"Kok lo bisa sih ngusir setan gitu?" Tanya Al
"Bakat, maybe" Ucap gua seadanya
"Kalo di budaya gua ngusir setan pake jimat" Ucap Aping
"Hmm mungkin ada banyak cara, tapi yang gua pelajarin yah kaya tadi" Ucap gua lagi-lagi ngasal
"Gua kawan lo dari kecil kok gak tau ya lo bisa kaya gini, nanti gua bilang ayah lo ya ben" Ucap Praja
"Jangan bego, ini perjanjian dengan sebuah mahluk, kalo lo cerita bisa-bisa gua di marahin" Ucap gua bohong lagi
"Mahluk apa itu?" Ucap Etet
Etet yang dari tadi diam tiba-tiba membuka omongan
"Lo gak tau tet? mahluk semacam iblis gitu bego, tadi aja yang di gambar dia di papan tulis itu lambang setan" Ucap Al
"Hmm gak juga sih, gak ada sangkut pautnya sama nyawa, tapi setan yang gua usir tadi itu jiwanya diserahin ke dia" Ucap gua
"Siapa dia?" Tanya Etet lagi
"Yah Mahluk itu" Ucap gua
"Siapa namanya?" Tanya Etet lagi
gua sedikit tercengang dengan ucapan etet ini, kenapa dia lebih banyak ingin tau, apa gua harus terus nutupin kebohongan yang gua lakuin.
"Salazar" Ucap gua ngasal
Gua inget salazar adalah salah satu boss di resident evil
"Hahahahahaha, salazar mah boss cebol di RE 4 bego" Ucap Praja
"Itu nama mahluk yang buat perjanjian sama gua" Ucap gua
"Oh gitu" Ucap Etet
Lalu dia pergi meninggalkan kami semua, ada apa dengan orang itu.
"Ajarin gua ngusir hantu sih" Ucap Al
"Iya gua juga, kan gak ada kaitannya dengan nyawa" Ucap Aping
"Gua juga boleh?" Tanya Praja
Gua diam sejenak, dan menarik nafas panjang seakan-akan gua lagi berfikir.
"Nanti deh, gua pikir dulu" Ucap gua
Lalu ada pengumuman, bahwa hari itu kami disuruh pulang karena ada beberapa kejadian diluar dugaan, tapi anehnya gua disuruh menghadap ke ruang guru.
Gua segera kembali kekelas dan membereskan tas gua, sampai seorang wanita yang mencakar lengan gua datang menghampiri gua.
"Gua Nabillah, salam kenal, maaf tadi kata temen-temen , gua cakar lengan lo ya?" Ucapnya
"Ya, gpp. Satu hal yang gak gua suka dari lo, untuk apa lo ngedukung kebohongan lo sampe lo ngelukain orang lain?" Tanya gua
Dia diam sejenak, wajahnya memerah entah karena malu atau hal lain
"Maksud lo bohong?" Tanyanya
"Udah lagi lah, persetan dengan hal yang lo lakuin, bukan cuma tangan gua yang luka, tapi bangku gua di siram bunga sama dukun bego itu !" Suara gua agak tinggi
Hampir seluruh kelas menengok ke gua karena gua meninggikan suara gua, tapi seperti nya pembicaraan kami tidak mereka perhatikan. Lalu nabillah mengambil kertas dan pulpen, dia menulis sesuatu di kertas itu.
"Boleh kapan-kapan kita keluar, ini nomor hp gua, gua mohon simpen, gua gak ngerti apa yang lo omongin, tapi gua harap lo ngehubungin gua" Ucapnya
"Terserah" Ucap gua sembari pergi
Gua menggegam kertas yang di berikan nabillah, percuma lo cantik tapi kelakuan lo busuk demi ketenaran, anjing ! gua gak suka hal ini, tambah keras cengkraman gua ke kertas itu, lalu sampai gua di ruang guru, gua lihat ada dukun gila itu masih disini.
"Iya pak, ada apa" Gua menghadap ke salah satu guru yang memanggil gua
"Maaf benandino, kalo kamu mau ketenaran atau suatu hal lebih baik jangan sekolah disini" Ucapnya
"Maaf pak saya gak paham" Ucap gua lagi
"Saya kata pak dukun ini, gak ada setan di kelas kamu, dan kamu udah ngerencanain semuanya agar kamu terkenal di sekolah ini" Ucap guru itu lagi
"Maaf pak saya mencela, tapi jujur pak saya gak ada kerja sama apapun dengan mereka, bahkan saya siap di sumpah pak di depan orang ramai kalau saya gak ada sangkutpaut nya dengan mereka, bahkan saya gak kenal dengan mereka, dan satu hal lagi pak ada seorang wanita bernama Nabillah yang termasuk korban kesurupan massal itu memberikan nomor telponnya ke saya, ini nomornya" Gua memberikan nomor telpon itu ke guru itu
"Ini nabillah apa namanya? kamu dari MM2?" tanya guru itu
"Saya gak tau nama kepanjangannya pak, ya pak saya dari MM2" Ucap gua
Seketika gua menengok karena wanita bernama nabillah itu ada di belakang gua.
"Ada apa pah?" Tanya nabillah
Pah? Jadi guru ini papahnya nabilah
"Oh, kamu termasuk korban kesurupan?" Tanya guru itu
"Nabillah gak tau, tapi kata temen-temen iya, dan dia yang nolong" Ucap Nabillah
Gua tetap diam, karena gua gak tau apa maksud dari cewe ini.
"Maaf Benandino, kamu boleh pulang sepertinya saya salah sangka" Ucap guru itu
"Saya pamit pak" Ucap gua
Gua berjalan keluar ruang guru, gua masih memikirkan hal tadi, persetan dengan ketenaran , lalu dukun itu . Cih ! apa-apaan dukun itu dengan mudahnya fitnah gua ! B*ngsat.
Ketika gua mau sampai pintu keluar gua liat dukun itu dengan motornya menghampiri gua.
"Jangan pernah buat saya malu , atau saya santet kamu, sekali lagi kamu ganggu kerja saya, saya santet kamu !" Ucapnya
Gua senyum kecil, dengan tegas gua bilang ke dukun gila itu.
"Silahkan pak, bahkan ilmu bapak tidak setinggi saya" Ucap gua
Hahaha gua sendiri gak nyangka gua bisa bilang gitu, tapi paling tidak gua buat dukun ini gak nyantet gua.
Plak. Sebuah tamparan mulus mendarat di pipi gua, gua merasakan darah mengalir dari hidung gua. Anjing dukun ini nampar gua !
"Awas kamu" Ucapnya
Lalu dia pergi , ah tamparannya sakit. Gua pergi ke warung terdekat dan nyari tisu untuk berentiin idung gua yang mimisan, setan ! ya itu setan yang sebenarnya ! Gua duduk sejenak di warung itu dan beli es, lalu ada mobil yang berenti di dekat warung itu.
"Mau bareng?" Panggil Nabillah
Oh ini mobil guru tadi.
"Makasih, gua jalan aja" Ucap gua ke nabillah
"Sini" Panggil guru itu
Dengan terpaksa gua naik ke mobil itu.
"Rumah kamu dimana?" Tanyanya
"Di ****** *****" Ucap gua
"Oooh, Nabillah tadi katanya mau ngomong" Ucap guru itu
"Ben, ini nomor hp gua. Yang tadi udah lecek, terus juga di pegang papah. Nanti sms ya" Ucapnya sambil tersenyum
"Iya" Ucap gua singkat
Pembicaraan kami sepertinya tidak penting untuk di ceritakan disini, setelah gua sampai rumah gua salin dan merebahkan diri gua di kasur.
"Sms gak ya?" Ucap gua sendirian
Gua ambil hp gua dan mengetik sms dan mengirimnya ke Nabillah.
"Hai, ini gua ben" Isi sms gua
Gua tunggu lama, sampai akhirnya gua tertidur karena tidak ada balasan dari dia.
=== Cerita Selanjutnya ===