Malang Mysterio #37 - Poltergeist - Cerita Seram Kaskus

Malang Mysterio #37 - Poltergeist

Manekin manekin menyeramkan milik bang Renggo baru saja dipindahkan ke ruang tamu ini sejam yang lalu , kini selepas mengeluarkan sukma dari tubuh ia menyuruh kami semua untuk menyentuhnya satu persatu , namun aku merasa hal ini cukup mustahil untuk dilakukan mengingat sukma tak pernah bisa melakukan kontak terhadap benda fisik yang bermolekul padat.

Renggo : " lu inget pas gw nendang bola di lapangan kampus lu vig ?! "

Me : ?!?!... iya iya inget gw .... pas uji nyali dulu "

Pendik : " kok bisa ya bang ?!.. "

Renggo : " itu namanya poltergeist ndik "

baru kuingat jika bang Renggo pernah menendang bola secara astral sewaktu beruji nyali di lapangan bola kampusku , ternyata bukanlah hal yang mustahil bagi sukma untuk melakukan kontak terhadap benda fisik , atau yang disebut bang Renggo sebagai Poltergeist.... namun aku sama sekali tak tahu bagaimana caranya.

Steve : " aku pernah bisa nyentuh kucing bang , aku mau nyoba duluan ya ?! "

Renggo : " oke silahkan stiv ! "

Steve yang mengaku pernah menyentuh seekor kucing kini tertantang untuk melakukan hal yang sama terhadap manekin itu , dengan santai ia berjalan mendekati manekin yang didandani kostum Drakula.... selama beberapa menit ia terdiam sambil menatap manekin Drakula bertampang sangar itu , sekejap kemudian ia menyentakkan kedua tangannya ke depan lalu " bruukk !!! " ambruklah manekin Drakula itu di atas karpet..... aku dan Pendik hanya bisa melongo dan tak percaya jika ia benar benar berhasil melakukannya.

Renggo : " udah hebat lu stiv !!! "

Steve : " lumayan bang "

Renggo : " oke sekarang giliran lu vig ?! "

Me : " gw ?!.. mana bisa gw ?! "

Renggo : " udah coba dulu !! "

Me : " yo wes ! "

dengan ragu aku mendekati manekin yang didandani kostum Kuntilanak , sejenak aku menatapnya dan kuniatkan untuk mendorongnya hingga jatuh , sekejap kemudian kusentakkan kedua tanganku ke arahnya " wuuz !!.. wuzz !!.. " ternyata upayaku gagal , jangankan mendorong hingga ambruk lha wong menyentuh saja tidak bisa. " wuz !.. wuz !.. " berkali kali kusentak tetap saja tak berhasil.... kedua tanganku hanya menembusnya saja.

Me : " gimana bang ?... emang belum bisa gw "

Renggo : " coba lu diem sebentar trus fokus sama target lu "

Me : " oke , trus gimana lagi ?! "

Renggo : " abis fokus sama target lu mesti sugesti kuat kalo tangan lu bisa mukul "

Me : " sugesti gimana ?!. niat mau mukul ?! "

Renggo : " lu inget pas berhasil mukul air laut di pantai balekambang ?! "

Me : " inget bos , gw mesti kayak gitu ?! "

Renggo : " lu harus yakin kalo lu emang punya power buat mukul , sugestiin dulu sampe yakin vig "

Me : " oke bentar "

selama beberapa menit aku terdiam menatap manekin Kuntilanak ini , kuyakinkan diri melalui sugesti berulang kali bahwa aku mampu memukulnya dengan power yang kupunya.

Renggo : " siap ?!.. kalo ngerasa siap langsung pukul !!

Pendik : " ayo vig jotosen ngasi mencelat !.. ngasi ajur vig "

(ayo vig pukul sampe terlempar !.. sampe ancur vig)

Me : " menengo ndik nggarai gak iso fokus ! "

(diem ndik bikin gak bisa fokus !)

sulit sekali untuk fokus dan meyakinkan diri melalui sugesti , aku tak terlalu yakin bahwa aku sanggup memukul manekin Kuntilanak ini.... lekas saja kusentakkan kedua tanganku ke arahnya dan " wuz !.. wuz !... " lagi lagi upayaku gagal.

Renggo : " masa gitu aja gak bisa vig ?! "

Me : " susah bos !! , sugestinya gak ngefek "

Renggo : " ya udah vig , lu cukup segini dulu deh "

Me : " oke , nyerah gw bang "

entah kenapa aku tak bisa seperti Steve yang dengan gampangnya menjatuhkan manekin Drakula , kurasa memang belum waktunya bagiku untuk menguasai kemampuan Poltergeist.

Renggo : " sekarang giliran lu ndik ! "

Pendik : " aku ngga bang , kayaknya gak bakalan bisa "

Renggo : " ya udah sekarang pada liat gw ya !!! "

Pendik menolak untuk mencoba sementara bang Renggo mulai berjalan mendekati manekin yang didandani kostum Suster , kini ia menyuruh kami semua untuk melihat aksinya.

Renggo : " gw gak akan mukul suster ini , tapi mau gw ngangkat badannya "

Me : " oke bang !! "

dengan santai bang Renggo mengulurkan kedua telapak tangannya ke badan manekin Suster itu , ia bisa menyentuhnya , merabanya dan kemudian mencengkeram kuat kuat pinggang manekin Suster itu... sekejap kemudian ia berhasil mengangkatnya tinggi tinggi.

Steve : " hebat bang ! "

Renggo : " ha..ha.. gw ya jelas hebat stiv "

aku dan Pendik langsung berdecak kagum melihat aksi bang Renggo , sambil menyeringai ia terus mengangkat manekin Suster itu dan menggerak gerakkannya kesana kemari.

Renggo : " ayo kita keluar sekarang !! "

Steve : " ngastral kemana bang ?! "

Renggo : " kita ngerjain orang pake manekin suster ini "

Me : " emang bisa dibawa terbang bang ?! "

Renggo : " apa sih yang gw gak bisa vig ?! "

entah setan mana yang membisiki bang Renggo , kali ini ia malah mengajak kami semua buat ngastral sambil membawa manekin suster itu.... ia berniat mengerjai orang dan kuanggap hal ini sebagai ajang seru seruan , tanpa pikir panjang kami bertiga oke oke saja dengan niat isengnya itu....entah siapa yang akan jadi korban kejahilannya nanti.

Agak aneh rasanya melakukan Astral Projection sambil membawa benda fisik , kini kami terbang rendah di atas jalan Kawi sementara tangan bang Renggo mencengkeram pinggang manekin Suster.... jika orang di bawah sana melihat ke arah langit maka ia akan menjumpai Suster berbaju putih ini tengah melayang layang.

Renggo : " ini jam brapa ndik ?! , kok masih agak rame "

Pendik : " tadi pas mau ngastral masih jam 10 kurang bang "

Renggo : " berarti sekarang masih jam 10 lewat dikit "

malam masih belum terlalu larut sementara di bawah sana jalanan masih tampak ramai lalu lalang kendaraan , sambil terbang kami berembuk menentukan lokasi dimana kami akan beraksi dengan manekin suster ini.

Renggo : " kita kemana enaknya stiv ?! "

Steve : " itu aja bang , orang yang lagi naek motor di jalan "

Renggo : " jangan stiv , ntar dia kaget trus jatuh kan bisa mati... malah dosa gw "

Pendik : di alun alun aja bang , kayaknya masih banyak orang pacaran di sana "

Renggo : " oke ndik , kita nyoba ke alun alun dulu "

segera saja kami terbang lebih cepat menuju ke alun alun yang tak jauh dari sini , begitu tiba kami melayang sebentar di atas gereja protestan sambil mengawasi keadaan.

Steve : " kita turun sebelah mana bang ?! "

Renggo : " yang agak gelap stiv "

Pendik : " langsung ke kolam tengah alun alun aja bang "

Renggo : " ayo ndik , kayaknya masih banyak yang nongkrong di sana "

dengan santai bang Renggo terbang memimpin kami menuju kolam yang berada di tengah alun alun , ternyata tak ada siapa siapa selain beberapa gelandangan yang tidur di bangku.

Renggo : " sepi ndik , gw kirain ada orang pacaran "

Pendik : " lupa bang ini kan bukan malem minggu "

Renggo : " eh kita ke stasiun aja gimana ?! "

Me : " ngerjain siapa di sono bang ?! "

Renggo : " ntar liat dulu ada siapa aja di sono "

Me : " yo wes "

segera saja kami beranjak meninggalkan alun alun ini lalu terbang rendah menuju ke stasiun , namun selepas melewati plaza Ramayana tiba tiba saja terdengar teriakan histeris dari bawah sana. " iku opo ?!?!.. iku opo ?!?!.... " (itu apa ?!?!...itu apa ?!?!...) spontan kami melongok ke bawah dan terlihatlah beberapa tukang becak yang tengah berkerumun dan memandang ke arah kami " iku opo ?!?!.... iku opo ?!?!.... " (itu apa ?!?!...itu apa ?!?!...) tak henti hentinya mereka berteriak sementara tangannya terus menunjuk nunjuk manekin suster yang dibawa bang Renggo.

Pendik : " tukang becaknya liat bang ! "

Me : " geger ndik rame !! "

Renggo : " ha..ha... kita ngetem sini dulu deh , pada heboh tuh tukang becaknya "

kehebohan di bawah sana kian menjadi jadi karena teriakan para tukang becak itu mengundang orang orang yang ada di warung untuk ikut berkerumun , mereka pikir ada penampakan suster berbaju putih yang terbang di atas langit " suster iku !!!.... onok suster miber !!!... suster miber !!!.... " (suster itu !!!... ada suster terbang !!!... suster terbang !!!...) kami yang sedang melayang rendah hanya bisa tertawa saja melihat reaksi mereka.

Pendik : " wancik dikiro suster tenanan vig..ha..ha.. "

(wancik dikira suster beneran vig..ha..ha..)

Me : " ha..ha... podo wedi kabeh ndik "

(ha..ha.. pada takut semua ndik)

Steve : " ha..ha..ha.. "

Renggo : " ha..ha... seru kan ?! "

ada kesenangan tersendiri saat melihat reaksi orang orang yang ketakutan itu , sedari tadi kami terus tertawa sementara bang Renggo mulai menggerakkan manekin suster ini kesana kemari. " waa!!!... sustere obah!!... iku sustere iso obah !!.. " (waa!!!... susternya gerak!!... itu susternya bisa gerak !!...) semakin heboh reaksi mereka semakin terbahak pula kami tertawa.

Me : " ha..ha... diapusi gak ngerti ndik "

(ha..ha... dibohongin gak ngerti ndik)

Pendik : " ha..ha... nayamul vig digawe hiburan , wes sueneng aku ngene iki vig "

(ha..ha.. lumayan vig dibuat hiburan , dah sueneng aku kayak gini vig)

ternyata mengerjai orang secara astral bisa menimbulkan kesenangan yang luar biasa , jika suatu saat aku telah menguasai kemampuan Poltergeist pasti akan kulakukan hal yang sama dengan bang Renggo.... akan sangat menyenangkan jika aku bisa mengerjai cewe cewe hingga jejeritan.

Dengan laju agak cepat kami terbang meninggalkan orang orang yang pada heboh tadi , beberapa dari mereka bahkan sempat berlari mengejar manekin Suster ini namun tak satupun yang berhasil.... tak butuh waktu lama kamipun tiba tepat di atas monumen Tugu Balaikota yang tampak dihiasi lampu kelap kelip.

Me : " kita ngapain lagi bang ?! "

Renggo : " kita nyari korban lainnya vig "

sesaat kami mengamati keadaan sekitar monumen Tugu yang tampak lengang , tak ada siapapun yang tengah berada di bawah sana.

Me : " sepi bang , udah kelewat malem "

Renggo : " ya udah vig , kita lanjut ke stasiun... kayaknya masih rame di sono "

berhubung tak menemukan calon korban bang Renggo langsung terbang memimpin kami menuju stasiun kereta yang jaraknya tak terlalu jauh , namun tiba tiba saja " brruuuaakkk !!! " manekin Suster yang dipegang bang Renggo terjatuh ke aspal hingga terlepas kepala dan tangannya.

Pendik : " kok jatuh bang ?! "

Renggo : " haduhh , gw gak kuat megang lagi ternyata ndik "

Steve : " kehabisan energi prana bang ?! "

Renggo : " kayaknya habis ini stiv , tau tau aja tangan gw gak bisa megang lagi... ya udah langsung jatoh manekinnya stiv "

baru kuketahui bahwa membawa manekin itu terbang ternyata menguras energi prana bang Renggo , kini dengan tatapan pasrah ia memandangi manekinnya yang tergeletak di aspal.

Steve : " aku coba ambil ya bang ?! "

Renggo : " lu kuat ngangkat stiv ?! "

Steve : " aku coba dulu bang "

Renggo : " cepetan stiv , ntar keburu keinjek mobil "

dengan tergesa Steve turun ke bawah dan berusaha untuk mengangkat badan manekin Suster itu , sayang usahanya sia sia karena sebuah avanza yang melaju kencang tiba tiba menabrak manekin itu hingga terlempar jauh.

Pendik : " waduh ketabrak bang susternya "

Renggo : " kelamaan nih stiv , kayaknya gak kuat juga dia "

sekejap kemudian Steve kembali melayang ke atas sambil menggenggam kepala manekin Suster yang agak retak , hanya bagian itu saja yang berhasil dibawanya.

Steve : " sori bang , cuma kuat ngangkat kepalanya doang "

Renggo : " ya udah stiv , biarin aja deh susternya ancur "

Kini kami semua terdiam di atas sini sambil mengamati avanza yang menabrak manekin suster tadi , pengemudinya turun dan tampak keheranan dengan benda yang baru saja ditabraknya.

Me : " sopirnya bingung bang , dikiranya abis nabrak orang "

Renggo : " untung yang nabrak mobil vig , kalo motor bisa langsung nyungsep orangnya "

hancurnya manekin Suster itu membuat kejahilan kami harus berakhir lebih cepat , kini bang Renggo mengajak kami terbang kembali ke arah tugu Balaikota.

Steve : " ini kepala suster mau diapain bang ?! "

Renggo : " udah buang aja stiv "

Steve : " buang ke mana bang ?! "

Renggo : " tuh lempar aja ke kolam tugu "

entah kenapa bang Renggo menyuruh Steve membuang kepala manekin suster miliknya , ketika kami tengah melayang rendah di atas tugu balaikota Steve langsung melempar kepala Suster yang dibawanya ke arah kolam " byur ! " terceburlah benda itu diantara bunga teratai yang menghiasi kolam.