalat maghrib??"
saya menggeleng, ini memang sudah masuk waktu sholat maghrib.
saya :"emm masjidnya disebelah mana ya nduk?"
risa :"disana mas, itu masih banyak mahasiswa juga, mas ikuti mereka aja, aku lagi berhalangan shalat. dan mas nanti temui aku di auditorium yak,di deket
perpustakaan gede itu" kata risa sambil menunjuk sebuah bangunan besar.
"dan semua pertanyaan mas akan terjawab disana"
risa tidak menungguku menjawab, dia berjalan perlahan menuju auditorium tanpa menoleh kearahku sekalipun.
saya termangu beberapa saat melihat risa yang berjalan dengan anggun, baju seragam keperawatan miliknya membuat dia terkesan lebih seksi dari biasanya,
"andai kamu risa yang dulu" gumamku dalam hati.
saya baru tersadar saat seorang mahasiswa lewat didepanku, dan saya buru2 berjalan menuju masjid kampus...
selesai shalat saya masih terduduk di pelataran masjid sambil melamun sesekali, sejak sore tadi saya jadi banyak melamun..
saya buru2 memakai sepatu dan berjalan menuju auditorium yang dimaksud risa tadi.
saya berjalan pelan sambil sesekali pandangan saya menyisir lingkungan kampus risa,
banyakmakhluk gaib disini sama sepertibangunan tua pada umumnya, batinku saat melewati sebuah bangunan kecil yang entah bangunan apa itu..
saya sampai disebuah lorong dan berpapasan dengan banyak mahasiswa dan mahasiswi yang masih lalu lalang,
apa disini jam perkuliahanya juga sampai malam? sebuah pertanyaan tidak penting kembali terlintas di kepalaku..
saya mememasuki auditorium itu sambil tolah toleh untuk menemukan sosok risa diantara sekian banyak mahasiswa yangberjibun disitu.
sepertinya mereka sedang menyiapkan stage acara, tampak beberapa sedang memasang soundsystem, dekorasi panggung, menata meja kursi dan lain-lain,
tapi dimana risa?? saya masih celingukan mencari keberadaan risa.
sampai akhirnya saya menemukan sosok yang sangat saya kenal, walaupun bukan dia yang saya cari tapi setidaknya bisa saya tanyai.
saya mendekatinya yang tengah sibuk menghias kursi tamu,sehingga tidak menyadari kehadiran saya dibelakangnya.
saya :"ehemmm susss"
susi :"lohhh rizal kan?kok sampe sini???"
susi terlihat kaget melihat saya dibelakangnya, dia menginstruksikan salah seorang temanya untuk menggantikan kesibukanya.
saya :"yaa, pasti kamu tau alasanya kan? bukanya ini idemu?"
susi :"emmm,ya jadi kamu kesini cari risa??"
saya :"ya terus untuk apa lagi??,dimana dia sus?katanya diauditorium?"
susi :"kayaknya bukan waktu yang tepat deh zal ketemu risa sekarang"
nada suara susi menjadi tidak enak didengar,
saya :"justru ini waktu yang tepat, kamu tau dia dimana sekarang??"
susi :"yaa tadi aku liat dia lagi sama ari di samping ruangan ini, kamu bisa kesana lewat pintu yang dipinggir itu" ujar susi dengan suara yang sengaja dia
pelankan.
saya :"makasih sus,nanti kita ketemu lagi ya" ucapku sambil berlalu.
susi :"zal!!"
pangggilan susi membuatku menoleh kearahnya..
"mau aku temeni?"tanya susi dengan cemas.
saya :"haha gak usah lah sus, biar akucari tau sendiri, seperti obrolan kita kemaren" ujarku sambil terus berjalan
.
saya berusaha mencari risa setelah berhasil melewati pintu samping yang dimaksud susi tadi, dan itu dia,dari kejauhan nampak risa dan pasangan barunya sedang berbicara
di lorong seberang perpustakaan dekat auditorium, sebenarnya saya sedikit marah bercampur penasaran, apa sebenarnya maksud risa?? apa dia mau mengenalkan ari kepadaku
secara langsung?
mau mengatakan kalau dia sekarang sudah memilih orang itu dari pada saya? kalau itu maksud risa saya menyesal mengantarkanya kesini, tapi rasa penasaran saya lebih
besar hingga membuat saya mendekati mereka berdua,
saya semakin dekat dan sayup- sayup terdengar obrolan mereka dengan nada tinggi..
risa tampak memegangi pipinya sambil menunjuk2 ari.dan disitu feeling saya sudah tidak enak, saya yang semula hanya berjalan malas kini mulai berlari, ingin segera tau
sebenarnya apa yang terjadi..
.
"kamu tau kak,aku udah berusaha bersikap baik!" risa berteriak dan menunju-nunjuk wajah ari yang terlihat emosi sama seperti risa
..
"ada apa ini nduk?" seruku setelah saya cukup dekat dengan mereka.
ari yang tau bahwa saya datang langsung melotot dengan wajah geram...
"nduk pipimu kenapa??" tanya saya dengan panik melihat risa seperti kesakitan sambil memegang pipinya..
ari :"ohhh lu cowok culun kemaren ternyata.. punya nyali juga ya, bilangin sama tuh cewek gak tau diuntung jangan seenaknya sama gua!"
dia berteriak sambil berusaha memegang kepala risa.
plaakkk,
reflek pertama saya adalah menampik tangan itu jangan sampai menyentuh risa lagi.
saya tidak peduli dengan siapa ari sebenarnya, kala saja dia menyakiti risa secara fisik maka dia baru saja membangunkan "macan tidur"yang ada dalam diri saya,
"mulai resek lu,dasar brengsek!!" tampak ekspresi kalap dari ari
Brugggg..
dia memukul mata saya yang tertutupi kacamata, membuat kacamata tebal saya pecah berantakan.saya merasakan cairan kental menetes melewati pipi saya.
ternyata sekeping pecahan lensa menggores kulit samping mata saya dan membuat luka gores yang cukup dalam.
"mass!!!"risa berteriak histeris melihat saya berdarah, saya masih diam dan berusaha mengontrol emosi saya, karena jika sampai saya kalap,maka saya akan menjadi sangat
liar..
"kamu brengsek!!keterlaluan!" risa mendorong ari yang hanya tersemyum sinis sambil meremehkanku,
teriakan dan suara ribut dari mereka mengundang perhatian teman2 ari dan banyak mahasiswa lain yang kebetulan didekat situ berdatangan...
"Ada apa ni ri??"seorang dari tiga cowok yang sepertinya adalah rekan ari menghampiri kami dengan berlari.dan disusul 2 orang lagi..
ari :"ini bro, ada orang culun mau bikin onar ditempat kita, habisin aja jangan kasih napas!, seret dia kelapangan samping!"
ari memerintah kepada teman2nya tadi yang langsung terpancing emosi karena provokasi ari..
risa hanya menjerit2 melihat saya dibawa paksa ke pojok kampus untuk di hajar beramai2, seseorang dari mereka menghalang2i risa agar tidak mengganggu aksi mereka,
bagaimana dengan saya??saya hanya pasrah tapi bukan bererti saya takut, saya memang belum melawan, saya ingin mereka puas dulu....
dari kejauhan tampak gerombolan mahasiswa lain yang berkerumun karena melihat kejadian itu, dan lucunya mereka tidak berbuat apa2, mungkin ari adalah preman di kampus ini,
"hehh!! jangan ada yang lapor ke satpam! biar kita abisin nih anak dulu!,bagi yang ikut campur ya nasib kalian bakalan sama kayak orang aneh ini" teriak ari sambil memegangi saya
.
brukkk pukulan pertama mengenai pelipis saya, dan sebuah tendangan dari seorang yang bertubuh tambun membuat saya tersungkur.
"mampus lu banci!!" sebuah teriakan dari ari terucap dan diiringi pukulan dan tendangan dari beberapa temanya,
saya yang sudah terbaring hanya diam sambil mengerang karena sudah tidak terhitung berapa bogem mentah yang saya terima.
saya masih menunggu sampai mereka kelelahan memukuli saya,dan jika kalian tanya apakah saya kesakitan, saya tidak tau atau lebih tepatnya saya tidak ingat, karena jika
saya sudah kalap yang keluaradalah sisi gelap dari saya..
kalian punya sisi gelap? saya yakin semua orang memilikinya..
saya yang berdarah di sekujur wajah mulai bangkit...
saya menatap wajah ari dan beberapa temanya dengan tajam.tangan saya bergetar karena sudah tidak bisa lagi menahan rasa marah...
"hebat juga ni anjing" seorang yang hampir setinggi saya memukul perut bagian atas saya...
brukkkk... sebelum tinjunya menyentuh saya, saya sudah menghujamkan kepalan tangan saya ke wilayah perutnya,
dia tersungkur jatuh sambil memegangi perut,
brugg...
dan beberapa pukulan lain dari saya membalas masih2 dari mereka..
tidak ada yang berani membalas lagi,pukulan yang saya berikan kepada mereka tampaknya memberi rasa sakit luar biasa buat mereka,
tekecuali ari... saya menyimpanya untuk bagian akhir,
brugg,
"ini buat pukulan pertamamu tadi" saya membenamkan tinju saya ke perut bagian sampingnya,
membuatdia terjongkok menahan sakit.
brugggg.. brugggg
"itu buat tamparanmu ke risa" masing2 dari lutut saya menghujam wajahnya yang membuat dia jatuh terlentang..
brug...bruggg.. bruggg. bruggg....
entah berapa pukulan yang saya layangkan kemulutnya, darah sudah memenuhi kepalan tangan saya, terlihat giginya banyak yang rontok karena tidak kuat menahan benturan pukulanku.
saya yang sudah mustahil berfikir jernih saat itu menghiraukan erangan minta ampun dari ari yang sudah setengah pingsan..
saya masih berjongkok diatasnya sambil meninju mulutnya berkali2.
"dan itu buat kata2 kotormu yang kamu ucapkan ke risa"
saya berdiri dan berjalan menjauh sambil melihat 4 orang teman ari yang hampir tidak bisa berdiri lagi,
apakah saya sudah cukup puas?? tentu saja belum, entah setan macam apa yang merasuki saya. bukanya merasa cukup saya sambil tertawa malah mengambil sebuah batu sebesar
bola sepak dan mengangkatnya tinggi2 didepan ari yang sudah tidak berdaya...
.
"mas!!!" sebuah teriakan melengking membuat saya yang sudah siap menjatuhkan batu kekepala ari menjadi teralih dan sedikit menurunkan tangan tappi dengan posisi batu
besar itu tetap persis diatas kepala ari yang terkapar dan mulai kejang,,
tampak puluhan orang berlari kearahku dengan tatapan takut melihat 5orang terlentang disebuah lapangan basket,seseorang berseragam putih dan bercelana biru memegangiku
dan seorang rekanya berusaha mengambil batu yang saya bawa.
"istigfar mas, cukup!" adalah suara yang dapat saya ingat, sedangkan suara2 lain yang sangat ribut benar2 saya hiraukan.
3orang security berhasil merebut batu yang saya pegang, dan 2 orang lagi memegangi tubuhku dan seperti menyeret saya untuk menjauh dari kerumunan.
pikiran saya belum fokus, rasa amarah masih memenuhidan seakan membakar sekucur tubuh saya,
beberapa mahasiswa memeriksa si ari yang hanya bisa mengeluh kesakitan, saya yang masih kesetanan sontak melepaskan diri dari pegangan 2 satpam berbadan gempal itu
begitu tau ari masih bisa bergerak, baru kali ini sayamengeluarkan emosi se frontal ini, seakan emosi yang tertimbun lepas dan tidak bisa terkendali lagi.
dan pengalaman pertama saya dimana saat itu saya benar2 ingin membunuh seseorang..
2 orang satpam tidak akan cukup kuat menahanku, selain posturku yang sangat bongsor(tinggi 190cm dan berat badan 85kg)saya yang sedang "on fire" memang tidak akan
mudah ditahan oleh siapapun.
3 orang security lain memegangiku dengan kasar hingga membuat saya tidak segan menyerang balik mereka.
brutal, liar, saya bukan menjadi diri saya lagi saat itu,hingga saya berhasil membuat 5orang satpam kelimpungan, dan puluhan orang2 yang berkerumun itu sama sekali
tidak berani mendekatiku, saya semakin mendekat dengan ari, dia meulai menyeret tubuhnya berusaha lari dari amukan saya,
"ampun" percuma teriakan minta ampunya tidak akan mengetuk nuraniku yangpenuh dengan emosi ini.
brugggggg,,
apa yang terjadi? saya terjatuh dan seseorang mengunci tubuhku dari belakang sambil mencekik leherku, tenaganya tidak kuat,tp efek kuncianya membuat saya tidak bisa
bergerak, ditambah beberapa orang berjaket kulit dan bersepatu pdh memborgolku...
total 7 orang berhasil melumpuhkanku dan menyeretku kesebuah kendaraan, saya tidak bisa melihat apapun, karena wajah saya ditutupdeengan semacam karung berwarna hitam.
saya dimasukan paksa ke sebuah mobil dengan kondisi tubuh terborgol..
entah berapa lama, cukup lamamungkin hingga kesadaran saya kembali muncul dan mulai merasakan ngilu di bagian perut..
perihhh...bagian perut saya terasa tersayat, saya baru menyadari kalau ternyata tadi saya tertusuk sesuatu
entah siapa yang melakukan ini, darah membasahi kemeja saya..
dan semuanya terasa dingin..
gelap....
.
.
.
.
saya meraih tangan dari seseorang, entah tangan siapa itu, yang jelas dia membantu saya untuk berdiri, saya mengucek mata dan berusaha mengumpulkan kesadaran untuk
memastikan saya sedang berada dimana, saya terduduk disebuah dipan yang terbuat dari bambu, rumah dengan tembok dari bambu,
seorang lelaki muda berada didepanku,
ha??? wajahnya... wajahnya...
dia seperti!!... bukan seperti, itu memang.
wajah didepanku adalah aku???!!!
seketika itu juga saya sadar, bahwa ini bukan di alam nyata....
=== Cerita Selanjutnya ===